0.2 Revisi

1.9K 95 0
                                        

Darahku bercucuran bahkan bunga yang kupegang berwarna putih berubah kemerahan karena darahku sendiri...

Ternyata rasa sakitnya seperti ini....

Inilah yang diami Noemi..

Tidak itu bahkan lebih sakit dari ini...

Disisa kesadaranku mulai pudar anak perempuan kecil itu menghampiriku...

"Apa bunganya boleh buat ku, paman?!"

"Si... Silahkan..."

"Kenapa kau tidak protes, aku bahkan memedulikan bunga ini dari pada dirimu yang sekarat...?!"

"Haha, mu...ngkin.. Karena... Dulu orang yang kusukai mati dengan cara seperti ini, jadi aku senang aku mengalaminya dan membayar semua yang aku lakukan... Aku malah berterimakasih kepadamu, kalau kau tidak ada aku tidak akan tertabrak dan mati ... Aku tidak tahan hidup dalam kehampaan... Bohong kalau saat kehilangannya diriku masih baik-baik saja...."

"Wah kau bahkan mengoceh di saat terakhirmu, jika aku seorang malaikat apa ada kata yang ingin kau sampaikan terakhir kalinya paman?"

Anak itu sangat aneh, bahkan dalam keadan gawat seperti ini, ia tetap tenang. Mungkinkah dia benar-benar malaikat yang menghukumku?!.

Waktu seakan berhenti dalam keadaan yang tak bergeming.

"Bisakah kau katakan padanya aku merindukannya, dan aku benar-benar menyukainya... Aku ingin bertemu dengannya dan memberikan surat yang ada dalam bunga ini...."

"Baiklah, bunganya akan kuambil kuharap surat ini bisa kau antarkan sendiri... (ucapnya sambil melempar surat itu tepat disebelah kepalaku yang terkapar) Oh iya, semoga kehidupanmu kali ini kau tak mengulang kesalahan seperti ini..." ucap gadis kecil itu pergi membawa buket bungaku. Sedang aku yang terlentang setelah insiden tabrakan itu dikerubungi orang.

Hah sekali lihat pun aku tahu bahwa aku tamat hari itu, dan beruntungnya aku tak melihat api neraka tapi ruang hampa tanpa ada apapun.

(Pov Noemi)

Ruang yang mengurungnya tampak indah, hanya tak ada apapun di sana.

Gadis itu tak tahu ia sedang berada di mana, ia hanya ingat waktu terakhir ia menutup mata.

Ia melihat seorang pria menangis sambil memegangi tubuhnya yang lunglai.

Hal yang ia sukai dari tempat ia berada, ketika ia melihat langit.

Bak kabut putih, yang tiba-tiba menjatuhkan setangkai bunga mawar putih.

Tiap bunga itu jatuh, ia akan menancap dan tumbuh dengan subur melahirkan bunga mawar putih lainnya.

Ia menghitung tiap-tiap bunga itu jatuh

Dan ini yang ke 100.

Gadis itu merasakan kesedihan sekaligus kebahagiaan tiap kali melihat fenomena aneh seperti itu.

Tiba-tiba angin berhembis Noemi mendapatkan selembar pesan yang melayang tiba-tiba jatuh ke tangannya.

Angin sejuk itu seakan menerpa wajahnya yang sendu dalam kesendirian.

"Pesan?! Apa ini untukku?!" Tanya gadis itu.

Selembar kertas itu terdapat tulisan yang tak asing.

Isi surat itu:

"Aku mencintaimu Noemi....

(Mata gadis itu terbelalak membaca tulisan tangan di surat itu. Pedih menghantam hatinya, hingga ia harus menarik nafas panjang untuk lanjut membacanya)

maukah kau menikah denganku?!

jika pesan ini tak sampai aku pasti hidup menua dalam kehampaan sampai mati sambil memikirkanmu, tapi jika iya aku akan membayar semuanya dan memulai ulang bersamamu..."

Seperti isi surat yang di kirim seseorang yang tak punya gairah hidup.

Tiba-tiba dari jarak 50 meter, gadis itu melihat seorang pria yang menundukkan kepalanya.

Ia tak tahu kenapa ia melangkahkan kaki ke arahnya walau ia tak ingin.

Suara langkah kaki itu tentu saja di dengar oleh pria tersebut.

Pupil mata elang pria itu membulat seketika melihat gadis yang ada di depannya.

Air mala yang menggenang itu akhirnya jatuh ke pipi tegas yang menampakkan rahang dari pria itu.

Ia berkedip sekali melihat gadis yang ada di depan matanya.

Tatapannya berubah hangat, sembari ia berjalan pelan ke arah gadis itu. Lalu memeluknya.

"Lihat istriku... doaku dikabulkan...."

Ucap pria itu menyimpan sejuta rahasia

Ia memeluk gadis itu begitu hangat,


"Kenapa kau kemari juga, Liam?!"

Gadis itu masih bertanya kenapa ia mengucapkan kata-kata itu pada pria yang tak ia kenal.

"Because I love you. when we live again i will always love you now tomorrow and later."

Ucap pria bersuara berat itu.

Bersambung.

Last revision 15/12/24

Sweet BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang