BAB 11 : ribut

4 1 0
                                    

Cinta itu rupanya sangat bahaya, ia akan membunuh akal manusia, Saat rasa itu semakin membakar akal pikiran seseorang. Tidak peduli apa yang akan terjadi, cinta akan membisik kepada hati manusia untuk terus melangkah mengejar sosok yang ia incar. Melakukan berbagai macam cara untuk mendapatkan nya kembali, tanpa hambatan.

Seperti hari ini. Nathan rupanya masih memiliki nyali besar untuk bertemu dengan Queenzha. Cowok itu seolah mendadak amnesia soal mantan nya yang sudah memiliki kekasih.

"Nyawa lo ada berapa?" tanya Queenzha dingin.

Nathan terkekeh kecil, cowok itu membuka helm full face nya, lalu menoleh ke arah Queenzha yang berdiri di depan gerbang rumah nya.

"Memang nya, apa yang bakal terjadi, kalo gue mulai ngedeketin lo, gue perlu tau itu," jelas Nathan.

Di tempat nya Queenzha memutarkan mata nya malas.

"Lo gak perlu tau, mending pergi dari sini sekarang. Males liat wajah lo lama lama," ungkap cewek itu ketus.

Nathan masih diam di  tempat, cowok itu seperti tidak mau pergi dari hadapan Queenzha. Memang apa salahnya jika Nathan yang ingin mengobati rasa rindu nya kepada Queenzha. Itu tidak salah, dan satu lagi, dia tidak akan takut kepada Agares.

"Lo denger ga?" tegur Queenzha. Saat sadar Nathan melamun.

"Gue sadar kok, kenapa lo keliatan takut banget?"

Nathan tidak bohong, sejak tadi diam diam ia memperhatikan gerakan tubuh Queenzha, yang terlihat seperti orang ketakutan. Tangan cewek itu pun sedikit bergemetar. Memang apa yang akan terjadi jika Agares tau.

"QUEENZHA!"

Teriakan seseorang membuat keduanya menoleh, di sana Affa berjalan  menghampiri mereka berdua. Cewek itu pun sedikit tersenyum kecil guna menyapa Nathan. Di sini Queenzha terlihat membuang nafas nya dalam dalam, hingga mampu membuat Nathan tersenyum kecil. Pikiranya kembali membayangkan tentang apa yang akan terjadi setelah ini. Apa dia salah besar telah berani mendekati Queenzha kembali.

Affa memegang tangan Queenzha erat, cewek itu menoleh ke arah Nathan dengan senyuman yang begitu sopan.

"Kita berangkat bareng, lo duluan aja Nath," kata Affa. Berhasil membuat Nathan curiga.

"Kenapa Fa?" tanya Nathan kecil.

"Queenzha bakal baik baik aja, lo mending duluan aja oke,"

Tidak ada  bantahan lagi, Nathan menoleh kecil ke arah Queenzha yang berdiri di belakang Affa. Cewek itu menundukkan kepalanya begitu dalam dan kepalan tangan yang terlihat begitu kuat.

"Gue duluan," kata Nathan. Pergi meninggalkan mereka berdua.

"Lo gak apa apa?" Suara Affa mengecil saat Nathan sudah pergi.

"Agares bakal nyiksa gue lagi?"

"Gak akan, gue jamin itu, dia gak akan nyiksa lo, ini salah Nathan, bukan lo."

"Fa, Nathan kalo marah serem, gue gak mau dia lepas kendali gara gara ini,"

"Mereka gak akan marah besar kok,"

"Semoga,"

Tangan Nathan meremas kuat stang motor nya, mata cowok itu menajam bak belati yang baru saja di asah. Dia tidak tuli dengan apa yang baru saja mereka katakan.

✰✰✰

Agares berjalan cepat menghampiri Nathan, saat cowok itu baru saja tiba, di parkiran. Pagi cerah ini suasana sekolah sudah cukup ramai. Hawa tenang yang hadir sedikit memberi celah untuk Nathan menghirup udara segar, sebelum sebuah tangan melayangkan pukulan keras ke bagian rahangnya.

Tubuh Nathan hampir saja terjatuh dari motor, jika tidak buru buru ia tahan. serangan yang begitu spontan membuat nya sedikit terkejut.

"Apa masalah lo, tiba tiba mukul Nathan hah!" sosor Bumi yang baru saja tiba di sekolah.

Agares mendecih tidak suka, cowok itu tertawa hampar dan menunjukkan ke arah Nathan, yang masih nangkring di motornya.

"Lo gak tau? Kapten lo itu udah berani bikin gue marah!" bentak Agares, tajam.

"Biasa aja, gak usah dengan cara kekerasan, gue ngajak Queenzha pulang bareng, karena gue liat pacar lo itu gak bahagia sama lo," tutur Nathan. Turun dari motornya.

Langkah kaki Agares kembali maju kedepan, berusaha untuk menghajar habis habisan Nathan. Namun, nihil usahanya sia sia, tenaga Bumi yang berdiri di depan Nathan terlalu kuat. Sampai emosi cowok itu terbuang sia sia.

Nathan yang melihat Agares dengan wajah merah padam nya itu. hanya bisa tertawa kecil. Jadi apakah ini yang akan terjadi, dirinya akan menjadi samsak emosi Agares, karena telah berani mendekati pujaan hatinya.

"Kendaliin emosi lo!" serang Bumi, mendorong kuat tubuh Agares.

Nathan menoleh ke arah cowok itu, memperhatikan setiap gerak gerik Bumi, yang sejujurnya tidak ada hal untuk di curigai. Tapi malam itu, matanya tidak buta. Ia benar benar melihat mobil Bumi, kalo memang Bumi memihak Agares mana mungkin cowok itu sekarang terlihat marah, saat Agares dengan tidak tau dirinya tiba tiba memukul wajah tampan milik Nathan.

Agares mendecak kesal, tangan nya meraih kuat kerah baju Bumi.

"Gue peringatin ke lo dan Ketua lo itu, kalo sampai mata gue, telinga gue, denger nama Queenzha dan Nathan. Hidup lo berlima gak akan aman!" ancam Agares mutlak.

Nathan smirik kecil di tempatnya, cowok itu kemudian berjalan menghampiri Agares. Menatap si sok keren ini dalam dalam.

"Dan... Kalo telinga gue denger, tangan lo ngelukain Queenzha, alat lo gue potong," ancam Nathan, kecil hampir seperti bisikan.

Agares melotot tajam di sana, tangan nya kembali mengepal begitu kuat, sampai urat urat nya terlihat. Sedangkan Bumi dan teman Nathan yang baru sampai, hanya diam menahan tawa.

"Gue benci lo sama Queenzha, jangan ngusik dia, kalo lo mau, mantan kesayangan lo itu aman,"

Nathan mengangguk paham, matanya lalu menoleh kedepan, tepatnya ke gerbang sekolah. Di sana Queenzha dan Affa sudah sampai, tidak lupa ada Melia juga, adiknya Cleon. Sedetik kemudian, nathan pergi begitu saja meninggalkan Agares. Tanpa menjawab kalimat yang baru saja cowok itu lontarkan.

Merasa kesal karena telah di abaikan, kaki Agares dengan santai menendang kuat motor Nathan.

"BAJINGAN!" teriak Agares di tempat nya.

NATHANISKHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang