BAB 06 : menang.

9 3 0
                                    

Riuh dan mencengkam, dua kata yang mampu mendeskripsikan seperti apa suasana tengah malam, di jalanan yang masih ramai di pijaki oleh manusia manusia yang tidak berteman baik dengan hidup mereka. Membuat semuanya lari mencari kebebasan. Seperti malam ini, mereka masih melakukan hal yang sama, kegiatan balapan itu sudah menjadi makan sehari hari mereka, menjadi pelampiasan dari segala kegundahan yang menyelimuti diri nya masing masing.

Andra menatap lurus ke depan, matanya menajam, kala melihat siluet dua motor yang melaju begitu cepat. Dan dia yakin itu adalah Nathan dan Agares yang tengah asik berperang. Merebut garis finish yang tidak jauh dari arah mereka.

Teriakan demi teriakan menggelora di bahwa langit hitam tanpa bulan. Benda langit yang tadi bersinar paling terang itu hilang tertutup awan. Membiarkan semesta menjadi gelap gulita.

"TERABAS AJA EL! MATI JUGA GA APA APA, YANG PENTING LO MENANG!" teriak Keyvano. Cowok itu sedari tadi yang paling heboh. Melihat balapan yang benar benar mencengkam ini.

Tangan Andra mendarat di pundaknya, cowok itu sedikit memukul pundak Keyvano untuk bersikap biasa saja.

"Gak usah teriak," tegur nya dingin.

"Malem ini jadi cowok cool key, jangan alay kayak tadi, harus Berdamege," kata Bumi, sambil merapikan rambutnya dengan sisir.

"Lo, bawa sisir segala, mau ngapain? Caper," Cleon bergedik ngeri melihat Bumi yang sok keren itu.

"Ganteng gue kayak sia sia, kalo ga di pamerin," balas Bumi santai.

"Cuman ada Qeenzha, nyawa lo ga aman kalo cari muka ke dia, pawang nya ada dua," jelas Cleon. Berhasil membuat Bumi memutarkan matanya.

"Tu ada, yang lagi diem nunggu dua motor datang ke garis finis." kata Keyvano, menunjuk ke arah depan dengan jempolnya. Ia harus mencari aman di tempat yang penuh mata mata ini.

"Dia udah punya," balas Bumi.

"Siapa emang?" tanya Cleon sedikit ingin tau.

Andra yang menyimak perbincangan tidak penting itu mendecak. Ia menoleh ke arah teman temanya dengan tatapan tajam.

"Iya Dra, gue diem," sahut Bumi. Paham maksud dari tatapan Cowok itu.

"WOY, UDAH DEKET!" Keyvano berteriak heboh. Saat mata nya menangkap motor Nathan dan Agares berada di tempat yang sangat dekat.

Melihat dua jagoan mereka sudah tiba. Teriakan teriakan itu semakin kencang. Queenzha yang asik duduk di tempatnya pun ikut panik.

"NATHAN MENANG WOYY! KAPTEN GUE TUH, JAGO KAN, HAHAHAH,"

Tangan kanan Andra dengan cepat membekam mulut temanya itu, menarik tubuh Keyvano yang hendak akan berlari ke depan.

"Jangan malu maluin!" gumam Andra geram.

Motor Nathan berhasil sampai lebih dulu ke garis finish,  cowok itu membuang nafas nya dalam dalam saat rasa sesak sempat menguasai nya. Dari arah samping Agares melepas Helm Full face nya, cowok itu lalu turun dari motor dan menghampiri Nathan yang setia nangkring di tempat dengan helm yang masih terpasang rapih.

"Selamat, gue akui kemenangan lo. Ternyata lo gak hebat soal basket doang ya?"

Nathan kali ini menerima uluran tangan dari Agares. Dari arah jauh matanya melirik ke tempat Queenzha duduk. Cewek itu masih setia duduk di motor milik Agares. Karena kekasihnya ini balapan memakai motor temanya. Ada tekad tinggi di dalam hati Nathan, yang sudah tumbuh sejak pertama kali ini berdiri di sini. Tak lain adalah membawa ratunya kembali dalam genggamannya. Membawa kabur dari dunia gelap yang mengerikan ini. Tapi Nathan sedikit paham jika ini bukan waktu yang tepat.

NATHANISKHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang