Hayu lanjut lagi
Komen lah kali-kali sepi amatt yaa
Vote juga ya semakin cepat mencapai target semakin cepat juga up nya
Happy reading
🐶🐶🐶🐶
Seperti yang di katakan oleh Bagas beberapa hari lalu, hari ini mereka sedang dalam perjalanan menuju gedung tinggi milik keluarga khalifi. Di temani oleh kedua temannya Devin terlihat santai tidak nervous samasekali. Di dalam mobil ini hanya ada supir kepercayaan keluarga khalifi lalu di sebelah supir ada bodyguard yang menjaga mereka di belakang ada Devin, Dareen dan Adam. Levin bersama Raka dan Zidan berada di mobil yang berbeda atas perintah grandpa nya agar tidak ada yang curiga.
Akhirnya mereka pun sampai di gedung itu dan langsung memasukinya, di sana juga terlihat ada banyak wartawan yang terus mengikuti mereka. Itu yang membuat Levin tidak nyaman apalagi saat ini dia menggunakan kursi roda dan di dorong oleh Devin
"Dek naik ke lantai lima belas" perintah Levin, Devin hanya mengiyakan lagian dia belum pernah datang ke tempat ini. Temannya dan teman kakaknya juga mengikuti mereka berbeda dengan orang tua mereka yang sedang menyiapkan sesuatu untuk menyambut kehadiran salah satu penerus khalifi grup
"Wow ini ruangan siapa" tanya Devin dia takjub dengan ruang besar ini apalagi ini di lantai lima belas yang tentu saja memiliki pemandangan yang sangat menakjubkan bagi Devin
"Lebih tepatnya gedung ini punya gue" jawab Levin dengan bangga
"Wah anjir pak bos makin kaya aja perasaan" ucap Raka dia sudah pernah masuk ke gedung ini tapi dia baru mengetahui bahwa gedung ini milik bos nya
"Gitu doang gue juga punya kali" jawab Dareen sedikit mengejek pada Raka
"Punya apa lo" -Raka
"Punya restoran dan beberapa cabang di luar kota atas nama Dareen Emanuel" jawab Dareen sambil melipat kedua tangannya di dada
"Heleh restoran mah bagi gue cuma sampingan, gue punya beberapa gedung hotel di luar kota atas nama gue" -Adam
"Cih pada pamer, gue juga punya kali gue CEO di kantor utama papah gue" -Raka
"Gue pemilik pabrik batu bara" -Zidan
Devin menyimak dia tidak ikut berbicara apa yang mau Devin pamerkan, tapi Devin tidak berkecil hati cuma agak insecure aja ternyata teman-temannya adalah pengusaha padahal umur mereka baru belasan tahun
"Cih berisik lo pada" Levin muak pada teman-temannya karena membahas tentang harta padahal Mereka tau bahwa Devin belum punya apapun untuk di pamerkan, padahal mah dia yang mulai hadeh
"Tau nih malah pada halu, lo juga kan yang mulai" ucap Devin jutek, dia memilih untuk duduk di sofa yang tersedia diruangan itu
"Halu cenah bentar lagi lo juga bakal punya gedung kantor kayak gini Dev, gue jamin" -Raka
"Bodo amat ah gak penting" jawab Devin, lalu dia menutup matanya dia ingin beristirahat sejenak mengacuhkan teman-temannya dan kakaknya
"Fira tolong bawakan beberapa minuman dan cemilan ke ruangan saya" ucap Levin pada telpon kantor yang dia pegang
"Baik pak"
Mereka berlima memilih melakukan apa yang Devin lakukan yaitu tidur, tapi tidak dengan Levin dia memilih membuka laptopnya melihat apakah ada sesuatu yang harus dia kerjakan
KAMU SEDANG MEMBACA
Onnived || on going
Dla nastolatków❌ BUKAN CERITA BXB/BL ❌ ✔️ THIS IS CERITA ANAK KEMBAR ✔️ Devinno, remaja tampan berusia 17 tahun si penyuka buah rambutan. Remaja itu hidup bebas di terangnya siang dan gelapnya malam hingga suatu hari dia bertemu dengan seseorang dan berkata bahwa...