Nineteen. Sean

59 35 40
                                    

Sejauh apapun kita, aku tetap disini Irelyn. – Sean Ryzard.

"Irelyn?!" Ujar Safiye memanggilnya dari kejauhan dengan lambaian tangan juga senyuman manis ia tunjukan pada Irelyn. Safiye, ia adalah gadis pertama yang menjadi teman Irelyn di universitasnya saat ini.

"Safiye? Hi!" Ucapnya dengan sapaan kembali pada Safiye, Irelyn bergegas melangkahkan kakinya untuk menghampiri gadis itu juga merentangkan kedua tangannya dengan perasaan yang begitu riang.

Safiye tersenyum lebar dan merentangkan kedua tangannya untuk menyambut pelukan hangat Irelyn jujur saja mereka sudah terlihat sangat akrab, Irelyn memang pandai untuk berteman dengan orang yang baru dikenalnya. Safiye juga merasa cukup nyaman berteman dengan Irelyn, Safiye merasa Irelyn adalah gadis yang manis juga baik.

"Lyn, tumben sekali datang sepagi ini, apa sekarang kelasmu dimulai lebih awal?" Tanya Safiye pada gadis itu.
"Aku sudah menyangka, kamu pasti keheranan. Tidak Safi, aku datang lebih awal karena harus menjalankan diskusi dengan Kazhi." Jawabnya dengan nada ramah yang menjadi khasnya.

"Kazhi? Laki-laki tampan yang menjadi wajah universitas kita?!" Tanya Safiye kembali, dengan cukup heboh dan begitu keheranan. Hebat sekali jika Irelyn mengenal Kazhi dan melakukan perbincangan panjang, selama ini saja Safiye belum berhasil bisa mengobrol dengan laki-laki itu. Kazhi memang selalu bersikap ramah dan sering kali menyapa semua orang yang dikenalnya akan tetapi ia juga sering membatasi perbincangan dengan orang lain, seakan tidak memperbolehkan untuk orang lain mengenalnya lebih dekat.

Irelyn mengerutkan kening dan dagunya, mengunci tatapan heran pada Safiye. "Aku baru mendengar hal itu." Ucapnya.
"Apa?" Tanya Safiye.
"Kazhi, yang menjadi wajah universitas kita." Ujarnya, melihat Safiye yang hanya mengukir senyuman pada bibirnya juga lirikan yang tipis Safiye perlihatkan.

Safiye menepuk sebelah pundak Irelyn. "Perlahan-lahan kamu juga akan tahu Lyn." Ucapnya, kemudian menggandeng tangan Irelyn untuk mengajaknya pergi.

"Safiye? Tunggu! kamu mengajakku pergi ke mana? Aku harus menemui Kazhi." Irelyn menghentikan langkah temannya itu, lantas menyadari Safiye menghentikan langkahnya dengan pandangan yang lurus ke arah perpustakaan.

"Orang yang sedang kamu cari berada di sana Lyn, namun tunggu. Aku sedikit penasaran, program apa yang akan kamu buat?" Tanya Safiye.
Irelyn mengangguk dengan pelan. "Ah, terima kasih. Aku hanya mengadakan sebuah seminar bisnis, lalu apa programmu Safiye?" Tanya Irelyn kembali pada Safiye.

"Hanya sebuah pameran kecil." Ucapnya sambil mengedikkan kedu bahunya diiringi senyuman singkat, kemudian berpamitan pada Irelyn dan pergi begitu saja.
Irelyn tertegun diam akan tingkah temannya itu. "Ada apa dengan Safiye hari ini?" Tanya Irelyn pada dirinya.

Akan tetapi pada sisi lain, Irelyn mulai cukup penasaran dengan Kazhi yang mempunyai sebuah julukan sebagai wajah universitasnya ini, apa yang membuat Kazhi sehingga mendapat julukan seperti itu, julukan yang baru Irelyn dengar.

Apakah karena wajahnya? Ya, Irelyn sendiri mengakui Kazhi cukup tampan, akan tetapi toh bukan hanya itu saja kan, jika hanya sekadar tampan masih banyak mahasiswa di sini yang akan mendapat julukan seperti itu. Namun Safiye mengatakan bahwa perlahan Irelyn akan mengetahuinya, jadi Irelyn tidak perlu memikirkannya lagi akan rasa penasarannya itu. Akan tetapi lihat, saat ini Kazhi seperti orang yang misterius.

Irelyn mengukir senyumannya dan menggelengkan kepalanya, kenapa tiba-tiba semua pikirannya dipenuhi oleh Kazhi, gadis itu mulai memfokuskan kembali pikirannya untuk mengeluarkan semua ide juga pendapat akan diskusi program seminar pertamanya ini.

Irelyn berjalan menyusuri setiap sudut perpustakaan, berharap menemukan seorang Kazhi yang akan ditemuinya hari ini sambil mencari sebuah buku yang akan menarik perhatiannya itu untuk ia baca.

IMPLIED MESSAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang