Six. Irelyn

110 90 56
                                    

Takdir, akan meneruskan semua kisah sampai pada titik akhirnya, termasuk akhir kisah kita. - Irelyn Mather.

***
"Dara, cepat tidur. Perlombaannya besok harusnya saat ini kau sudah istirahat." Teriak Amar dari ruang tamu pada putrinya yang tengah asik berlatih bernyanyi, Dara memang begitu bersemangat untuk menjalankan harinya esok. Karena ia akan membawa pulang sebuah kejuarannya lagi.
"Iya Ayah, lima menit lagi." Teriak Dara kembali, kemudian gadis itu bergegas membasuh wajahnya sebelum tidur.

Pada saat Dara bersiap untuk membaringkan tubuhnya di atas kasur, namun seseorang datang dan masuk dari jendela kamarnya. Dara tentu terkejut dan bersiap untuk mengeluarkan sebuah jeritan namun mulutnya telah dibungkam oleh orang itu, ia juga sudah menggenggam sapu ditangannya, bersiap untuk melayangkan pukulan dengan sapu itu. Orang tersebut memakai pakaian serba hitam membuat Dara begitu takut.

"Dara, ini aku." Ucapnya pelan, lalu memperlihatkan wajah tampannya agar terkena sorot lampu kamar gadis itu, kemudian ia melepas bungkamannya pada mulut Dara.
"Sean?" Tanya Dara dengan mimik wajah kebingungan. Sean hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum hangat.
"Kenapa kamu bisa masuk ke sini Sean? Jika Ayah melihatmu akan sangat berbahaya." Ucap Dara dengan nada yang berbisik pelan.
"Kau seharusnya menyambutku Dara, aku sudah susah payah ke sini menaiki tangga bambu." Bisik Sean pada Dara diiringi dengan beberapa isyarat tubuh.

Sean, laki-laki itu bertingkah sebagai penyusup untuk menemui Dara secara diam-diam tanpa diketahui oleh siapa pun, karena kamar Dara terletak di lantai dua rumahnya, terpaksa Sean harus mencari sebuah alat yang bisa menaikannya ke atas sini lantas ia cukup beruntung karena melihat tangga bambu yang tersimpan di halaman belakang rumah Irelyn.

Dara tidak habis pikir dengan kelakuan Sean malam ini, ia cukup panik jika Ayahnya mengetahuinya, namun Dara juga sangat penasaran dengan perbuatan Sean yang begitu nekatnya.

"Ada apa tuan luar negeri? Menyusup ke kamar gadis dengan waktu yang sudah selarut ini?" Dara melipatkan kedua tangannya, menanyakan hal tersebut pada Sean.
"Aku ingin menemui gadisku." Jawabnya, kemudian Sean mengeluarkan sebuah kalung dilengkapi liontin yang indah ia tunjukan pada Dara, membuat Dara tersenyum geli.
"Menarik." Dara mencoba untuk menyentuh liontin tersebut, akan tetapi Sean menariknya hingga Dara tidak bisa menyentuhnya. Membuat Dara mendengus geli menggelengkan kepalanya.

"Karena kamu adalah orang yang sangat istimewa, aku juga harus memberikannya dengan cara yang sangat istimewa." Ujarnya menatap hangat gadis yang berada di depannya.
"Oh ya? Bagaimana itu?"
"Entah, aku belum sempat memikirkannya karena semua pikiranku hanya terisi oleh gadis cantik, yang aku temui malam ini." Dara menggelengkan kepalanya sambil memutarkan bola matanya dengan malas, kemudian ia mendorong Sean hingga terjatuh ke atas kasurnya.

"Tuan luar negeri ini ternyata sangat hobi sekali menggombali seorang perempuan." Ucap Dara, setelah membalikan tubuhnya lalu berjalan untuk melihat langit malam dari jendela kamarnya dengan senyuman yang terukir pada bibir manisnya, juga melirikan matanya pada Sean.
"Itu hanya untukmu Dara, aku sama sekali tidak berani berbicara seperti itu pada orang lain." Sean bangkit dari posisi setengah berbaring mendudukkan dirinya di atas kasur Dara.

"Dara? Apa kau sedang berbicara dengan seseorang?" Tanya Amar dari ruang tamu yang cukup sibuk membaca koran harian. Membuat Sean dan Dara saling membungkan mulutnya mereka cukup terkejut dan takut jika Amar datang dan masuk kedalam kamar.

"Iya Ayah, aku sedang bertelepon dengan teman." Teriak Dara pada Ayahnya.
"Sean, kamu harus pergi. Aku takut jika Ayah masuk ke kamar." Pinta Dara pada Sean dengan rasa khawatirnya.
"Aku akan pergi setelah nona pemikat hati ini mengucapkan selamat malam pada Sean yang selalu merindukannya."
"Ah, selamat malam Sean." Ucap Dara dengan terburu-buru sambil menarik tangan Sean, agar segera keluar dari kamarnya.

IMPLIED MESSAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang