hallo gaesss welcome back back back
lanjut Yoo
jan lupa vote yee
komennn
happy reading
💙💙💙💙
Dengan langkah terburu-buru Levin berjalan ke arah garasi menuju motor kesayangannya bahkan dia mengabaikan semua ucapan para bodyguard dan maid yang terus bertanya kepadanya, yang ada di dalam pikirannya hanya keberadaan adiknya dia pun langsung menaiki motornya dan pergi meninggalkan mansion besar itu
Levin melajukan motornya tanpa tau arah dia tidak tau harus mencari adiknya kemana pikirannya kosong dia hanya memikirkan adiknya bahkan dia tidak memikirkan dirinya yang sudah masuk ke wilayah kawasan musuh geng motornya, beberapa detik kemudian dia menghentikan motornya dan menatap sekelilingnya
"Sial" ucapnya penuh amarah
Saat Levin ingin putar arah tiba-tiba dia dihadang oleh geng Veroz salah satu musuh geng motornya, Levin hanya berdecak saat melihat segerombolan musuhnya itu
"Wah siapa nih" ucap Fauzan salah satu anggota dari geng Veroz
"Ck cari mati lo" ucap Deon dia adalah ketua dari geng Veroz
"Gue gak ada waktu buat ladenin tikus kaya lo" ucap Levin dengan lantang
"Bacot lo, serang" teriak Deon
Anggota geng Veroz pun mulai mengeroyok Levin, siapapun tolong Levin sekarang juga, bagaimana bisa dia bertahan kalo dia harus berhadapan dengan 20 orang sedangkan dia hanya sendiri tuhan tolong kirim seseorang untuk membantu Levin
Bughhh
Bughhh
"Mau lo apa bangsat" teriak Levin yang tersulut emosinya
"Gue mau lo mati anjing, mati lo" jawab Deon kembali berteriak
Bughhh
Bughhh
"Bos udah bos kalo dia mati kita bakal kena masalah" teriak Fauzan saat melihat Levin yang mulai tumbang
Levin mulai kewalahan melawan mereka yang sangat banyak mau gak mau Levin harus kabur dari hadapan mereka tapi itu sangat mustahil akhirnya Levin memilih pasrah di pukuli hingga membuatnya tidak sadarkan diri
"Cabut" teriak Deon
Akhirnya geng Veroz meninggalkan Levin yang terkapar tak sadarkan diri dengan luka di sekujur tubuhnya
+×+
Ditempat lain Devin yang sedang melamun entah memikirkan apa, sejak dia masuk ke kamarnya yang ada di rumah pak Rt dia tidak bisa tidur entah apa yang mengganggu pikirannya hingga membuatnya seperti ini
"Pak Rt kok gak nawarin gue rambutan ya" ucap Devin tiba-tiba
"Ah masa gara-gara rambutan gue gak bisa tidur si"
"Tapi emang iya si udah lama gak makan rambutan"
"Tapi kok perasaan gua gak enak ya" ucap Devin
"Penyakit gue kan emang udah parah dari dulu ngapain gue pikirin" ucap Devin lagi sambil memegang kepalanya
"Kan gue tinggal nunggu botak terus koit" ucap Devin asal
"Ehh jangan koit dulu deh gue kan pengen akrab sama Levin pengen ngerasain kasih sayang seorang kakak dan juga kasih sayang orang tua kandung, gue juga mau jadi pilot jadi masa depan gue masih panjang nanti aja ya koit nya kalo gue udah umur 100 tahun" Devin mulai berhalusinasi dan setelah itu Devin kembali diam menatap lurus kedepan
"Tapi kayaknya bukan karena penyakit deh, tapi kenapa ya"
"Gak enak bett kek gak tenang"
"Semoga aja gak terjadi apa-apa deh buat orang rumah buat Levin juga moga dia baik-baik aja" ucap Devin dia pun merebahkan tubuhnya dan mencoba memaksa dirinya untuk tidur
+×+
Pagi ini Levin sudah berada di rumah sakit saat Levin tidak sadarkan diri di jalanan ada seorang warga yang menemukannya dan langsung membawanya ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan dan pihak rumah sakit pun sudah mengabari keluarganya Levin lagian siapa si yang gak kenal sama Levin anak tunggal pak Lio yang terhormat, di ruangan Levin ada kedua orangtuanya yang menemaninya. Setelah mendapatkan penanganan dari dokter dia sudah bangun dari pingsannya dia menderita patah tulang di bagian kaki hingga membuatnya susah untuk berjalan juga patah tulang di bagian tangan kanannya dan keningnya yang terbentur aspal membuatnya harus mendapatkan beberapa jahitan untung saja Levin kuat jadi luka itu biasa saja baginya
"Mom" ucap Levin dengan nada parau
"Kenapa mom" ucapnya lagi"Kenapa kamu tidak memberi tahu kita bahwa Devin hilang" ucap Monica tegas dia hanya ingin terlihat tegar di hadapan Levin dalam hatinya dia sangat sakit saat mengetahui kedua anaknya dalam masalah Levin yang kecelakaan dan Devin yang hilang entah kemana
"Maaf mom" jawab Levin singkat
"Levin kenapa kamu jadi gegabah seperti ini nak" ucap Lio yang sejak tadi hanya memperhatikan anak dan istrinya
"Maaf dad Levin terlalu panik saat tidak menemukan Devin di rumah" jawab Levin
"Levin mommy tau kamu khawatir sama adik kamu tapi gak gini nak, sekarang kamu kecelakaan dan lukanya cukup parah terus Devin hilang mommy harus gimana mommy gak bisa ninggalin kamu nak mommy juga gak bisa biarin Devin terus-terusan berada diluar tanpa pengawasan, kamu pasti ngerti maksud mommy" ucap Monica yang sudah mulai terbawa emosi
"Iya mom maaf mommy cari adek aja Levin disini aja nanti temen Levin dateng" jawab Levin dengan penyesalan kenapa dia begitu ceroboh dan harus masuk ke kawasan anak veroz yang membuatnya seperti ini
"Gak bisa kak mommy pasti kepikiran sama kamu" jawab Monica yang sudah mulai tenang
"Mommy sama daddy cari adek temen Levin sebentar lagi datang mommy gak usah khawatir" ucap Levin sambil menahan tangisannya
"Kamu serius" ucap Lio
"Iya dad nanti kalo adek ketemu ajak kesini" jawab Levin getir Levin menyesal dengan kecerobohannya yang membuat masuk rumah sakit harusnya dia sudah kembali ke mansion bersama adiknya dia ingin menangis karena mengkhawatirkan adiknya
"Yasudah Levin Daddy berangkat dulu sama mommy nanti nenek kesini" ucap Lio sambil mengelus kepala Levin
"Kita pergi dulu ya kak doain semoga adik kamu ketemu, kamu jaga diri baik-baik ya" ucap Monica lalu mencium kening Levin
"Iya mom, hati-hati" ucap Levin kedua orangtuanya hanya mengangguk lalu berjalan keluar meninggalkan Levin yang berbaring sendiri di atas brankar rumah sakit
"Kenapa harus gini, kenapa gue harus kecelakaan ya tuhan harusnya gue bawa adik pulang" ucap Levin dalam hati
+×+
wajib vote pokoknya mah
⬇️
⬇️
⬇️
KAMU SEDANG MEMBACA
Onnived || on going
Teen Fiction❌ BUKAN CERITA BXB/BL ❌ ✔️ THIS IS CERITA ANAK KEMBAR ✔️ Devinno, remaja tampan berusia 17 tahun si penyuka buah rambutan. Remaja itu hidup bebas di terangnya siang dan gelapnya malam hingga suatu hari dia bertemu dengan seseorang dan berkata bahwa...