Bab 22

821 90 19
                                    

Randy menghentikan langkah tepat diambang pintu. Ia hampir tak dapat menahan tawanya saat mendengar pengakuan Jasmine. Setelahnya ia berbalik dan tersenyum kepada ketiga orang di belakangnya.

"Ulangi jas, kamu bilang apa barusan?" Tanya Randy santai.

"Aku hamil Ran dan kamu harus tanggung jawab." Ucap Jasmine sedikit memaksa.

"Gak ada orang hamil yang mabok di club sampai tengah malam jas. Jangan karena kita putus komunikasi terus kamu anggap aku gatau apapun tentang kamu." Randy hanya tersenyum menanggapi lelucon yang sedang Jasmine buat di depan orangtuanya.

"Satu lagi jas, kamu anak perempuan satu-satunya. Dicintai dengan hebat oleh kedua orangtuamu. Jangan merendahkan diri cuma mertahanin laki-laki yang gak seberapa kayak aku. Kalau rasa malu udah gak ada di diri kamu, minimal kamu kasihan sama papa mama kamu." Tegas Randy pada Jasmine. Jasmine semakin histeris mendengar ucapan demi ucapan yang keluar dari mulut Randy. Ternyata memang sudah tidak ada lagi tempat di hati Randy untuknya.

"Jasmine, mama gak sekalipun ngajarin kamu untuk berbuat hal serendah ini." Ucap mama Jasmine yang sempat terkejut mendengar pengakuan putrinya. "Jangan membuat kamu kehilangan harga diri kamu, untuk seorang laki-laki yang sudah berstatus suami orang jas."

"Jawab papa dengan jujur, maksud ucapan kamu tadi apa Jasmine?" Tanya papa Jasmine sedikit meninggikan suaranya.

"Jasmine beneran hamil pa." Ucapnya lirih. Papa Jasmine sedikit menoleh ke arah Randy. Dilihatnya pria itu dengan tatapan tegas yang sulit Randy artikan.

"Siapa laki-laki itu jas? Benar ini perbuatan Randy?" Tanyanya lagi. Tak ada jawaban apapun dari Jasmine, yang membuat papanya mengurut keningnya perlahan. Sungguh Randy sudah tak tahan menahan tawanya melihat semua sandiwara Jasmine.

"Jas, aku ingatkan sekali lagi. Tegakkan kepalamu, lihat kedua orangtuamu. Gak pantas kamu bikin lelucon kayak gini." Lagi Randy meyakinkan seluruh orang di ruangan bahwa saat ini hanyalah kebohongan yang keluar dari mulut Jasmine. "Kamu perlu aku buktiin jas, kalau kamu sedang bohong? Atau kamu sendiri yang akan jujur sama orangtuamu?

"Iya aku tidak hamil. Tapi aku pengen kamu tetap menikah sama aku. Aku gak peduli kamu punya istri atau engga. Aku tetep mau sama kamu Ran." Jasmine yang sudah terpancing emosinya akhirnya hanya bisa menyudahi sandiwaranya. Randy hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Jasmine yang sudah di luar akal pikirannya.

"Jangan jadiin diri kamu perempuan rendah jas. Kamu cukup layak untuk dijadikan satu-satunya oleh laki-laki yang lebih baik. Gak pantas perempuan seperti kamu memilih jadi yang kedua, apalagi menyerahkan diri pada suami orang. Aku punya anak perempuan jas, dan aku gak mau sampai anak perempuanku memilih jalan seperti yang kamu pilih hari ini. Tolong jangan buat kalimatku selanjutnya lebih menyakiti hati kamu dan orangtuamu." Papa Jasmine yang sudah tak sanggup lagi menahan malu atas tingkah laku putrinya memilih berlalu meninggalkan ruangan itu. Sementara mamanya hanya menahan Jasmine dalam rangkulannya sembari menangis. "Aku pamit Tante."

***

From : Adya 🫶

Baba dimana?
Pulang dong, mama tunggu ya

Ini masih di jalan pulang ma
Mama sudah gak marah?

Gak seharusnya aku marah mas, tadi cuma agak shock aja.
Karena belum denger cerita langsungnya dari kamu.

Maafin aku ya dek.
Gak bermaksud bohong.
Aku jalan pulang dulu ya
Mau dibawain apa sayang?

Second DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang