33. Dokter Kandungan Ngeselin!!!

11.2K 726 33
                                    

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pesan Mommy jangan jadi silent readers dong!!! Vote dan komen juga.

Banyak yang baca tapi gak meninggalkan jejak vote ataupun komen sama sekali!!!!

**•̩̩͙✩•̩̩͙*˚ TAKDIR TERBAIK ˚*•̩̩͙✩•̩̩͙*˚*

"Arhan? Ngapain kamu disitu?." Tanya Mayor Adam bingung kala melihat Arhan yang keluar dari balik pintu kamar mandi, ditambah keringet lelaki itu sebesar biji jagung.

"Dugem!."

"Pucat banget muka kamu Han, abis lewat dari kuburan apa gimana?." Siapa tahu habis ketemu hantu, pikir Mayor Adam

"Enak aja! Masuk angin aku Mas." Arhan mengeluh, sudah beberapa kali ia mengeluh masuk angin pada uminya tapi tak dihiraukan lantaran masih khawatir dengan kondisi kakak iparnya.

"Minggu ini kamu udah tiga kali masuk angin, kenapa sih?." Tanya Mayor Adam, kemarin-kemarin ini Arhan mengeluh juga masuk angin padanya. Menjadi lelaki termuda di keluarganya, ditambah anak bungsu Arhan sangat manja. Tidak peduli umurnya, yang pasti kalau ia sakit semua keluarganya harus tau, tidak apa hanya masuk angin.

"Pori-pori nya membesar apa gimana?." Celetuk Najla bertanya.

Mayor Adam terkekeh mendengar ucapan Najla, sedangkan Arhan mendengus kecil.

"Masss." Rengek Arhan tak peduli ada kakak iparnya.

"Terus gimana Arhan? Mau Mas kerik?." Tawar Mayor Adam.

"Gak jadi, mau sama umi aja." Arhan mencebikan bibirnya kesal, biasanya Masnya ini yang menjadi terdepan kalau ia sedang sakit. Tapi sekarang karna sudah ada istri, ia jadi tersisihkan.

Arhan cemburu. Tapi dikit.

Lelaki berusia 25 tahun itu berjalan keluar ruangan, tanpa menghiraukan panggilan Masnya.

"Arhan! Dek!.

Mayor Adam beralih menatap istrinya. "Adek." Panggilnya.

Najla menoleh. "Kenapa Mas?.

"Mas senang sekali..." Ia kembali memeluk istri kecilnya.

"Aku juga."

Pintu ruang rawat VVIP itu diketuk luar, Mayor Adam lantas berseru agar si pengetuk pintu masuk. Tak berapa lama pintu terbuka dengan menampilkan seorang dokter kandungan.

"Permisi, bapak Ibu... Saya mau mengecek kondisi Ibu Najla." Ucap dokter itu, membuat Najla kesal lantaran dipanggil Ibu padahal ia belum ibu-ibu.

"Silahkan." Mayor Adam berucap, tapi dengan pandangan terus menatap istrinya.

Dokter itu mengarahkan stetoskop tepat di jantung Najla yang berdetak tak normal. Mata dokter itu menatap Najla yang kini tengah menatapnya juga.

"Jantung anda berdetak tak normal, apa ada keluhan?." Tanya dokter itu lembut.

Najla menganggu. "Ada dok."

"Apa itu?."

"Saya masih suka salting kalau ditatap sama suami saya, apalagi kegantengan suami saya gak manusiawi banget." Najla mengatakan tentang keluhannya sambil tersenyum menatap suaminya. Mayor Adam mendengar itu menahan dirinya untuk tidak salah tingkah. Ingin rasanya ia berteriak. Wajah lelaki dewasa itu memerah malu lantaran dipuji sang istri.

Dokter itu sontak menatap Mayor Adam, menyadari itu Mayor Adam membalikan tubuhnya. Agar sang dokter tak memperhatikannya.

Najla sedikit menyesal telah memuji suaminya didepan dokter perempuan itu.

TAKDIR TERBAIK (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang