🎻 FOREVER STARS
Cefatt kalian setel lagu iniiii! Buru!Anyong haseyokkk, update lagi ya ampun
Kemarin gak update karena aku lagi menggila hahha, part ini panjang betol ihhh mau nangis saking bablasnya, lengah dikit dah mau 4000 kata
Marah sieh aku kalau part sepanjang ini tdk lebih ramekk dari kemarin 🥺
Sebelumnya, makasih kalian udah ikutin aku sejauh ini
Boleh absen di sini kasih emot 🍓🐶
Bakar lagi part ini yaa, harus lebih panas dari kemarin 😆❤️🔥
Selamat mbaca~
"Bi, makasih," Ucap Peony begitu tiba di depan pekarangan mansion timur, masih perlu berjalan kaki lagi menuju pintu mansion. Harbi berbaik hati mau menemaninya jalan-jalan malam meski sebelumnya sudah meninggalkan meja makan duluan.
Entah malaikat mana yang mengetuk hati Harbi, seketika ia menghampiri Peony di depan pintu mansion barat. Menawarinya berjalan kaki lewat depan sekalian membakar kalori katanya.
Tangan yang sejak tadi di dalam saku celana itu masih tetap pada tempatnya. Konsisten.
"Umh. Terima kasih pienya, enak. Kata Mama saya, kamu yang buat."
"Kamu udah nyobain ternyata? Wah, senang deh kalau kamu suka. Iya, aku suka bikin-bikin kue, coba-coba sih."
Ternyata begini rasanya dipuji Harbi.
Keduanya masih sempat berdiri saling pandang. Agak canggung.
"Nggak masuk?" tanya Harbi.
"Ini mau."
Kedua tangan Peony di belakang tubuh.
Tetapi ketika langkahnya mantap hendak menuju mansion timur, waktunya tersita oleh pemandangan Harbi yang sedang tersenyum tipis melihat ke langit.
Penasaran, Peony ikut memandang ke mana mata Harbi.
Rupanya bulan.
"Kamu suka?"
"Suka," jawab Harbi. Ia menoleh ke Peony, lupa menetralisir senyumnya lebih dahulu. "Nggak pernah nggak cantik, kan?" tanyanya.
Ditanya begitu, Peony sempat berpikir.
"Cantik?"
"Iya, bulan."
"Ah... Iya."
Peony tidak jadi masuk, ia menemani Harbi menonton bulan. Tidak saling bicara namun ternyata cukup menyenangkan. Ia jadi tahu sisi lain Harbi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepatu Pencuri Takdir
Fantasy|STORY 22| Peony terlahir kaya, ia terbiasa hidup dalam segala kemewahan. Tak ada yang mempersiapkannya untuk menjadi miskin. Ketika ayahnya dipenjara dan dimiskinkan karena kasus korupsi, dalam semalam kehidupan Peony berubah malang. Tanpa dukungan...