BAB 20 : kecelakaan?

8 1 0
                                    

Hujan deras turun membasahi kota. Hawa dingin yang mendominasi itu seperti membunuh sebagian ubuh Queenzha, yang masih di baluti kain kasa. Bel pertanda pulang sudah berbunyi. Queenzha berniat untuk pergi menemui Nathan, tapi niat nya di patahkan karena hujan yang datang secara tiba tiba. Cewek itu hanya mampu berdiam diri di Koridor lantai satu sambil memandangi air yang berjatuhan.

"Nathan lama banget," keluh nya sedikit kecil.

Ternyata benar, nama cowok itu terdengar seperti obat pagi Queenzha. Hanya dengan menyebutkan namanya saja, queenzha sudah merasa baik baik saja. Tubuh nya yang menggigil kedinginan itu tiba tiba menghangat, seperti ada Nathan yang memeluk nya dari belakang.

"QUEENZHA!"

Queenzha menoleh ke kanan, di sana Affa berlari menghampiri nya, ada Bumi juga yang mengikuti nya dari belakang, ah ya, Queenzha lupa kalo dirinya tadi memang di suruh menunggu mereka yang tiba tiba di panggil untuk menemui wali kelas.

"Ayok pulang, sorry lama, eumm... Luka lo ga apa apa kan? Nanti kita ke rumah sakit aja, gue takut makin parah," usul Affa terlihat begitu mengkhawatirkan keadaan Queenzha.

"Gue aman kok, gak usah di bawa ke rumah sakit segala," balas Queenzha yakin. Meski sebetulnya sejak tadi dirinya menahan perih, karena darah di lututnya tak kunjung berhenti.

"Darah lo netes terus Queen, udah ayok pulang, pake mobil Bumi biar cepat,"

Karena hanya ada Bumi sebagai seorang lelaki, maka mau tidak mau dialah yang harus mengantarkan dua bersahabat ini ke rumah sakit dan ke rumah mereka. Bumi hanya mengangguk sambil tersenyum, tidak butuh waktu lama mereka pergi ke parkiran melalui jalan pintas. Yang tentunya tidak akan terkena air hujan.

"Nathan jangan sampe tau," kata Bumi setelah masuk kedalam mobilnya.

Queenzha tidak menjawab, cewek itu asik diam, menikmati pemandangan sejuk saat hujan di sore hari seperti ini. Tidak ada yang lebih indah dari hujan mungkin itu yang ada di pikirkan Queenzha. Namun, tidak lama kemudian cewek itu tiba-tiba menggelengkan kepalanya sambil kedua tangan yang meremas kuat ujung jas nya. Tangan Queenzha sedikit bergetar di sana.

"Lo kenapa?" tanya Bumi, yang tengah fokus mengemudi.

Affa yang duduk di belakang pun bisa melihat, bagaimana tubuh Queenzha bergetar seperti ketakutan. Cewek itu sedikit tersenyum pedih. Ternyata kenangan mengerikan itu masih abadi dalam ingatan sahabatnya. Affa sedikit kesian dengan Queenzha harus terus mengingat kejadian itu saat ia terlalu lama menatap hujan. Kejadian dimana dirinya hampir di kotori oleh Agares sampai membuat Abang Queenzha terbunuh oleh lelaki itu. Affa sangat ingat bagaimana skenario di masa itu. Dan Queenzha yang terus meraung menangis sambil memanggil nama Nathan.

Mobil Bumi berhenti di tepi jalan. Dekat halte bus yang terlihat sudah tua, dia menoleh ke arah Queenzha yang masih diam dengan keringat dingin yang membasahi tanganya.

"Queenzha, lo aman kan?" tanya Bumi, mendekatkan sedikit wajahnya ke arah Queenzha.

"Gue pengen ke Nathan," katanya.

"Tapi kita harus ke dokter dulu, buat ngobatin luka lo," jelas Affa dari belakang.

"Nanti gue telepon Nathan, suruh dateng temui lo,"

Queenzha akhirnya mengangguk, saat mendengar ucapan dari Bumi. Dan mereka pun kembali melaju dengan hati hati menuju rumah sakit.

Ketenangan mulai tercipta di mobil itu, Bumi yang terlihat fokus mengemudi, Queenzha yang terlihat anteng melihat setiap bangunan bangunan tinggi yang mereka lewati begitu dengan Affa, yang asik dengan novel tebal nya. Mereka bertiga sibuk dengan dunianya masing masing sampai tidak lama kemudian. Pandangan Bumi kembali jatuh ke kaca Spion. Dari arah belakang terlihat motor Agares dan Geng nya tengah melaju cepat mengikuti nya.

"BUMI BERHENTI KAGAK LO!"

Queenzha jelas kaget, saat mendengar suara umpatan itu. Cewek itu menoleh ke samping, terlihat ada seseorang yang mengedor ngedor kaca mobil Bumi. Tapi cowok itu tetap fokus melajukan kecepatan mobilnya.

"BERHENTI ATAU GUE LEMPAR BATU INI KE KACA LO!"

Bumi seolah tuli, mobil itu semakin melaju dengan hebat. Tidak peduli dengan dua orang wanita yang ia bawa. Di luar sana, tangan Agares mengepal begitu kuat. Cowok itu meraung kesal karena Bumi tidak mau menurutinya.

"Mereka kenapa kejar kita sih?" Kata Affa panik.

"Segitunya Agares, cinta sama Queenzha. Sampai berani ngelukain orang orang," tambah Affa. Sedikit dongkol.

Sore hari ini, mobil Bumi seperti tengah balapan besar besaran dengan para anak geng motor. Agares masih setia mengejarnya. Sesekali cowok itu menembak sebagian mobil Bumi namun meleset.

"BUMI BERHENTI!"

Tangan Agares berhasil memecahkan kaca belakang mobil Bumi, membuat Affa yang  duduk di belakang merintih kesakitan, karena serpihan kaca yang mengenai kulit cewek itu.

"Dia udah gila sama cinta, dia obsesi. Dia berhak mati, turun Bum, kita habisin!" gerutu Affa geram.

Di tempatnya Bumi menggeleng, Ia tidak akan segila itu bertarung melawan Agares dengan seorang wanita.

"Tambrak pohon yang di depan," bisik Queenzha tiba tiba.

Bumi menoleh dengan tatapan tidak percaya. "Lo gila, itu sama aja kita bunuh diri," kata cowok itu.

Queenzha menatap Bumi tajam. Mata cewek itu berkaca kaca dadanya terasa panas entah apa yang ada di dalam pikirianya, ia hanya ingin mati bersama mereka. Agar tidak kesepian mungkin terdengar lucu tapi hanya itu jalan satu satunya untuk menghindar dari manusia gila seperti Agares.

DOR!

Affa menutup telinga rapat rapat, saat suara tembakan menggema bagai petir yang bersenang senang di atas langit. Bumi yang sadar jika geng nya Agares berhasil menembak salah satu Ban mobil nya itu, mau tidak mau cowok itu harus mencari tempat yang aman untuk menghentikan mobil ini, bumi tidak ingin mati sia sia karena ulah Agares.

"SEKALI LAGI LO KAGAK BERHENTI, GUE TEMBAK TIGA BAN MOBIL LO ITU BUMI!"

Suara Agares terdengar jelas di telinga Bumi. Tangan lelaki itu mengerat di stang. Sedikit bergetar sampai tidak lama, mobil mereka berbelok dan menabrak  pohon mangga yang berada di samping jalan.

"BUMI!" teriak Affa dari belakang.

Mobil Bumi hangus di tempat, cairan warna hitam dari mobil itu terlihat mengalir membasahi jalanan menyatu dengan air hujan. Tidak ada yang sadarkan diri_larat ada Bumi yang masih setengah sadar. Cowok itu melihat ke arah tempat duduk Queenzha. Di sama cewek itu sudah tidak bedaya. Lalu Bumi menoleh sedikit kebelakang, di sana Affa menunduk dengan darah yang begitu banyak.

Bumi tersenyum getir dengan tangan nya yang mengepal begitu kuat. Ini semua ulah Agares. Cowok itu yang membuat nya harus melakukan hal gila seperti ini.

Satu menit berlalu sampai ambulance datang menghampiri mobil itu, tubuh Bumi, Affa, Queenzha. Di bawa ke dalam mobil yang berbeda beda. Ada seseorang yang melihat bagaimana mobil itu menabrakkan dirinya sendiri guna menghindari aksi balapan dengan para Geng motor. Bumi bukanya lemah karena tidak melawan, dia membawa dua cewek yang jelas harus tetap baik baik saja. Karena mungkin jika Bumi berhenti, entah Queenzha atau Affa ada yang mereka bawa dan tentu itu tidak akan Bumi biarkan terjadi.

"Nath, Queenzha aman."

NATHANISKHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang