BAB 07 : Payah.

12 2 0
                                    

Nathan merebahkan dirinya di tempat tidur, cowok itu menatap langit langit kamar nya, sejenak pikiran nya kembali mengingat cerita dari Bumi. Kemarin sore, setelah mereka pulang dari latihannya. Bumi berkata kalo Agares adalah pacarnya Queenzha. Mereka sudah berhubungan cukup lama, tentunya itu dari Nathan dan Queenzha masih punya ikatan juga. Jujur saat mendengar nya, ingin sakali Nathan tinju wajah Bumi. Karena cowok itu rupanya tau dan baru cerita kemarin. Apalagi saat mendengar kalo Agares mencuci otak nya Queenzha. Manghasut dirinya untuk meminta mengakhiri hubungan antara Nathan dan Queenzha. Jujur itu bener bener mambuat dia murka.

"Dia pacar nya Queenzha, yang lo cari cari itu. Queenzha di ancam kalo gak nerima Agares, cowok itu juga yang berhasil mencuci otak Queenzha, supaya bisa balik lagi ke dunia gelap nya. Dan nyuruh dia buat mengakhiri hubungan nya sama lo,"

"Dan lo lihat kan? Bagaimana kukuh nya Queenzha, buat ngakhiri hubungan kalian? Ya itu ulah Agares. Kalo Queenzha gak nurut, lo yang bakal Agares bunuh."

"Karena Queenzha gak mau lo terluka. Dia akhirnya nurut dan kalian selesai,"

Begitu cerita Bumi, kemarin sore saat mereka tidak sengaja bertemu. Nathan tahu soal ancaman jika dirinya akan di bunuh. Dia tau soal Queenzha yang begitu takut saat mendengar ancaman tersebut. Tapi Nathan belum tau siapa yang melakukan ini. Sampai Bumi akhirnya bercerita semua nya hingga membuat Nathan tahu, siapa orang di balik ini.

Nathan awalnya tidak yakin. Jika Agares adalah pacarnya Queenzha, anak geng motor itu, mustahil jika Queenzha tertarik dengan cowok nakal. Tapi saat melihat Queenzha dan Agares satu motor di tambah dengan cerita Bumi. Nathan akhirnya yakin dengan keraguan nya, jika memang benar Agares lah kekasih Queenzha itu.

Tapi, kenapa Queenzha bisa luluh secepat itu.

"AGARESIALAN!" pekik Nathan setelah tenggelam dari lamunan nya.

Cowok itu melemparkan bantal yang berada di samping nya. Setelah puas melempar semua yang ada di tempat tidurnya, barulah ia memukul keningnya beberapa kali, merutuki dirinya yang begitu bodoh.

"BODOH BANGET SIH LO NATH! KENAPA LO DIEM AJA! KENAPA LO GAK CARI TAU SOAL INI, KENAPA LO MALAH DIEM KEK PATUNG, KAYAK ORANG BODOH, AKGHH!"

Nathan meraung, menyalahkan dirinya yang hanya mampu diam saja seperti orang bodoh. Mengiyakan kemauan Queenzha di masa itu, tanpa mau mencari tahu siapa yang membuat Queenzha berani melakukan nya. Cewek yang Nathan kira tidak akan mudah di hasut itu ternyata segampang itu untuk di cuci otaknya.

"Harus nya, gue cari tau apa penyebab lo mau putus dari gue. Harusnya gue cari tau semuanya!"

Nathan mendudukkan dirinya di lantai, bersandar ke tembok dengan kepalan tangan yang masih kuat.

"Salahkan diri mu, bukan Queenzha."

Ekor mata Nathan melirik ke samping, ke arah ambang pintu yang terbuka. Cowok itu membuang nafas nya dalam dalam, berusaha menenangkan dirinya yang terbakar oleh amarah.

"Nathan gak menyalahkan Queenzha. Dari awal memang salah Nathan. Nathan gak cari tau penyebab nya. Dan milih fokus ke basket," jelas Nathan tidak bohong.

"Cinta itu butuh prioritas juga. Queenzha mungkin menunggu mu untuk datang lagi, Tapi nyatanya kamu pergi menghilang, dan itu tentu akan membuat Queenzha berpikir bahwa kamu telah sakit hati kepada nya,"

Penjelasan itu membuat Nathan terdiam, sedetik kemudian cowok itu tersenyum pahit, ia menundukan pandangnya ke bawah, dengan satu telapak tangan yang menutup wajah nya.

"Tadi kamu menang balapan nya?" tanya orang itu, tidak lain adalah Bunda nya Nathan.

Nathan mengangguk sebagai jawaban. Bunda tersenyum tipis, wanita itu mengelus punggung anak nya yang tertunduk. Melihat Nathan yang tengah membenci dirinya sendiri karena telah menjadi Lelaki pengecut atau pecundang, entahlah yang penting Nathan merasa dia ada di antara keduanya.

NATHANISKHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang