Part 37

874 106 8
                                    

☞ KEIZARO S2 ☜








Jam masih menunjukkan pukul 05:00 pagi, seorang pemuda berusia delapan belas tahun kini terbangun dari tidurnya yang nyenyak.

Butuh beberapa menit untuk nya mengumpulkan nyawanya, sambil menguap dia memandang wajah tampan seseorang yang dipeluknya saat ini. Senyuman manis seketika terukir diwajah pemuda tampan itu.

"Selamat pagi, kakak..." Bisiknya sambil mencium lembut pipi sang kakak kedua yang saat ini masih asik dengan tidurnya.

"Kenan jangan ganggu kakakmu, dia sedang tidur," bisik Kevan, membuat kenan terkejut. Kapan kakak sulungnya itu bangun?

Kenan mengalungkan tangan kirinya dileher kanan sang kakak dan menduselkan wajahnya diceruk leher Keizaro, mencari kenyamanannya disana, sebelum menutup matanya kembali untuk melanjutkan tidur.

Kevan tersenyum penuh arti melihat itu, dia bergerak dengan perlahan untuk mengecup punggung tangan kanan adik bungsunya itu, sebelum bangkit dan pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka, setelah itu dia akan ke dapur untuk memasak sarapan. Hari ini dia sendiri yang akan memasak sarapan untuk mereka, biarkanlah Mama mereka yang masih tidur.







♛KEIZARO S2♛








"Lah, kok Mama udah bangun, sih?!" Kevan dengan wajah cemberutnya menghampiri sang Mama yang saat ini tengah sibuk menyiapkan bahan-bahan untuk memasak sarapan.

"Loh, kenapa memangnya, sayang?" Tanya Liza dengan nada heran, apa yang terjadi dengan anak sulungnya?

"Padahal aku udah punya niat buat bikin sarapan untuk kita semua pagi ini, biar Mama istirahat. Eh Mama malahan udah ada disini," jawab Kevan, masih dengan memasang ekspresi nya yang tadi, membuat Liza tersenyum lembut ke arah putranya.

"Mama takut kita diusir Kei dari sini gara-gara kamu masaknya keasinan, jadi biar Mama aja yang masak!" Ujar Liza, membuat Kevan menjadi semakin kesal saja mendengarnya.

Sejak kapan dia masak makanan keasinan?

Walaupun memang baru tiga tahun yang lalu dia belajar memasak, tapi masakannya tidak pernah keasinan seperti saat baru belajar memasak.

Ingatkan ibunya jika Kevan itu adalah orang yang sangat tekun dalam mempelajari sesuatu, dan otaknya sangat encer untuk mengingat setiap takaran bumbu dan lainnya dalam memasak.

"Sini, bantuin Mama potong bawang!" Kevan masih memandang kesal ke arah sang Mama, namun tak ayal dia juga ikut memotong bawang.

Ting! Tong!

"Siapa yang datang pagi-pagi begini?" Tanya Liza, sambil mengerutkan keningnya.

"Biar aku yang liat, Ma!" Ujar Kevan sambil berjalan keluar dari dapur, tapi langkahnya terhenti kala melihat Papa nya sudah membukakan pintu.

"Kenapa balik lagi, nak?" Tanya Liza saat melihat sang anak kembali lagi ke tempatnya tadi.

"Pintunya sudah dibuka Papa," jawab Kevan.

"Memangnya siapa yang datang di pagi-pagi buta seperti ini, hm?" Tanya Liza sambil menatap sang anak.

"Bihan," Liza mengangguk mengerti, mendengar jawaban sang anak.

"Ini bawangnya udah Ma, ada yang lain?" Ujar Kevan sambil bertanya.

"Sambil nunggu es di dagingnya cair, kamu bersihin, dan potong-potong sayurannya dulu, ya? Mama mau buatin kopi buat Bihan, dan Papa kamu. Kasihan dia, sudah tidak bisa beristirahat karena melaksanakan tugas dari kita," jawab Liza sambil menyiapkan bungkus kopi. Memang benar yang dia katakan, Bihan selalu 24 jam mengawasi Keizaro. Bahkan apartemen yang ada didepan apartemen Keizaro ini adalah milik Bihan.

KEIZARO Season 2❥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang