Three. Irelyn

128 107 105
                                    

Aku menunggu namun tak ditunggu, menciptakan sebuah luka yang kuperbuat sendiri. - Irelyn Mather.

***

"Dara, sudah berapa kali aku bilang? Kerjakan dulu tugasmu, baru kamu bisa pergi bermain bersama teman-temanmu itu."
"Iya Irelyn, aku sudah mengerjakannya tahu." Dara yang tengah sibuk mewarnai bibirnya dengan lipstick yang berwarna buah peach, Irelyn melipat kedua tangannya didada dengan kepala yang setengah dimiringkan.
"Oh ya? mari kita lihat tugasmu itu yang telah selesai." Kemudian Irelyn mengambil sebuah buku pelajaran yang berada di atas meja Dara.

"Apakah kamu menulis dibuku lain, Dara?" Tanya Irelyn dengan nada yang geram juga senyum yang begitu tipis ia perlihatkan pada sahabatnya itu.
"Ayolah Irelyn, kali ini saja. Teman-temanku sudah menunggu."
"Kali ini? Kamu sudah melakukannya berkali-kali Dara, dan ujung-ujungnya aku yang selalu mengerjakan tugasmu itu."

"Aku berjanji akan mengerjakannya setelah pulang bermain dan latihan." Dara bergegas pergi selepas mencubit gemas pipi Irelyn.
"Dara!" Teriak Irelyn kesal pada sahabatnya itu. Lalu Irelyn melangkahkan kakinya untuk pergi dari kamar Dara.

Akhir-akhir ini Dara sedang menyibukan dirinya menghabiskan waktu bersama teman-temannya, karena ia akan segera mengikuti perlombaan yaitu sebuah perfome dance antar sekolah. Sedangkan Irelyn ia sedang beristirahat dari olimpiade sains yang telah diikutinya. Menurut Irelyn, masa remaja itu adalah waktu emas yang tidak akan terulang kembali tentu kita harus pandai mengambil kesempatan dan menciptakan pengalaman hebat dalam hidup yang kita jalani ini.

Setiap hari Irelyn selalu menunggu surat kiriman atau pun balasan dari Sean, ia selalu menunggunya pada komputer yang tersimpan di kamarnya itu. Kemajuan teknologi memang berkembang sangat pesat sehingga hampir semua orang sudah mempunyai benda pipih yang diberi nama ponsel atau pun handphone dengan fungsinya yang lebih canggih sehingga mempermudah dalam berkomunikasi, lantas bisa saja Irelyn dan Sean tidak meneruskan surat lewat email dalam komputernya itu namun beralih pada handphone. Misalnya, Sean dan Irelyn bertukar nomor? Akan tetapi hal tersebut tidak pernah kami lakukan, kami memilih untuk tetap melanjutkan komunikasi lewat surat email dalam komputer sehingga kami juga memutuskan untuk menyimpan rasa penasaran terhadap diri masing-masing, agar itu menjadi sebuah kejutan saat bertemu secara langsung, melihat Sean kembali ke Indonesia dengan rupa yang sudah berbeda. Oh ya, bukan Sean dan Irelyn, melainkan Sean dan Dara.

***

"Selamat sore Pak, Irelyn datang." Irelyn membuka pintu kedai kuliner surabi lalu memasukinya.
"Neng, sini-sini duduk dulu." Pinta seorang Bapak tua pemilik kedai surabi tersebut yang bernama Pak Tisna.
"Sedang apa Pak?" Tanya Irelyn setelah menyimpan tas gendongnya karena baru saja pulang dari sekolah dan mampir ke kedai.
"Parut keju Neng sama motongin buah."

"Mau Irelyn bantu Pak?"
"Boleh, Bapak mau bikin adonan dulu ya, lagi banyak pesenan."
"Semangat Pak." Ucap Irelyn dengan senyuman hangat.
"Pasti." Angguk Pak Tisna membalas senyuman Irelyn.

Kalian ingat saat Irelyn pertama kalinya membeli surabi di kedai Pak Tisna ini? Selama itu Irelyn tak hentinya untuk membeli surabi, karena ia begitu menyukainya dan orang tua Irelyn pun sering kali meminta untuk dibelikan, namun sampai saat ini Irelyn tidak hanya berperan menjadi seorang pembeli melainkan ia juga sering kali menjadi asisten Pak Tisna tanpa gaji. Irelyn sering menyempatkan waktunya untuk membantu Pak Tisna berjualan dari mulai menawarkan pada teman-temannya, hingga mempromosikannya ke sosial media sampai Pak Tisna selalu mendapat banyak pesanan surabi berkat Irelyn. Dulu Irelyn pernah memaksa agar Pak Tisna mengajarinya dalam membuat surabi, namun saat itu Pak Tisna menolak karena ia takut terjadi sebuah kecelakaan dapur pada Irelyn, akan tetapi Irelyn tidak menyerah ia selalu membujuk Pak Tisna untuk tetap mengajarinya hingga Pak Tisna ikut menyerah dengan anak semanis Irelyn yang ingin mencoba untuk membuat surabi.

IMPLIED MESSAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang