32: Kebahagiaan

10.7K 845 72
                                    

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pesan Mommy jangan jadi silent readers dong!!! Vote dan komen juga.

Walaupun part kemarin gak sesuai target, mommy tetap up karena kasian yang udah nungguin.

**•̩̩͙✩•̩̩͙*˚ TAKDIR TERBAIK ˚*•̩̩͙✩•̩̩͙*˚*







Saat hendak pulang ke rumah dinas, Najla merasakan kepalanya pening dan pandangannya mengabur. tangannya terangkat untuk memijat keningnya, guna mengurai pening yang mendera. Ia beranjak dari duduknya, berniat pamit pada kedua mertuanya.

"Umi-" panggil Najla melihat mertuanya sedang mengobati Arhan yang benjol.

Karena terlalu pening, Najla tidak bisa menopang bobot tubuhnya sendiri, dan akhirnya kesadaran Najla terenggut.

Najla pingsan, setelah memanggil mertuanya.

Umi Aisyah menoleh ke sumber suara, hendak menanyakan kenapa menantunya memanggilnya, seketika mata wanita tua itu terbelalak melihat menantunya terkapar pingsan.

"ASTAGHFIRULLAH NAK!!!." Pekiknya panik.

"Umi kenap-" Arhan mengikuti arah pandang Uminya. "Astaghfirullah!."

Umi menghampiri Najla, lalu menepuk pelan pipi perempuan muda itu. "Nak, bangun."

"Bangun sayang!." Panggil Umi Aisyah.

"Arhan jangan diam aja! Cari bantuan!." Kesal Umi melihat anak bungsunya yang diam melongo bak orang bodoh.

"Bantuan kemana Umi?." Ucapnya agak loading.

"Kemana kek!."

Arhan buru-buru membuka handphonenya, menghubungi nomor yang ia yakini bisa dimintai tolong karena situasinya sedang genting. Setelahnya ia menghampiri Umi Aisyah yang sedang panik.

"Arhan astaghfirullah!." Umi Aisyah kesal disaat situasi genting seperti ini Arhan bisa-bisanya bertingkah bodoh, liat saja lelaki itu diam menatap Umi dan kakak iparnya.

"Umi kenapa sih?."

"Kakak ipar mu pingsan ini! Cepat cari bantuan! Panggil Abi! Kalau nggak panggil Bunda Ema!."

Arhan bergegas memanggil Abi Jafar yang sedang berada di halaman belakang sedang main lato-lato. "Abi!!!" Panggilnya.

Abi Jafar menoleh. "Kenapa Han?." Tanya Abi malas.

"Kakak ipar pingsan!." Beritahu Arhan.

"Apa!!!." Abi menutup mulutnya lalu menggelengkan kepala dramatis, seperti adegan sinetron yang mendengar kabar buruk.

"Abi gak usah drama, situasinya lagi genting!." Arhan mengingatkan.

"Dimana menantu Abi sekarang?." Tanya Abi. Ia sangat khawatir sekarang dengan kondisi menantunya yang tak sadarkan diri, ditambah anak sulungnya sedang bertugas.

"Di ujung tangga!." Abi melempar lato-lato kearah Arhan membuat lelaki itu dengan sigap menangkap lato-lato yang abinya lempar. Jangan sampai keningnya dicium oleh benda keramat itu untuk ke beberapa kalinya.

"Untung aja ketangkap! Coba kalau nggak! Bocor kepala." Gumam Arhan lalu berlari masuk kedalam.

"Abi ini gimana?." Tanya Umi panik melihat kedatangan suaminya.

"Kita bawa ke rumah sakit Umi."

"Kan ada Arhan."  Mengingat anaknya juga berprofesi dokter, jadi mungkin tak ada salahnya juga kalau Najla di periksa oleh Arhan.

TAKDIR TERBAIK (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang