Chapter 10

1.5K 50 6
                                    

Jason masuk ke Cafè lalu duduk di salah satu kursi di pojok Cafè. Setelah memesan minuman, Jason mengeluarkan headset dari tas nya dan memasangkan ke telinganya. Jason mendengarkan lagu sambil menatap rintik-rintik hujan dari jendela Cafè. Salah satu kesukaan nya. Menatap rintik hujan sambil mendengarkan lagu dan ditemani dengan secangkir kopi, sedikit menenangkan perasaan Jason yang akhir-akhir ini sedang gelisah.

Jason meyapukan pandangannya di Cafè favorit nya ini. Agak sepi dari biasanya. Tidak sengaja Jason melihat orang yang sepertinya ia kenal.

"Loh ... itu kan Hera, ngapain ya dia disini? dan sama siapa dia?"

kata Jason sambil memperhatikan Hera yang duduk tidak terlalu jauh darinya

Jason melepas headset nya dan berusaha mempertajam pendengarannya.

"Jadi gimana tentang perjodohan ini? apa kalian setuju?" kata salah satu orang disana

"kita sangat setuju. Hera sangat cocok dengan anak anda"

kata salah satu orang disana yang sepertinya orang tua Hera

"Ya mereka memang sangat cocok, Hera sangat cantik dan anak kami pasti akan menyukainya"

kata laki-laki paruh baya yang sepertinya orang tua dari orang yang akan dijodohkan dengan Hera

'Hera akan dijodohkan?  dengan siapa?' batin Jason

Jason mempertajam pengelihatan nya, berusaha melihat siapa yang akan menjodohkan Hera dengan salah satu anak mereka. Namun tiba-tiba wanita paruh baya yang duduk disebelah Hera menatap Jason dengan curiga. Jason langsung berpura-pura melihat ke sekeliling Cafè.

Jason kembali memasang headset nya dan kembali menatap keluar jendela.

Jason melihat jam tangan nya. Pukul 16:15. Entah, sudah berapa lama Jason melamun.

Jason melihat meja yang tadi ditempati Hera. Kosong.

'Sudah pergi. berapa lama aku melamun?' batin Jason

Saat hendak berdiri dari kursinya, Jason melihat seorang laki-laki sedang berjalan dan menggandeng seorang perempuan yang lebih pendek darinya menuju meja yang tadi di tempati Hera.

'itu ... itu Hanna? sama siapa dia?'

Jason kembali duduk dikursinya dan memperhatikan siapa orang yang tadi menggandeng Hanna.

"astaga itu Rian. Hanna kan tadi bilang mau jawab pernyataan Rian waktu itu di Cafè" Jason menepuk jidatnya

Jason semakin memperhatikan Hanna dan Rian dari tempatnya. Jason tidak bisa mendengar percakapan mereka karena Cafè mulai ramai.

Rian dan Hanna saling tertawa dan melemparkan candaan. Jason yang melihat itu sangat geram. Rasanya ia ingin menghampiri Hanna dan menariknya pulang. Namun Jason mengurungkan niatnya. Jason berdiri dan meletakan uang dimeja untuk membayar minuman yang ia pesan. Jason pergi keluar Cafè. Jason menundukan kepalanya saat melewati meja Hanna dan Rian.

Jason mengendarai mobil nya dengan kecepatan tinggi. Pikiran nya sangat kacau. Beberapa kali Jason hampir menabrak kendaraan lain.

Jason menutup pintu apartemen nya dengan keras dan langsung menuju kamar nya.

****

Hanna tertawa mendengar lolucon yang diceritakan Rian. Tidak sengaja Hanna melihat orang yang sedang berjalan menuju pintu Cafè dengan tergesa-gesa.

'itu ... bukannya itu Jason? kok dia bisa disini?' " batin Hanna

"Han ... kamu kenapa? kok tiba-tiba diem?" tanya Rian sambil melihat ke arah yang sama dengan Hanna

"enggak kok gak papa"

"oiya, kamu mau ngomong apa?"

"a-aku ... sebenarnya aku mau jawab pertanyaan kamu yang ditaman waktu itu" kata Hanna

"a-aku ... aku ga bisa," lanjut Hanna

"kenapa Han?" tanya Rian kecewa

"aku ga bisa nolak kamu" jawab Hanna dengan senyuman nya

"kamu beneran Han? kamu mau? kamu ga lagi bercanda kan?"

"aku beneran dan aku  ga bercanda" kata Hanna mantap

"thanks Han" Rian tersenyum bahagia

Mereka menghabiskan waktu berdua seharian. Mulai dari Cafè,toko buku, dan terakhir makan malam.

Rian mengantar Hanna sampai depan pintu apartemen Hanna.

"Jangan tidur larut malam" kata Rian

" iya"

"Yaudah aku pulang ya" kata Rian sambil mengecup kepala Hanna

"hati-hati"

Setelah Rian menjauh Hanna menutup pintu apartemen nya lalu berjalan menuju kamar nya. Hanna melepas sepatu dan cardigan nya dan mengganti pakaiannya dengan gaun tidur.

Setelah berganti pakaian Hanna menghempaskan tubuhnya di kasur dan menatap langit-langit kamarnya dengan senyuman yang mengembang.

'Aku harus memberi tahu Jason' pikir Hanna

Hanna menelfon Jason. Namun Jason tidak langsung mengangkatnya seperti biasa. Sudah berkali-kali Hanna menelfon Jason namun hasilnya nihil. Hanna meletakan ponselnya di meja dekat tempat tidurnya lalu mulai memejamkan matanya.

.

.

.

.

.

See you in next Chapter . . .

Don't GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang