BAB 04 : Tantangan dari pacarnya Qeenzha.

11 4 0
                                    

Sore hari tiba begitu cepat. Nathan dan teman temannya masih setia berada di tempat latihan. karena satu minggu team basket mereka akan tampil di turnament besar besaran, yang tentunya memerlukan latihan semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

Terik matahari yang begitu cerah itu lama kelamaan memudar, hilang dan menyisakan warna jingga yang terlihat indah. Kicauan burung terdengar di atas langit, seolah memberi tahu mereka bahwa saatnya mengistirahatkan anggota badan, dari aktivitas yang sangat menguras tenaga.

Bumi duduk di samping lapangan, melihat teman temanya masih bermain basket dengan serius. Mereka terlihat tidak ada lelahnya, padahal sudah hampir dua jam mereka bermain dengan bola berwarna oranye itu. Sampai beberapa menit kemudian, semuanya berhenti dan menghampiri Bumi yang asik duduk santai, sambil bermain ponsel.

"Hari ini latihanya sampai sini aja, makasih udah menyisihkan waktunya. Semoga kita bisa latihan lebih maksimal lagi," kata Nathan, memberi tahu mereka semua.

Keyvano mengangguk setuju, begitu pun dengan yang lain. Sampai tidak lama hening menyelimuti mereka. Nathan tenggelam dalam lamunannya, memikirkan sesuatu yang belakangan ini tiba tiba berterbangan di kepalanya. Membuat cowok itu sengaja menyuruh teman temanya latihan hingga sesore ini, sampai lingkungan sekolah pun sudah sangat sepi. Hanya tersisa mereka saja.

Keyvano yang sadar jika Nathan tiba tiba diam itu, lantas membaringkan badanya di lapangan. Membiarkan kaos nya menyatu dengan debu debu kecil yang berada di lantai.

"Sangat lelah bukan, mending turu dulu, sebelum pulang," celetuk cowok itu. Terlihat tenang selesehan di tempat nya.

"Lo aja sono, yang tidur di sekolah biar di temenin mbak kunti. Gue mah mau pulang," balas Bumi di tempat duduknya.

"Sampai mau magrib kita latihan, gile sih, untung kita tadi sholat asyar dulu," jelas Keyvano. Cowok itu memejamkan matanya sebentar, dengan tumpuan tangan yang menjadi batal kepala nya.

"Kunti nya takut sama gue bum, gue terlalu ganteng," tambah Cowok itu, membelas perkataan Bumi.

"Kunti nya, emang bakal takut, lo kan serem, melebihi genderewo," balas Bumi sambil menenguk minumannya.

"Nath,"

Nathan menoleh, saat Andra memanggil cowok itu.

"Kenapa?" tanya Nathan, berhasil membuat Keyvano membukakan matanya kembali.

"Pacar nya namanya sapa?" tanya Keyvano asal nimbrung.

"Lo ga di ajak tau ga," sela Bumi.

"Apasih, lo juga jangan ikut ikutan," serangnya tidak suka.

Cleon memutarkan matanya malas. Merasa lelah melihat mereka berdebat sepanjang hari.

"Gue gak ngurusin," jawab Nathan singkat dan dingin.

Keyvano menyeringai punuh curiga. "Lo cemburu ya? Ngaku Nath," katanya.

"Gue ga ada hak buat cemburu, udah jangan bahas dia. Kita pulang," putus Nathan berdiri dari tempat duduknya.

"Namanya Agares," kata Cleon sengaja.

Andra hanya berdeham dan Bumi mengerutkan halisnya. Seolah nama itu tidak asing di telinga nya. Sedangkan Nathan hanya diam, sambil memperhatikan perubahan wajah Bumi, dan menunggu cowok itu berbicara sesuatu.

"Lo kenal?" tegur Nathan kepada Bumi.

"Dia Anak geng motor? Eh bentar, kok namanya kayak pernah denger yaa...." ucap Bumi berpikir keras.

"Ck! Udah pulang, ga penting bahas orang kayak dia," sela Cleon. Memotong Bumi yang baru saja akan berucap sesuatu.

"Ayok balik woy! Gue udah laper," teriak Keyvano, rupanya cowok itu sudah lebih dulu pergi menuju parkiran.

"Eh Kunci berkarat! Tungguin gue," teriak Bumi, berlari menyusul Keyvano. 

Andra menoleh sebentar ke arah Nathan, cowok itu lalu pergi menghampiri Nathan yang masih membereskan bola basket.

"Nath, pulang kemana?" tanya Andra dan di sana Cleon masih menunggu keduanya.

"Kalian duluan aja, gue mau ambil buku di perpus," balas Nathan, sibuk meletakkan bola basket ke tempatnya.

"Gila lo? Ini udah mau malem, mending balik lah," keluh Cleon.

"Nanti aja ambilnya, kita balik sekarang, udah bau matahari badan lo," celetuk Andra enteng. Dan sialnya cowok itu benar.

Nathan membuang nafasnya dalam dalam, sebenarnya ia tidak mau pulang ke rumah. Cowok itu masih ingin berlama lama disini atau di luar. Tapi rasanya hari ini, nathan perlu pulang ke bangunan yang orang orang sebut rumah itu.

"Yaudah ayok," final Nathan berjalan mendahului mereka.

"Gas!" sahut Cleon dari arah belakang.

❢❢❢

"NATHAN!"

Lima motor yang hendak keluar dari area sekolah itu berhenti. Mereka semua menoleh ke sumber suara yang memanggil Nathan, dan itu adalah anak baru dan kawan kawanya. Tepatnya pacar nya Taniskha Queenzha, cewek yang hari ini adalah mantan kekasih seorang Nathan.

Andra mendengus malas di motornya, baru saja ia senang karena akhirnya akan pulang. Tapi seseorang tiba tiba datang, menjeda mereka untuk pergi.

"Kalian belum pulang?" tanya Cleon basa basi.

"Belum," balas salah satu dari mereka.

"Kita nunggu lo semua,"

Mengerutkan halisnya dalam dalam, dan saling menoleh satu sama lain. Apa katanya, menunggu mereka selesai latihan.

"Apa mau lo? Cepet kita mau pulang!" gerutu Keyvano. Mulai dongkol.

"Gue nantang Nathan, buat balapan," celetuk Agares, menatap Nathan dengan intes.

Nathan tidak menoleh, cowok itu setia di motornya, tapi matanya menatap ke belakang melalu kaca spion. Di sana ada Qeenzha yang terlihat anteng, duduk di jok motor pacarnya. Ada rasa iri menyelinap di hati Nathan. Dulu itu... Qeenzha yang selalu duduk di jok belakangnya, tapi sekarang tidak.

Bumi terbelalak kaget, baru kali ini seorang kapten basket yang hobi nya berkutat dengan bola berwarna oranye itu, di tantang balapan oleh seseorang yang merupakan anak baru.

"Kita ga punya waktu," balas Andra ketus.

"Gue nanya sama kapten lo," jawab Agares, sedikit kukuh.

"Nath, gimana, lo Terima tantangan  nya?" tanya  Cleon, menoleh ke arah Nathan.

"Eh, lo ada masalah apa sih, tiba tiba nantang Nathan hah!" serang Keyvano, tidak suka.

Nathan menoleh ke arah Keyvano, wajar jika Keyvano terlihat marah. Di antara teman temanya, hanya Keyvano yang sudah dekat lama dengan Nathan. Dan hanya dia yang tau rahasia cowok itu, tapi...

"Gue terima, tantangan dari lo," tandas Nathan. Tanpa menunggu jawaban dari Agares. Cowok itu langsung melajukan motornya.

Queenzha diam diam melihat kepergian Nathan. Menatap nanar punggung cowok itu yang sudah hilang tertelan jalan.

"Kenapa tiba tiba ngajak dia buat balapan?" tegur Queenzha.

"Gue cuman mau nunjukin kalo disini, cuman gue yang pantas milikin lo Queen," usul Agares tegas.

Tidak ada jawaban dari Queenzha, cewek itu hanya diam. Sampai tidak lama getaran handphone di saku jasnya, membuat tanganya meraih benda itu. Detak jantung Queenzha terasa berhenti satu detik. Saat membaca pesan yang baru saja masuk.

_Sejauh apapun Tuhan memisahkan kita. Kalo jodoh lo itu gue, tuhan bakal balikin lo ketempat asalnya. Inget Queen, orang tua kita punya janji.

Begitu isi pesan yang di kirim oleh seseorang, untuk Taniskha Qeenzha.

NATHANISKHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang