Bab 2

1.4K 80 1
                                    

Flashback on

Hari itu Naina baru saja tiba di kantor. Saat tengah berjalan menuju lobby ia melihat Adya turun dari mobil yang tampak asing baginya. Ah paling taksi online, batinnya. Reflek Naina menutup mulutnya saat melihat adegan yang sekilas dilihatnya di dalam mobil tersebut. Naina begitu terkejut saat melihat Adya mengecup pipi pria di sampingnya sesaat turun dari mobil. Adya yang tak melihat Naina pun hanya bersikap biasa saja.
Sesampainya di ruangannya, Adya langsung disibukkan dengan laporan-laporan penjualan yang harus dia selesaikan. Adya yang tengah sibuk dengan laptop dan tumpukan kertas di depannya tak menyadari jika sedari tadi ada Naina yang telah berdiri diambang pintu. Naina ingin sekali menuntut penjelasan dari Adya tentang apa yang dilihatnya pagi tadi.

"Mbak." Sapa Naina yang tentu mengejutkan Adya.

"Bikin kaget aja Nai. Masih pagi jangan bikin orang jantungan." Gerutu Adya kesal karena Naina yang datang tiba-tiba.

"Aku tuh udah dari tadi di sini. Mbak aja yang terlalu fokus sampai ga sadar."

"Berangkat sama siapa mba?" Naina memulai misinya mencari tahu tentang pria tadi. Pertanyaan Naina membuat Adya mengangkat sebelah alisnya. Mengapa Naina bertanya seperti itu?

"Sendiri lah. Aldo juga ga sempet kali buat nganterin ke kantor." Bohong Adya yang sudah bisa di tebak Naina.

"Oh sendiri. Tumben ga bawa mobil?"

"Emm itu Nai, tadi mobilku pecah ban jadi aku tinggal ke bengkel. Kesini nebeng temenku searah juga tempat kerjanya." Kali ini Adya tak berbohong.

"Temen? Cowok?"

"Kepo banget si Nai. Udah ah." Elak Adya berusaha menyudahi keingintahuan Naina.

"Mana ada si temen segala nyium pipi." Sindir Naina sarkas. "Kamu itu punya Aldo dan Aisha mba kalau kamu lupa." Tambahnya tak kalah pedas.

"Nai?"

"Kenapa mba? Heran ya aku bisa tahu. Aku tahu kok rumah tanggamu ngga baik-baik aja. Tapi ga bisa juga dong kalau kamu juga selingkuh di belakang Aldo. Kasihan Aisha mbak yang jadi korban." Benar segala yang diucapkan Naina, Aldo memang suami Adya tetapi hanya sebagai formalitas saja. Sejak lahirnya Aisha, Aldo mendadak berubah dan lupa tanggung jawabnya sebagai suami Adya. Seringkali Aldo pergi dengan teman wanitanya. Hidupnya juga lebih sering di luar rumah dari pada bersama Adya dan Aisha. Hal itu pula yang membuat Adya jenuh dan lebih fokus mengurus pekerjaan dari pada menjadi ibu rumah tangga.

"Jadi siapa mba?" Cecar Naina lagi.

"Randy Nai. Temen SMA ku, lebih tepatnya teman dekatku sebelum aku memutuskan untuk menikah sama Aldo." Kali ini Adya sudah tak bisa mengelak. Ternyata ada yang melihat dia pagi tadi saat berpamitan dengan Randy. Betapa malunya Adya. Untung saja Naina, bagaimana jika orang lain yang melihat? Pasti citranya sebagai pemilik usaha akan turun seketika.

"Keep untuk kamu aja ya Nai. Please jangan sampai ada yang tahu."

"Kenapa sih mba? Apa ga ada cara lain untuk melampiaskan rasa sakit kamu." Kali ini Naina sudah frustasi mendengar cerita bos sekaligus sahabatnya itu.

"Kamu gak akan ngerti Nai. Ini udah tahun ketiga dari kelahiran Aisha, tapi Aldo makin jadi kelakuannya. Anggap aja ini balasan buat dia."

"Terserah kamu deh mba. Udah ngga ngerti lagi sama kamu sama Aldo."

Flashback off.

Sesampainya di rumah, Adya langsung disambut oleh putri kecilnya Aisha. Memang sudah menjadi rutinitas ketika Adya pulang Aisha sudah menunggu di ruang tamu sambil menonton kartun kesayangannya. Mendapat pelukan hangat dari Aisha membuat Adya lupa akan segala lelah dan penat yang sedang melanda pikirannya. Memang betul Aisha adalah obat dari segala kesakitan yang Adya rasakan. Meskipun wajah Aisha adalah bentuk fotokopi Aldo, tapi Aisha adalah anak yang lembut dan penuh pengertian.

Second DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang