🩰 Sweet Cigarettes

21.6K 2.4K 1.6K
                                    

🎻YAD

Dek Pony balik lagi, cung mana yang rindu?

Absen dulu di sini biar semakin semangat nulis 🐮🍓

Mari bakar part ini lebih panas lagi ❤️‍🔥

Jarang update karena lagi ngurus omaku yang sakit stroke, jadi nulis dan bikin video promosi kalau lagi ada waktu

Selamat mbaca 🩷🤏

Sabda menyelam lebih dalam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sabda menyelam lebih dalam. Menekuk lututnya di dasar kolam tiga meter. Malam-malam, ia menenggelamkan diri berharap itu akan mengurangi tuduhan-tuduhan yang menudingnya telah melakukan keteledoran.

Kesalahan terbesarnya adalah membiarkan napsu binatangnya membludak. Menjadikan Raeya sasaran tanpa berpikir dampak setelahnya.

"Hah...." ia muncul ke permukaan, mengusap wajahnya dari air berkaporit. Punggungnya bersandar pada pinggiran kolam seraya meraih satu gelas anggur merah.

Kolam renang sangat hening di tengah malam tanpa siapapun selain dirinya. Kolam yang berada di dalam mansion dengan dikelilingi tumbuhan besar khas suasana tropis.

Sabda mungkin akan bertindak lebih jauh tadi, bisa jadi ia benar-benar melakukan hubungan intim dengan Raeya. Bukankah seharusnya itu hal normal untuk pasangan suami istri? Di awal pernikahan saja Raeya menyetujui usul untuk memberinya keturunan. Lantas kenapa ia merasa perlu menahan diri untuk tak memaksa gadis itu?

Yang benar saja! Ia akan jadi sasaran empuk ejekan di tongkrongan kalau ketahuan masih perjaka bahkan setelah menikah!

Menarik tubuhnya naik ke atas, Sabda menutupi pundaknya dengan handuk. Hanya mengenakan celana renang ketat, ia berjalan masuk ke ruang ganti khusus. Mandi di sana lalu setelah ia rasa sudah terlalu malam untuk Raeya masih bangun, barulah ia diam-diam kembali ke kamar.

Raeya sudah tidur menutupi seluruh tubuhnya. Bagus untuk mereka.

Bak pencuri di tengah malam, Sabda menutup pelan pintu. Tetapi ketika menoleh ke arah meja rias, ia menemukan Raeya duduk di sana menyisir rambutnya. Lalu siapa yang tidur di ranjang? Ternyata hanya bantal guling yang diselimuti. Tahu begitu Sabda tidak masuk.

Tatapan keduanya bertemu, Peony segera berpaling ke arah lain. Menyisir rambutnya menutupi sisi wajah, terlalu jelas menghindari kontak mata dengan Sabda.

Sabda yang bersikap tidak terjadi apa-apa sebelumnya, naik lebih dulu ke atas ranjang. Menutupi setengah tubuhnya dengan selimut lalu berbaring seperti ikan mati.

Dari cermin, Peony diam-diam memandangi Sabda. Dasar, semudah itu tidur setelah menciumnya secara brutal! Peony ingin menghantam wajah Sabda dengan bantal gulingnya.

Sepatu Pencuri Takdir Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang