Twenty-one. Sean

49 32 51
                                    

Setengah mati melupakan semua rasa, namun hati ini masih saja berharap menunggumu kembali datang. -Sean Ryzard

Alih-alih Irelyn memikirkan semua hal yang telah datang tadi, memenuhi semua isi kepalanya mempertanyakan siapa laki-laki yang akan dijodohkan dengan dirinya ini, namun tanpa penuh sangkaan ternyata itu adalah Kazhi, Kazhi sebagai sosok teman di universitasnya.

"Aku tidak menyangka Velden, bahwa Irelyn dan Kazhi ternyata sudah saling mengenal. Bahkan sebelumnya aku sudah dibuat khawatir dengan putraku ini." Ucap Akef Werlian selaku Ayah Kazhi juga sebagai teman bisnis Velden dan Yafiq. Saat ini Kazhi hanya memasang senyumannya dalam rangkulan tangan Ayahnya itu.

"Benar, selama ini Irelyn bahkan belum menceritakan apa pun dengan dirinya yang mengenal Kazhi." Ujar Velden kemudian mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Akef, karena sebentar lagi mereka akan menjalin sebuah hubungan keluarga.

"Sean, mereka benar-benar sangat cocok bukan?" Ucap Dara menepuk bahu Sean yang tengah sibuk memainkan ponselnya.

"Tentu, jika dibarengi dengan kemauan Irelyn." Jawab Sean dengan nada yang sangat pelan, hingga Dara tidak terlalu mendengarnya.

"Maaf Sean, aku tidak mendengar semua perkataanmu." Ucapnya, berharap Sean mengulangi perkataannya.

"Mereka sangat cocok Dara." Bisik Sean pada telinga gadis itu yang tengah berada di sampingnya. Dara hanya mengerutkan kedua alisnya dengan ukiran senyuman manis pada bibirnya dengan pandangan mata yang tertuju pada Irelyn dan Kazhi.

Saat tengah melakukan sesi makan bersama sambil berbincang hangat, tak hentinya semua orang sibuk merencanakan acara pertunangan Sean dan Dara juga Irelyn dan Kazhi, melihat putra-putri mereka dengan kebahagiaannya. Setelah itu seluruh keluarga meninggalkan meja makan dan pergi keluar untuk menikmati semua keindahan tempat wisata ini dengan menaiki balon udara, tentu saja hal itu sangat menyenangkan.

"Hei Tuan luar negeri, apakah kamu akan mengajakku untuk menaiki balon itu?" Tanya Dara dengan mata yang dimicingkan.

"Mari kita naik bersama Irelyn dan Kazhi, Dara." Ajak Sean pada Dara, namun saat Sean melangkahkan kakinya untuk menghampiri Irelyn dan Kazhi, akan tetapi saat itu juga Dara segera menarik tangan Sean dan menghentikan langkah laki-laki itu, membuat Sean kebingungan lalu memasang mimik wajah yang seolah penuh dengan pertanyaan pada Dara.

"Biarkan mereka untuk menikmati waktunya Sean, apa kamu tidak ingin pergi berdua saja denganku?" Tanya Dara kemudian menggandeng tangan Sean dan mengajaknya untuk segera naik pada balon udara yang telah disiapkan. Saat ini Sean hanya menarik dan mengeluarkan nafasnya dengan perlahan, kali ini terpaksa dirinya itu harus menurut pada Dara.

"Lyn, apa kamu ingin menaiki balon itu?" Tanya Kazhi pada gadis yang berada di sebelahnya.

"Tentu Zhi, sepertinya itu menyenangkan." Jawab Irelyn dengan pandangan mata yang ia tujukan pada Sean dan Dara, melihat kedua sahabatnya itu dengan perasaan riang dibawanya yang akan menaiki balon udara bersama. Irelyn hanya bisa mengukir senyumnya setelah melihat hal itu, jika kedua sahabatnya bahagia kenapa dirinya harus tidak?.

"Irelyn." Panggil Kazhi sambil mengulurkan tangannya, menunggu Irelyn dan membantunya untuk segera naik.

"Kazhi, apakah kita akan baik-baik saja menaiki ini?" Tanya Irelyn dengan cukup kaku.

Kazhi mengeluarkan sedikit tawanya. "Tentu saja Lyn, kamu tidak perlu khawatir." Ucapnya berusaha menenangkan gadis itu.

Irelyn tertegun diam mengamati semua pemandangan indah yang ia amati dengan seksama dari balon udara yang sudah terapung di udara diiringi hiliran angin segar yang berhembus melewati wajahnya. Perlahan gadis itu memejamkan matanya dan menghela nafasnya dengan cukup tenang, mendamaikan dirinya akan semua hal yang membuat dirinya menjadi sedikit kacau tak karuan.

IMPLIED MESSAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang