Twenty-six. Irelyn

28 23 22
                                    

Aku sama sekali tidak mengharapkan sebuah kata asing datang dan berperan, hanya saja kita harus mengucapkan selamat tinggal akan kisah yang telah usai. -Irelyn Mather

"Selamat menjemput kebahagiaan sayang." Ucap Flora juga Velden, setelah memeluk putri kecilnya yang sudah tumbuh dewasa yang akan menjalani sebuah kehidupan yang panjang bersama pendamping hidupnya, yaitu Kazhi.

Sebuah pertunangannya dengan Kazhi terlaksana hari ini, karena Irelyn juga harus menjalankan sebuah kesepakatan akan sumpahnya dengan Sean. Namun dalam pertunangan ini, entah apa yang Irelyn pikirkan sehingga terasa masih hampa akan hatinya.

Bukan Irelyn yang tidak mau menerima Kazhi sebagai pendamping hidupnya, hanya saja hatinya seakan masih terasa kosong dan belum menerima sebuah rasa cinta dari seseorang yang baru saja hadir dalam kehidupannya. Namun Irelyn juga menyadari bahwa dirinya ini tidak bisa bertindak sesuai dengan egonya, melainkan ia harus ingat akan bentuk perjuangan kasih sayang yang telah ia dapatkan dari orang-orang yang berada di sekitarnya.

"Dara, berhentilah menangis. Kamu bisa menghabiskan semua tisu yang ada di sini." Pinta Irelyn pada sahabatnya itu yang sama sekali tidak bisa menghentikan tangisannya, sehingga Irelyn menjadi kebingungan akan sikap Dara yang begitu menyayanginya.

"Lyn, aku merasa sangat bahagia sekali sampai tidak bisa menghentikan tangisku ini." Ujarnya kembali mengambil beberapa lembar tisu yang Irelyn berikan, membuat Irelyn menggelengkan kepalanya dengan pasrah. Kemudian Kazhi datang menghampiri Irelyn dan Dara.

"Kazhi, jangan berani-beraninya kamu menyakiti Irelyn. Jika sampai itu terjadi aku akan membunuhmu." Ucap Dara pada Kazhi dengan lirikan mata begitu tajam.

"Bagaimana mungkin aku bisa menyakiti calon istriku yang begitu baik juga sangat cantik ini." Ujarnya dengan senyuman hangat menatap Irelyn, akan tetapi di saat itu Kazhi mendapat sebuah cubitan pinggang dari Irelyn, membuatnya merasa kesakitan dan geli.

"Sedari tadi aku tidak melihat keberadaan Sean, di mana dia?" Tanya Kazhi mencari-cari sahabatnya itu.

"Sean sedang beristirahat di taman rumah Zhi." Timpal Dara, memberitahu keberadaan kekasihnya itu. Lantas Kazhi berniat untuk menemuinya, ia cukup penasaran apa yang Sean lakukan?.

"Sean! Sedang apa di sini? Tunggu, apakah itu bola untuk bermain handball? Hei, dulu kamu sangat jago melakukan permainan itu." Ucapnya, setelah menghampiri Sean pada taman rumah yang sepi, karena acara pertunangan telah selesai dijalankan dan hampir semua orang pergi untuk beristirahat.

"Tentu saja Zhi, aku adalah pemain yang paling luar biasa." Pekiknya memutar-mutarkan sebuah bola pada tangannya.

"Sean, kapan kamu akan melaksanakan pernikahanmu dengan Dara?" Tanya Kazhi.

"Selang beberapa hari lagi Zhi, dan kamu? Kapan?" Tanya Sean kembali dengan rasa penasarannya.

"Entah, aku masih menunggu sebuah jawaban dari Irelyn. Hei Sean, apakah ini termasuk aneh? Aku dan Irelyn membuat sebuah perjanjian untuk menunda pernikahan dengan waktu yang lama, Irelyn memintaku untuk fokus terlebih dahulu menjalankan perusahaan sambil kami berdua menunggu lulus dari universitas dan menetap tinggal di Indonesia. Sedangkan Irelyn, katanya dia berniat menjalankan program yang bernama perkemahan akhir tahun setiap tahunnya." Kazhi mengucapkannya dengan mimik wajah yang begitu kebingungan dengan calon istrinya itu.

Irelyn yang sudah lebih dulu meminta Kazhi untuk membuat perjanjian seperti itu dengan dirinya, lalu mengenai program  perkemahannya, cukup berat bagi Kazhi mengizinkannya namun Kazhi juga cukup tahu bahwa Irelyn sangat menyukai anak-anak yang riang gembira, Irelyn sempat mengatakan pada Kazhi. Bahwa program tersebut hanya dikhususkan untuk anak-anak yang berusia dari delapan sampai dua belas tahun.

IMPLIED MESSAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang