Bab 9

1.2K 77 7
                                    

Liburan sekolah Aisha telah tiba. Jika sebelumnya Adya membawa Aisha berlibur lengkap bersama ayahnya, kali ini terasa berbeda. Aisha yang sudah merengek sedari mendekati liburan meminta berlibur ke gunung membuat Adya pusing dibuatnya.

"Ma, Aisha mau ke gunung ya? Mama mau tidak?"

Gunung apa sih sha!

"Kenapa mau ke gunung nak?" Tanyaku mencoba memahami keinginan Aisha.

"Iya Aisha mau ke tempat yang dingin ma."

"Bandung juga dingin sha." Timpalku.

"Bukan ma. Aisha mau ke gunung. Pokoknya ke gunung."

"Kalau gamau nanti sha bilang sama ayah ma. Ayah pasti mau." Pinta Aisha semakin merajuk.

"Bukan gak mau sayang, mama pasti mau kok liburan sama Aisha. Coba cerita kenapa Aisha mau ke gunung?"

"Temen Aisha jalan-jalan ke gunung ma sama mami papinya. Di lihat kuda, pohon-pohon tinggi, ada sayur-sayur juga ma."

"Aisha mau lihat pemandangan?"

"Iya ma." Adya mengerti sekarang. Anak seusia Aisha memang mudah terpengaruh oleh cerita temannya. Tak jarang Adya juga bingung dengan permintaan-permintaan Aisha yang tiba-tiba. Bukan hanya soal wisata ke gunung tapi hal-hal kecil lain perkara makanan, baju, tas atau hal-hal lain yang dilihat atau didengar Aisha dari temannya.

Adya semakin memijat pelipisnya. Bagaimana cara memenuhi keinginan putrinya itu. Belum lagi jika hanya harus pergi berdua dengan Aisha, Adya bisa darah tinggi.

"Telfon om Randy ma."

Hah? Apalagi ini sha?

"Kenapa Aisha mau telfon om Randy?" Tanya Adya penuh curiga pada Aisha.

"Ayo ma telfon om Randy." Jika sudah merengek begini, mana bisa Adya menolak permintaan putri kecilnya.

"Ini sha." Ucap Adya memberikan ponsel yang telah terhubung ke Randy pada Aisha.

"Halo om Randy"

"Hai sha, kata mama Aisha mau telfon om ada apa sha?"

"Om sayang gak sama Aisha?"

Adya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah Aisha pada Randy. Daripada harus mendengar ketidakjelasan mereka, Adya berlalu ke dapur untuk memasak makan siang Aisha. Kebetulan hari ini Bu Ida tengah menghadiri acara keluarga di rumah kerabatnya. Adya dan Aisha yang sempat di ajak pun dengan kompak menolak ajakan ibunya.

***

Saat kembali ke kamar dilihatnya Aisha sudah bermain dengan setumpuk lego yang sedari pagi sedang coba dirakitnya.

"Udah sha telfon om Randy nya?"

"Sudah mama. Ini kan Aisha sudah tidak pegang hp."

"Ngobrol apa sha?" Tanya Adya penasaran.

"Kata baba, rahasia."

"Hah? Gimana-gimana sha?"

"Coba mama tanya baba." Celetuk Aisha polos.

Baba?

To : Randy

Mas, kamu sama Aisha janjian kemana?

Kenapa tiba-tiba dia mau panggil baba?

Belum apa-apa udah bikin koalisi 😮‍💨

Kalau gak dibalas-balas jangan ketemu lagi 😏

Randy's calling..

"Kenapa cinta?"

"Cinta-cinta matamu mas."

Second DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang