Sudah hampir setahun semenjak gadis itu pergi. Ia mulai terbiasa dengan itu. Kembali pada dirinya yang dulu. Dan kembali pada hari-harinya yang membosankan. Gadis itu benar-benar sudah meralatnya.
Jason duduk melamun di kursi cafetaria kampusnya. Ditemani aroma makanan yang lezat ia duduk menyendiri di sudut cafetaria. Memutar-mutar ponsel hitamnya, bosan. Ia sangat bosan. Tidak ada yang menarik lagi baginya.
"Ekhmm.. Gue boleh duduk disini?" Tanya seseorang. Tanpa melihat siapa pemilik suara itu ia sudah tau siapa orang itu.
Jason hanya mengangguk. Ia sangat malas, jujur saja. "Ada perlu apa?"
"Lo masih mikirin dia?" Tanya pria yang duduk di hadapannya.
"Ada urusan apa lo sama gue?"
"Gue cuman mau ngundang lo,"
Jason langsung mendongakan kepalanya, menatap penuh tanda tanya pada pria bernama Rian itu.
"Gue akan bertunangan dengan Syla. Setelah gua kabur dan rencana pernikahan gue batal, orangtua gue marah besar. Mereka ngambil semua milik gue. Minggu lalu mereka jodohin gue sama Syla. Ayahnya teman kecil ayah gue. haah mereka gak ada abisnya. Hidup gue menyedihkan bukan?" Ocehnya
"Syla, anak sastra jepang?" Tanya Jason sarkastik dan diangguki oleh lawan bicaranya.
"Kenapa lo ngundang gue?"
"Entahlah, gue gak tau harus ngundang siapa lagi. Tapi terserah lo aja sih mau dateng atau engga."
"Gua harap lo bisa dateng. Acaranya lusa jam 8 malem dirumah gue." Lanjutnya
"Gue pikirin nanti. Yaudah gua ada kelas, gua balik duluan." Jason berdiri dan membawa tas punggungnya.
Drrt... Drrtt..
Jason merogoh saku celana denimnya. Ia menggeser layar ponselnya, muncul ikon surat disana.
Message from Vannia
Barusan Rian datengin gua, dia ngundang gua ke acara pertunangannya. Menurut lo Hanna tau ini gak ya?Message to Vannia
Dia juga nyamperin gua tadi. Gak bakal lah, dia dimana kita dimana. Gua rasa Hanna gak bakal tau berita ini.Jason menghembusan nafasnya kasar. 'Kenapa semakin rumit saja' batinnya
Ia melempar tas dan jaketnya ke kursi penumpang. Lalu ia duduk dikursi kemudinya. Ya, dia berbohong kalau dia ada kelas sekarang. Ia hanya malas mengobrol lebih lama dengan Rian.
Sesampainya di rumah Jason langsung membuka pintu kulkasnya. Mengambil sebotol air es lalu menegaknya. Hari ini benar benar panas dan sepertinya minggu ini adalah puncak musim panas. Tahun ini, musim panas benar benar terasa kering, sama seperti dirinya. Entah sampai berapa musim panas lagi yang akan ia lalui tanpa gadisnya, mungkin dua atau tiga lagi. Tapi itu kemungkinan manisnya. Yang terpenting sekarang adalah bagaimana ia menjaga hatinya dan tetap bersabar sampai gadis yang ditunggunya itu kembali. Semoga saja itu tidak lama lagi.
-The End-
Note: maafkann endingnya masih ga jelas huhu... nanti mau dibikin cerita lanjutannya, tapi nanti. Mungkin kalo When You Come atau 12 forces 12 knight nya udah selesai nanti insyaallah dibuat cerita lanjutannya. Untuk sementara mungkin sampai disini dulu cerita Don't Go nya. Terima kasih untuk yang udah mau baca dari awal sampai akhir, yang udah ngevote dan mau nungguin kelanjutan ceritanya hehe. Tungguin aja ya nanti season 2 nya ^^~
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Go
Подростковая литература"Aku membutuhkanmu. Aku membutuhkanmu untuk menjagaku. Aku membutuhkanmu untuk menenangkanku. Aku membutuhkanmu lebih dari apapun." -Hanna "Aku menyayangimu, aku mencintaimu. Apapun yang terjadi akan tetap begitu" -Jason Don't Go © 2014 Putrinabila_h