Chapter 16

1.4K 38 13
                                    

"Apa-apaan dia? berani-beraninya nantang gue"

Rian masuk kedalam apartemen Hanna. Ia melihat layar tv yang menapilkan gambar Maleficent dan bekas cup Bubble tea di meja.

"Sial. Mereka bener-bener nonton berdua"

Rian masuk kedalam kamar Hanna. Hanna sedang tertidur dengan pulas sambil memeluk gulingnya.

Rian menarik kursi dan duduk di dekat samping kasurnya. Rian mengusap kepala Hanna dengan lembut.

"Maafin gue Han. Gue gak tau kalau bakalan kaya gini. Gue tau, suatu saat lo pasti bakalan tersakiti gara-gara gue. Tapi gue juga gak tau harus berbuat apa suapaya lo gak tersakiti, gue juga gak tau gimana caranya ngomong ke lo" kataku dengan suara yang cukup pelan

Hanna mengerjapkan matanya.  Matanya langsung membulat saat melihat Rian yang berada disampingnya

"Rian? lo? lo sejak kapan disini?" tanya Hanna dengan ekspresi kagetnya

"Sejak lo masih tidur. Muka lu lucu juga kalo lagi tidur"

"Apa? jadi lo udah lama disini? terus ..."

"Jason? dia udah pulang. Kenapa?"

"Oh, gak papa"

"Tadi abis ngapain sama Jason hmm?"

"Jason? gak ngapa-ngapain, cuman nonton doang"

"Cuman nonton?"

"Iya, Kenapa? tadi Jason bilang apa?"

"Jangan bohong."

"Kenapa lo bisa bilang gue bohong?"

"Gue gak bilang lo bohong, gue cuman bilang 'jangan bohong'."

"Gue gak bohong"

"Okey, kalo gitu tolong jelasin ini semua."

Rian memberikan ponselnya dan menunjukan beberapa foto yang ada diponselnya

"Lo? lo dapet darimana foto ini?"

"Gak penting gue dapet darimana. Gue cuman minta lo jelasin aja"

"Okay, orang yang ada difoto ini emang gue sama Jason. Gue ke kedai es krim yang ada dideket Cafè yang biasa kita kunjungin,"

"Jadi tadi lo bohongkan?" potong Rian

"Maaf,"

Hanna menundukan kepalanya merasa bersalah dan juga takut. Takut Rian akan memarahinya.

"Maaf? untuk apa hmm? percuma minta maaf tapi tetep aja kalo nanti lo masih tetep kaya gitu, Jalan berduaan sama Jason. Hey, gue ini masih pacar lo. Inget gak?" Rian meninggikan suaranya

"Maaf,"

Hanna semakin menundukan kepalanya karena suara Rian terdengar sangat marah. Setetes air mata berhasil lolos dari matanya.

"Sekarang gue mau nanya, lo inget gak kalo gue itu pacar lo sekarang hah?" bentak Rian

Air mata Hanna semakin mengalir dari mata indahnya, bahkan isakan terdengar dari bibirnya. Baru kali ini Rian membentaknya. Bertahun-tahun Hanna mengenal Rian, baru kali ini ia membentak Hanna.

"Buat apa nangis? merasa menyesal hmm?"

Tanya Rian sambil mengusap rambut Hanna. Bukannya tenang, Hanna justru semakin takut dengan Rian.

"Kenapa? takut hmm? kenapa takut? apa wajahku menyeramkan"

"Rian ..." panggil Hanna dengan suaranya yang sedikit serak

"Apa? mau minta maaf lagi hah?"

Hanna memberanikan dirinya. Hanna menghapus air matanya dengan kasar lalu menatap Rian

"Sekarang gue yang mau nanya. Kemana aja lo seminggu ini hah?"

"Gue? Lo tau kan bentar lagi ada pertandingan basket? gue sibuk latihan. Gue kan udah jelasin ke lo waktu itu" suara Rian kembali meninggi

"Sibuk? apa latihannya satu minggu full hah? lo mikirin gue gak? gue bosen, gue cuman di apartemen ini sendirian gak ada yang nemenin gue. Emang gak bisa pulang latihan lo kesini dulu gitu"

"Bosen? lo bisakan jalan kemana gitu, lo itu udah dewasa bukan anak kecil lagi. Lo mikirin gue gak? lo kira abis latihan gak capek hah?"

"Yaudah, kalo gitu lo gak berhak marahin gue atau pun Jason. Seharusnya lo berterima kasih sama Jason, dia udah mau nemenin gue, dia yang ngilangin kebosenan gue."

"Oh, jadi sekarang lo lebih milih Jason lo itu hah?"

Rian berdiri dan menendang kursi yang duduki tadi sehingga menimbulkan suara yang cukup keras. "Puas lo berduaan sama Jason sialan itu hah?"

"Engga. Rian, lo harus dengerin gue dulu" Hanna meraih tangan Rian dan menggenggam nya.

"Apa? lo mau ngomong apa lagi? udahlah, gak ada yang perlu dijelasin lagi." Rian menepis tangan Hanna lalu meninggalkannya

Hanna hanya bisa menatap punggung Rian yang meninggalkannya. Matanya memanas melihat Rian nya. Rian yang dia tahu sangat lembut dengannya sekarang membentak dan memarahinya.

.

.

.

.

Hai, maaf ya kalau chapter ini ceritanya masih pendek, tapi aku usahain di next chapter di panjangin lagi.

Makasih yang udah mau baca cerita abal ini, walaupun banyak silent readernya tapi gue tetep berterima kasih karena kalian mau baca cerita gue. Keep Reading guysss ^^

See you in next Chapter

Don't GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang