Seventeen. Sean

54 39 39
                                    

Irelyn, kamu tahu? bertemu denganmu adalah suatu hal yang paling indah dalam hidupku. -Sean Ryzard.

Hari pemberangkatan kembali tiba, namun kali ini tidak hanya Irelyn saja yang pergi akan tetapi orang tuanya juga Dara akan ikut bersamanya karena mereka juga harus mempersiapkan pertunangan Dara dan Sean sedangkan Irelyn harus fokus untuk menjalankan sebuah program seminarnya bersama dengan Kazhi.

"Hei, kapan kamu akan bertemu dengan lelaki itu." Tanyanya pada Irelyn sambil menyenggol bahu gadis itu beberapa kali dengan mata yang dimicingkan dengan rasa penuh curiga. Kini mereka tengah berada di dalam pesawat menunggu beberapa jam untuk tiba di Turkey.

"Hentikan Dara, aku sama sekali tidak ingin menikah dengannya." Jawabnya dengan sedikit cuek sambil membuka sebuah buku bacaan.
"Oh iya? padahal kamu sama sekali belum tahu laki-laki seperti apa." Ujarnya.
"Mau seperti apa pun aku tidak peduli Dara." Ucapnya diiringi lembar buku baru yang ia buka.

Dara berdecak kesal memutarkan kedua bola matanya dengan malas, kenapa sahabatnya ini sulit sekali untuk menjalin sebuah hubungan dengan seorang laki-laki. Padahal Dara sudah sangat mengakui bahwa Irelyn adalah gadis cantik dan manis, Irelyn juga adalah gadis yang genius. Tidak mungkin jika ada seorang laki-laki menolak dirinya.

"Jangan merepotkan dirimu untuk memikirkan hal itu Dara, lebih baik kamu tidur dengan tenang." Pinta Irelyn pada Dara dengan pandangan yang masih fokus membaca buku.
"Aku bosan, kenapa perjalanannya terasa lama sekali? Kita sudah sembilan jam di dalam pesawat." Ucap Dara sambil menarik selimut untuk menutupi tubuhnya itu, seperti kata Irelyn ia akan menutup matanya untuk tidur sampai pesawat ini berhenti pada tempat tujuannya.

Irelyn hanya bisa mengukir senyum manisnya dengan gelengan kepala, sekedar melihat Dara yang tengah mengeluh dengan perjalanannya saat ini. Kemudian Irelyn merapikan selimut yang Dara kenakan, agar lebih menutupi tubuhnya dengan rapi dan nyaman.

***

Sampainya di bandara, Irelyn, Dara dan kedua orang tuanya tengah menunggu kedatangan Sean juga orang tuanya yang akan melakukan penjemputan pada keluarga Irelyn. Akan tetapi beberapa saat kemudian terdengar suara perempuan, mengisi seluruh ruang bandara yang begitu amat luasnya.

"Kami ucapkan selamat datang kepada sang Nona tercantik pemikat hati yaitu Nona Dara Chevalier. Selamat menemui kekasih yang tengah menunggumu dengan rindunya. From Sean Ryzard." Suara yang telah mengisi seluruh bandara itu ditujukan untuk seorang gadis yang baru saja tiba.

Semua orang yang berada di tengah bandara terlihat kebingungan juga terheran-heran, namun saat itu juga Sean datang menghampiri kami sedangkan Dara tengah berlari bersiap menyambut Sean ke dalam pelukannya. Dara adalah gadis yang paling bahagia saat ini, sungguh benar beruntung mendapat hal luar biasa yang diberikan oleh Sean.

Irelyn sama sekali tidak merasa sedih akan hal itu, ia cukup senang akan Sean yang memulai semuanya kembali bersama Dara, gadis pertama yang Sean cintai. Irelyn tersenyum hangat menyapa Yafiq dan Varsha yang sudah hadir menghampiri ia juga orang tuanya.

Saat Sean memeluk Dara entah kenapa tanpa sengaja Irelyn melihat akan mata Sean yang menatap ke arahnya, tatapan yang begitu terasa aneh Sean tunjukan pada Irelyn. Entahlah Sean aku berharap semuanya baik-baik saja dan berjalan normal. Irelyn sangat mengharapkan bahwa sikap Sean padanya akan kembali seperti dulu saat Sean kembali datang ke Indonesia.

"Wah apa ini? aku tidak menyangka tuan luar negeri akan seromantis ini." Ucap Dara yang tengah berada tepat di depan Sean, kemudian gadis itu mengalungkan kedua tangannya pada leher Sean. Membuat Sean hanya mengukir senyumannya, namun perlahan Sean melepaskan kalungan lengan Dara tanpa menyinggung gadis itu, kemudian Sean memilih untuk menggenggam tangan Dara mencoba memasang perasaan hangatnya.

IMPLIED MESSAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang