18. Sweet hurt [Revisi]

440 25 1
                                    

Bodoh, kenapa kau kemari..." Liam tampak tersenyum enteng dan lelah.

Tanpa sadar Noe menyebut "12.30"

"Ah, ternyata kau mencurigaiku. Noe. Benar seperti dugaanmu..."

"Bagaimana bisa....?!"

"Ah benar ( Liam berdiri dan berjalan mendekati Noe)

Aku pacaran dengannya bahkan berapa bulan lalu hubungan kami masih baik Noe, sampai akhirnya kau datang padaku. Dan BOM! inilah yang terjadi." Ucap Liam sambil tersenyum pahit ke arah Noe.

"Lalu kenapa itu... bukankah itu foto nona Diana?! Kenapa?!"

"Karena dia ketahuan, bahkan sebelum gamenya di mulai untuk saat ini. Noe ..."

"Apa kau di hianati Liam?!"

Liam menelan ludahnya dalam, rahangnya terlihat saat giginya tertutup rapat.

"Ya..."

"Bagaimana rasanya..." bibir Noe bergetar pada saat berkata begitu. Matanya serasa panas ingin mengeluarkan embun air namun tetapi berusaha di tahannya.

"Kurasa kau lebih tahu dan paham hal ini dari pada aku Noe...." lirih Liam.

Tenggorokannya serasa teriris dengan goresan pisau silet ketika mengatakannya.

"Ha ha, hahaha , ahahahhahahaa... "

Noemi tertawa lirih, tapi Liam tau itu bukanlah tawa. Tapi bentuk kesedihan Noemi yang tertahan.

"Aku berhasil menghancurkanmu Liam..." Noemi berusaha menunjukkan raut wajah gembiranya.

"Ya sepertinya begitu..."

"Apa itu menyakitkan?!"

"Ya itu sangat menyakitkan. Bukan karena wanita itu, tapi kau.

Untuk setiap penyesalan yang kuingat dan bagaimana kita sekarang."

Mendengar kata-kata itu hati Noe merasa nyeri.

Disatu sisi ia merasa puas dan senang dengan keadaan Liam saat ini.

Benar dugaannya selama ini bahwa Liam punya wanita lain dalam hidupanya.

Namun di satu sisi ia juga cukup sedih melihat keadaan Liam yang tak jauh beda darinya.

Dia dibohongi oleh Liam, sementara Liam dikhianati oleh wanita yang ia cintai.

Lalu apa yang salah?!

Apa yang di harapkan?!

Apa itu karena mereka pernah terhubung di masa lalu?!

Seingatnya, Liam tak pernah berusaha mencarinya, tidak ada sesuatu yang spesial dari Liam yang bisa membuktikan kecintaannya pada Noe, jangankan cinta kasih bahkan untuk sekedar teman untuk bersapa saja tidak.

Hanya Noe saja yang mengejar dan mengagumi sosok Liam yang tabu. Yang bodoh berharap cintanya akan berasa seperti layaknya cerita cinderella.

Lalu apa yang menahannya?!

Apa itu karena obsesi yang terbungkus dengan kata rasa cinta.

Pikiran Noemi yang menyuruhnya untuk segera pergi memang muncul setiap kali ia berinteraksi dengan Liam.

Namun tubuhnya menahannya untuk tetap tinggal bersama Liam.

Dalam situasi ini ia hanya bisa membenamkan wajahnya di bahu bidang Liam yang memeluknya erat. Karena pria itu tampaknya tulus meneteskan air mata sesalnya.

"Andai saja aku sadar sejak awal, andai saja aku lebih membuka pikiranku tentang mu dari awal. Andai saja aku sedikit saja menghargaimu...

Aku pasti tidak akan menyakitimu bahkan hingga akhir...

Mungkin maaf saja tidak cukup...

Bahkan sampai sekarang aku masih menyakitimu.

Benar, dengan cara menahanmu... aku berharap hubungan kita akan membaik...

Hanya itu yang bisa ku lakukan saat ini agar kau tetap di sampingku...

Sebentar saja kumohon ...

Izinkan aku untuk memperbaiki kesalahan..."

Perkataan Liam begitu membingungkan. Suhu tubuhnya yang hangat dan sedikir bergetar.

Menunjukkan pria kokoh di depannya ini juga rapuh.

Ia hanya bisa menepuk-nepuk pundak Liam dan sesekali mengusapnya.

Hingga Liam tenang.

Tubuh kecil Noe yang menahan Liam  terasa hangat.

Ah... ternyata rasanya seperti ini...

Hangat...

Aku tidak tahu kalau selama ini sentuhan Noe begitu hangat. Ini adalah pertama kalinya dia menyentuhku untuk menenangkan ku duluan...

"Apa kau tidak marah atas tindakan yang ku lakukan..."

Liam merasa bodoh dengan ucapan yang keluar begitu saja dari mulutnya.

Noe masih tetap bersamanya saja sudah syukur, jawaban apa yang dia harapkan dari kata-kata lancangnya itu.

"Marah...

Tentu saja aku marah dan cukup sedih mengetahui calon suamiku mengakui hubungannya dengan wanita lain...

Walau ternyata hubungan itu tak semulus yang kau bayangkan Liam.

Tapi, entah kenapa...

Semua sikap dan tindakanmu yang seperti itu sampai alam bawah sadarku memakluminya...

Kadang semua terasa dejavu...

Sampai terkadang aku berfikir apa aku pernah melalui ini sebelumnya.

Seperti mengulang waktu...

Aneh kan... padahal kan kita baru bertemu lagi dan jadi seperti ini setelah bertemu belakangan...

Kadang aku kecewa terhadap diriku sendiri...

Tapi dengan kau mengakuinya sekarang , setidaknya aku bisa tahu sedikit tentang masalalu mu dengan nona Diana.

Jadi kau tidak perlu bersandiwara untuk menyukaiku...

Liam... untuk sekarang aku baik-baik saja... "

Seketika Liam teringat wajah Noemi saat setelah ia ditabrak mobil ia juga mengatakan "aku baik-baik saja..."

Hatinya menjadi perih, nampak dari wajah Liam yang sangat merasa kecewa.

"Makanya... sebelum terlambat kau bebas menentukan pilihan Liam...

Aku tidak ingin menikah dengan orang yang tidak menyukaiku dan dengan terpaksa karena ingin menunaikan tanggung jawab."

Liam hanya bisa menunduk kebawah dengan kata-kata yang disampaikan Noe.

Tampak kali dia masih linglung memikirkan tindakannya selama ini.

"Karena aku sudah melihat apa yang ingin aku lihat, aku akan pulang duluan Liam...

Maaf sudah mengganggu waktu sibukmu."

Liam langsung menarik tangan Noemi.

"Tidak bisakah kau tinggal di sini, dan pulang bersamaku nanti..

Aku akan menyelesaikan urusanku sampai jam 4, ok..." ucapnya dengan mata penuh harap.

"Baiklah..."

Jawab Noemi singkat.

.
.
.
.
Bersambung
6/1/2025

Sweet BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang