Thirty. Sean

23 18 27
                                    

Satu persatu waktu kembali menyatu, kalap dengan semua kenangan yang datang. -Sean Ryzard.

Pagi hari ini, Amerin juga Varsha telah tiba pada tempat yang ditujunya, yaitu perkemahan akhir tahun yang berada di Indonesia. Saat tiba, matanya dibuat terkagum-kagum dengan keindahan alam yang ada di sekitar tempat perkemahan tersebut, dengan berbagai pohon yang indah menjulang tinggi juga rerumputan yang bersih dan terawat serta menghadirkan udara yang begitu sejuk mereka hirup dengan tenangnya.

Sudah beberapa kali Amerin memutarkan pandangan juga tubuhnya untuk melihat seluruh area tersebut yang terasa cukup luas dengan banyaknya tenda yang sudah terpasang begitu rapi. Saat itu, Amerin menarik tangan Varsha untuk segera pergi mendaftarkan dirinya dalam kegiatan ini kepada beberapa panitia yang datang menghampiri Amerin dan Varsha.

Saat itu Amerin memfokuskan pandangannya, apakah salah satu dari mereka adalah Irelyn? Tentu saja Amerin belum mengetahuinya, karena ia belum sama sekali melihat wajah Irelyn yang merupakan seorang perempuan cantik dengan kebaikan hatinya yang luar biasa, yang dimaksud oleh mendiang Ibunya itu.

"Nenek, apakah di antara mereka adalah Irelyn?" Tanya Amerin, berbisik pada Varsha yang tengah sibuk mengisi sebuah formulir pendaftaran, pandangan matanya begitu lekat tertuju pada beberapa orang yang berada dihadapannya.

Varsha tersenyum melihat sikap cucunya itu yang tidak sabaran, ia berpikir Irelyn pasti akan terkejut melihat kehadirannya juga putri kedua sahabat kecilnya, tengah berada di sini, tanpa memberitahunya terlebih dahulu. Karena kedatangan Varsha dan Amerin adalah untuk membuat kejutan bagi Irelyn.

"Sabarlah Amerin, sebentar lagi kita akan bertemu dengannya." Ucap Varsha pada cucu manisnya itu, membuat gadis itu mengangguk paham.

Kemudian Varsha mengajak Amerin pergi untuk menempati tenda sesuai dengan yang sudah di arahkan, "Nek, Amerin ingin berkeliling." Ucapnya, meminta izin pada Varsha.

"Hati-hati sayang. Jika terjadi sesuatu padamu, Ayahmu dengan rasa khawatirnya itu akan memarahi Nenek." Ujar Varsha, mengingatkan Amerin untuk berhati-hati.

"Nenek tenang saja, aku akan kembali dengan aman." Pamit Amerin pada Varsha, kemudian melangkahkan kakinya berlarian di sekitaran area tersebut.

Amerin begitu menyukai, pemandangan indah dengan rasa sejuknya yang menyegarkan. Walaupun cuaca cukup terasa panas namun itu tidak seberapa baginya karena telah terselimuti oleh udara-udara yang menyegarkan. Lalu, tanpa sengaja gadis itu melihat sebuah sungai yang dekat dengan tempat ia berdiam diri saat ini, aliran air terdengar jelas sehingga Amerin memilih untuk pergi menghampiri sungai tersebut.

Akan tetapi saat Amerin mengedarkan pandangannya ke arah lain, tanpa sengaja ia melihat seorang anak laki-laki yang asik bermain dengan air sungai, Amerin melihat pakaian laki-laki tersebut yang sudah basah terkena air.

Tanpa ragu anak itu bermain begitu saja masuk ke dalam air sungai yang begitu jernih dengan kilauan air yang terkena sinar matahari dan tanpa rasa takutnya tidak memerdulikan hal apa pun, membuat Amerin tersenyum saat melihatnya.

"Hei kamu, sedang apa di sana?" Tanya Amerin berteriak pada anak laki-laki itu sehingga membuatnya berbalik menatap Amerin, akan tetapi ia hanya menatap Amerin sekelebat dan tidak memerdulikan kehadiran Amerin di sana.

"Hei, apa kamu tidak mendengarkanku?" Tanya Amerin kembali, kemudian melangkahkan kakinya menghampiri anak tersebut dengan kakinya yang sudah basah terkena air. Amerin membinarkan matanya merasakan air sungai yang begitu menyegarkan kakinya.

Anak itu tersenyum, melihat Amerin datang menghampiri sehingga ia anggap Amerin ikut bermain dengannya.

"Lihat, ini sangat menyegarkan." Pekiknya dengan begitu girang, melangkahkan kakinya ke sana dan ke mari menikmati aliran sungai melewati kakinya itu. Anak laki-laki itu mengangguk dan tersenyum kembali lalu ia melemparkan air yang sudah ditampung pada tangannya ke arah Amerin, sehingga rambut gadis itu dibuat basah terkena air.

IMPLIED MESSAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang