🩰 Rumah

20.1K 2.5K 1.7K
                                    

🎻 Go Go Dolls|Iris
Lagu ini bakal menemani cerita cinta Sabda dan Peony saat SMA

Up lagi, nih hayo mana yang nungguin?

Absen pakai emot sepatu yuk hari ini, aku suka sepatu balet ini 🩰

Yang kemarin kurang ramai nih komentarnya, yang ini ramein yaa

Ayo bakar part ini ✊🔥

Selamat mbaca 🩰

"Kalau lo emang merasa sebersalah itu," Sabda memegang tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalau lo emang merasa sebersalah itu," Sabda memegang tangannya. "Ayo kita ke mansion timur, belum terlambat untuk bikin anak sekarang."

Dalam kondisi seperti ini adalah halal untuk menganiaya Sabda. Tapi tak dilakukannya. Ia tahu Sabda hanya bermain-main. Bocah itu bertingkah seenaknya di usia 26 tahun karena belum pernah ditampar kehidupan.

"Sab, gue nggak bisa tinggal sama lo, untuk sementara ini gue harus balik ke rumah orangtua gue. Ada hal yang harus gue urus?"

"Sibuk ya anak pejabat." Sabda menaikkan tarikan kopernya. "Ya udah, jangan lama-lama. Belum aja lo disembur Opa gue."

Agak heran Sabda melepaskannya begitu mudah. Tukang tidur itu sudah menarik kopernya melewati lorong penyambung ke mansion timur.

Peony berdiri sendirian di dalam mansion super besar ini. Ia melihat ke bagian atas yang sangat tinggi dan berbentuk kubah. Langit-langit cekungnya dilukis ala mitologi Yunani.

Kekayaan Mahameru sudah ia ketahui sejak SMA tapi tak menyangka jika tempat tinggal mereka saja sebesar ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kekayaan Mahameru sudah ia ketahui sejak SMA tapi tak menyangka jika tempat tinggal mereka saja sebesar ini. Wajar dulu Sabda bisa memberinya upah menggambar yang cukup untuk biaya hidupnya selama seminggu. Cowok itu memintanya menggambar hampir setiap hari.

Terlalu fokus mengamati seni patung wanita memegang guci, Peony tak sadar akan kehadiran Harbi.

Mungkin karena pendiam, ia juga tak menegur Peony. Hanya berdiri memandangi di pintu masuk.

Sepatu Pencuri Takdir Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang