Nine. Irelyn

78 71 41
                                    

Part terakhirku hanya bisa melihatmu bahagia bersama Dara, Sean Ryzard. – Irelyn Mather.

***
Di tengah lamunan Sean yang hanya tertegun diam nan kaku ia bersiap untuk merasakan sebuah tabrakan mobil melintasi dirinya, namun Irelyn tentu tidak bisa berdiam diri saja, ia sesegera mungkin menarik tangan Sean membawanya pergi meninggalkan jalan tersebut yang sudah dilintasi oleh mobil bertangki besar.

"Sean. Apa kamu sudah gila?!" Teriak Irelyn dengan suara yang gemetar melihat Sean dengan tatapan kosongnya.
"Ya! aku memang sudah gila, karena sudah dipermainkan oleh isi surat-surat itu, Irelyn! Sekarang bagaimana kamu akan menjelaskannya?" Ucap Sean dengan nada yang begitu tinggi, meneriaki gadis di depannya.

Irelyn tentu saja tersentak kaget dengan ucapan Sean tersebut, bahkan ia belum bisa mengeluarkan sepatah kata sehingga tanpa aba merasakan sebuah tetes air hujan berjatuhan, langit ternyata menyendu menemani Sean dan Irelyn pada malam ini dengan keadaan yang tak terarah. Saat ini Irelyn hanya tertegun diam, menatap Sean dengan tatapan teduh pada saat seperti ini pun Irelyn masih bisa menerbitkan senyum hangatnya untuk ia tunjukan pada Sean.

 Saat ini Irelyn hanya tertegun diam, menatap Sean dengan tatapan teduh pada saat seperti ini pun Irelyn masih bisa menerbitkan senyum hangatnya untuk ia tunjukan pada Sean

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

#picturepinterest

"Maaf Sean, semuanya sudah terlambat." Irelyn menggelengkan kepalanya berjalan mundur menjauhi Sean, namun Sean menghentikannya.
"Tidak! Kamu harus bertanggung jawab. Irelyn, aku hanya menyukai gadis yang sudah menulis dan membalas surat-surat itu untukku. Tapi sekarang apa ini? Kamu dan Dara membohongiku?"

"Sean! Dari awal kamu sudah mengatakan bahwa kamu menyukai Dara, kamu begitu hanyut akan kecantikan Dara Sean, bahkan saat aku menyambut dirimu di bandara kamu sudah melewatiku dan pergi menghampiri Dara, juga dalam surat yang pertama kamu kirim. Kamu hanya menunggu balasan itu dari Dara seorang. Lihat, aku sudah tidak mempunyai ruang untuk diriku yang sudah menyukaimu Sean, saat ini aku sudah memilih untuk melihat kalian hidup bersama dengan cinta yang membuat kalian bahagia."

"Omong kosong! Cinta yang seperti itu salah Irelyn, aku tidak akan pernah merasakan kebahagian karena selama ini aku hanya mengharapkan cinta dari gadis yang menulis dan membalas surat-suratku."

"Maaf Sean, takdir sudah berkata bahwa kita tidak bisa bersama." Gadis itu memilih untuk pergi meninggalkan Sean dengan perasaan sakit yang telah dirasa.
"Irelyn, kamu harus tahu bahwa aku hanya menyukai gadis yang membalas surat-suratku."

Sean tak kuasa mengeluarkan kata untuk menghentikan Irelyn dari langkahnya, ia hanya tertegun diam dengan riuh hujan yang sudah menyerbu membasahi dirinya.

Sean yang saat ini memilih untuk duduk pada sebuah kursi kayu hitam di pinggir jalan yang sangat sepi, merenungi sebuah pikir yang sangat kacau, entah siapa yang membuat dan berbuat salah ia hanya tahu bahwa tidak ada pilihan yang bisa ia ambil.

***
Alarm yang sudah lelah berdering, membangunkan gadis yang tertidur lelap di kursi ruang tamu dengan pakaian terbilang cukup basah dan beraroma hujan, namun mentari sudah melemparkan sorot cahayanya ke arah jendela hingga membuat gadis itu terbangun karena cahaya hangat telah membangunkan dirinya.

IMPLIED MESSAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang