Chapter 23

1.1K 41 2
                                    

"Tapi bu,"

"Tidak ada tapi tapi an!"

"Baiklah baiklah aku pergi"

Rian berjalan dengan malas dengan Hera yang berjalan disampingnya.

"Ini kunci mobilnya tuan muda" kata seorang laki-laki paruh baya

"Loh? saya nyetir sendiri?"

"Tadi nyonya memerintahkan saya untuk menyiapkan mobil ini, dan katanya tuan muda disuruh bawa mobilnya sendiri."

"Tapi,"

"Maaf tuan muda, tapi itu perintah nyonya. Saya permisi"

Akhirnya dengan terpaksa Rian masuk kedalam mobil itu.

"Jadi kita mau kemana dulu?" tanya Hera

Rian hanya acuh dan menyalakan mesin mobilnya lalu menjalankannya.

"Hey, jadi kita mau kemana? mau memesan baju dulu atau beli cincin?" tanya Hera lagi

Rian tetap diam dan fokus mengendarai mobilnya.

"Apa kamu mau terus diemin aku kaya gini?"

"Gue males, lo aja sana yang beli."

"Kenapa? Ayolah, sebentar lagi kita tunangan dan kenapa kamu jadi kaya gini? dulu waktu kita masih kecil kamu selalu nurutin yang aku mau, dan dulu kamu gak sedingin ini, kenapa sekarang jadi kaya gini? apa gara-gara,"

Rian menghentikan mobilnya dengan mendadak dan menatap Hera dengan tajam. "Apa? lo mau bilang gue kaya gini gara-gara Hanna?"

"Denger ya, gue kaya gini bukan karena Hanna dan gue peringatin ke elo jangan pernah sangkut pautin Hanna dengan apapun!"

"Terus kalo bukan karena dia karena siapa lagi?"

"Karena lo. Okey, emang dulu gue selalu nurutin lo dan gue gak se dingin ini ke lo, itu karena lo dulu gak senyebelin ini."

"Gue? gue nyebelin?"

"Iya, dulu lo itu anak yang polos, tapi sekarang lo jadi egois. Coba lo pikir, karena siapa gue putus sama Hanna? karena lo, dan karena siapa lagi Hanna jadi benci banget sama gue? itu juga karena lo."

"Kenapa sih, yang ada dipikiran lo cuman Hanna hanna dan hanna?"

"Karena dia perempuan yang paling gue sayangin setelah ibu gue, dia wanita paling spesial buat gue."

"Tapi dulu lo pernah bilang ke gue kalo lo sayang sama gue, apa lo gak inget?"

"Gue ngomong kaya gitu waktu gue masih SD dan gue baru sadar kalo sayang ke lo sama sayang gue ke Hanna itu beda, gue sayang sama lo cuman kaya sayang kakak sama adiknya aja."

"Okey okey, tapi sekarang gimana? masalah perjodohan itu, itu kan udah kesepakatan orang tua kita, dan kita gak mungkin ngecewain mereka kan?"

"Gue gak bakal nerima perjodohan itu, gue gak mau nikah sama orang yang bukan pilihan gue."

"Tapi,"

"Masalah pertunangan, kita bakal tetep ngejalanin itu, tapi waktu pernikahan gue gak bakalan dateng."

"Terus lo kemana?"

"Gue bakalan pergi dari rumah, dan gue bakalan nyusun rencana buat kita berdua bisa pergi."

"Apa lo bener-bener gak mau ngejalanin perjodohan itu?"

"Enggak, dan gak akan pernah."

"Okey, terus sekarang gimana?"

Don't GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang