BAB 19 : Dia yang tidak boleh terluka

6 1 0
                                    

Sesampainya di tempat turnament. Tempatnya di SMA BUANA sekolah paling bagus nomor dua dari SMASENA. Nathan memandangi gedung tinggi itu dengan seksama. Dada nya berdetak tidak normal, ini baru sampai, tapi hati seorang kapten itu sudah tidak tenang. Ia takut ada sesuatu yang terjadi saat pertandingan di mulai, di tambah lagi, mereka latihan tidak sehebat lawan. Meskipun Nathan tidak tau, cowok itu hafal betul siapa lawan nya kali ini di turnament  tingkat provinsi.

"Nathan, bismillah dulu, kita berdoa yang terbaik buat team kita," ucap Pak Ridwan. Muncul dari arah belakang.

Nathan menoleh sambil menampilkan senyuman manisnya. Di tempat lain Keyvano melihat bahu Nathan sedikit bergetar. Ada satu hal yang membuat cowok di depan nya ini terlihat gelisah dalam diam.

"Jangan panik dulu, jangan banyak pikiran, lo ketua di sini Nath," Itu suara Keyvano terdengar tegas.

"Gue lagi gak banyak pikiran, udah ayok masuk," ajak Nathan, yang langsung di angguki oleh mereka.

Langkah sebagian warga SMASENA, masuk ke arena Turnament. Hadir nya berhasil di sambut ramah oleh orang orang yang sudah duduk di tempatnya masing masing. Sorakan demi sorakan terdengar nyaring memasuki telinga Nathan. Membuat cowok itu sedikit gugup.

"Akhirnya, yang kita tunggu tunggu telah tiba. Mari kita sambut SMA NAWASENA dan team basket andalannya, beri tepuk tangan yang meriah!"

Tepukan itu terdengar, seperti melodi indah yang menggema di siang hari. Mereka tersenyum dan berterimakasih. Sampai beberapa menit kemudian mereka di antar keruangan khusu untuk SMASENA  beristirahat.

"Gue khawatir Queenzha."

Dalam perjalanan menuju ruangan itu, Nathan berceletuk kecil. Pikiranya tidak pernah bisa bohong, sejak tadi ia berangkat. Nathan terus memikir Queenzha. Karena saat Agares meminta nya untuk membawa Queenzha. Ada pesan tersirat yang cowok itu berikan kepada Nathan.

"Belum mulai Nathan, dia bakal baik baik aja kok," kata Cleon.

"Gue takut dia kenapa napa, Agares bukan orang baik,"

"Dia sodara lo kan?"

"Gak sudi!"

Langkah kaki Nathan semakin melebar, cowok itu membuka ponselnya dan mengetik sesuatu dan mengirim nya ke seseorang, tidak ada satupun manusia yang aman jika sudah melukai miliknya.

✰✰✩

Di sekolah, bumi berjalan santai memasuki area kantin. Suasana di tempat ini belum cukup ramai, karena bel istirahat belum berbunyi. Ia hanya bolos_larat di kelasnya jam kos, dan dia sangat bosan. Jadi akhirnya Bumi memutuskan untuk pergi ke kantin. Dengan Affa yang diam diam mengikuti nya dari belakang.

Bumi yang menyadari itu, Lantas menghentikan langkahnya, cowok itu menoleh ke belakang, di sana Affa nyengir tanpa dosa karena mengikuti nya sembunyi sembunyi, jika di lihat ketua OSIS terus di tuduh apa apa, itu sangat menyusahkan.

"Kenapa, lo ngikutin gue?" tanya Bumi. Tangan Affa langsung menarik Bumi untuk duduk di salah satu meja kosong yang berada di kantin.

Mereka duduk di pojok. Di sini Affa menoleh ke sana kemari, seperti memastikan jika tidak ada orang.

"Kenapa Fa?" tanya Bumi lagi.

"Lo mau ngajak gue pacaran?" celetuk Bumi kepedean.

"Pede banget jadi orang," balas Affa cepat.

"Terus apa?" Bumi memutarkan matanya malas.

"Queenzha belum balik lho, ini udah dua jam lebih, di telepon, di chat, juga gak aktif nomor nya. Gue takut Agares apa apain Queenzha lagi," tutur Affa dengan paras yang tidak bohong. Terlihat sekali ada ketakutan di netra coklat gelap itu.

NATHANISKHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang