Eight. Sean

93 80 45
                                    

Kenapa aku tidak menyadarinya? Bahwa aku sudah menempatkan cinta ke arah yang salah. – Sean Ryzard.

***
Dalam dua hari kedatangannya ke negara ini, Irelyn sudah dipertemukan dengan orang yang begitu baik yaitu Kazhi, ia sangat beruntung dan bersyukur. Hari ini sebelum pergi ke universitas, Irelyn akan menyempatkan waktunya untuk pergi menemui Sean di perusahaan Ayahnya itu, tak lupa ia juga menyempatkan waktunya untuk membuat surabi yang menjadi makanan kesukaan sahabatnya yaitu Sean karena sore kemarin Irelyn sudah pergi berbelanja untuk membeli kelengkapan bahan-bahan yang dibutuhkan. Jam sudah menunjukkan pukul 09.17 gadis itu sudah bersiap menunggu Taxi datang menjemputnya.

***
"Aroma ini?" Sean tak sengaja menghirup sebuah aroma makanan favoritnya itu di dalam kantornya, apakah ia salah menghirup. Mungkin karena terlalu asik dengan pekerjaan Sean sampai membayangkan hal yang aneh. Sean menggelengkan kepalanya, mencoba untuk tetap fokus, akan tetapi aroma itu terus saja datang dengan cukup kuat, dengan rasa penasaran Sean memilih untuk keluar dari ruangannya dan mencari aroma yang membuatnya penasaran. Saat Sean membuka pintu ia cukup dibuat terkejut dengan seorang gadis yang dikenalnya tengah berdiri di depan pintu ruangannya itu, dengan terbitan senyuman yang sudah terukir pada bibir manisnya itu.

"Irelyn?!" Sontak Sean dengan begitu terkejut.
"Kejutan!" Ucapnya dengan begitu riang dan semangat membuat Sean membinarkan matanya akan kedatangan sahabatnya secara tiba-tiba.
"Lyn? Kenapa kamu bisa di sini?" Tanya Sean pada Irelyn, yang masih mematung di depan pintu.
"Bolehkah kita mengobrol di dalam Sean? Tidak enak jika berdiri seperti ini." Pinta Irelyn.

"Tentu Lyn, mari masuk." Sean mempersilahkan Irelyn masuk pada ruangannya yang berada di lantai empat.
"Wah, Lyn. Kamu belum menjawab pertanyaanku lho, kenapa bisa ada di sini?'
"Aku melanjutkan pendidikanku Sean." Jawabnya dengan senyuman hangat sambil mengeluarkan sebuah kotak makan dari dalam tasnya.
"Sangat hebat Irelyn, kamu melanjutkan di universitas mana?" Tanya Sean kembali dengan begitu senangnya.

"Universitas Turkey Sean."
"Hei, itu juga universitasku Irelyn, tapi tunggu apakah itu surabi?" Sean melirik kotak makan yang dikeluarkan oleh Irelyn.

Irelyn tersenyum hangat. "Tentu, aku membuatnya untukmu Sean." Ucapnya.
"Wow, sangat keren Lyn! Aku ingin segera memakannya."

Irelyn mengeluarkan tawanya melihat Sean yang seakan berubah menjadi anak kecil yang tidak sabaran, Irelyn memakan surabi itu bersama Sean.

"Berapa lama kamu di sini Irelyn?"
"Satu bulan." Jawabnya santai.
"Irelyn, apakah kamu ingin melihat sesuatu?" Tanya Sean pada Irelyn, membuat gadis itu cukup penasaran. "Tentu Sean, apa yang ingin kamu tunjukan?"

Lantas saat ini Sean mengajak Irelyn untuk menghampiri gorden yang tengah menutupi kaca, saat Sean membukanya Irelyn cukup dibuat kagum dengan pemandangan kota Turkey dari atas sana, benar-benar menakjubkan.

"Sangat indah Sean." Irelyn tersenyum hangat dengan mata yang masih terfokus pada sebuah pemandangannya itu yang diperlihatkan oleh Sean.
"Aku akan mengajakmu berkeliling Irelyn." Ucap Sean dengan begitu riangnya sampai merentangkan kedua tangannya membuat Irelyn mengeluarkan tawanya dengan tingkah sahabatnya itu.
"Lusa, kamu bisa menjemputku Sean." Pinta Irelyn pada Sean yang akan mengajaknya berkeliling karena ia masih dibuat sibuk di universitasnya itu. Sean hanya menganggukan kepalanya kemudian ia menanyakan bagaimana keadaan Dara setelah Sean pergi, saat itu Irelyn hanya bisa mengatakan bahwa Dara sangat merindukan Sean.

***
"Kazhi? Sedang apa kamu di sini?" Tanya Irelyn melihat laki-laki itu tengah asik bermain dengan kucing di dekat apartemen Irelyn.

***"Kazhi? Sedang apa kamu di sini?" Tanya Irelyn melihat laki-laki itu tengah asik bermain dengan kucing di dekat apartemen Irelyn

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
IMPLIED MESSAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang