Segala sesuatu yang diseriuskan pasti akan ada ujiannya. Untuk menguji mereka yang berujar saling peduli dan menyayangi. Seberapa peka perasaan mereka? Seberapa kuat hati mereka? Seberapa ingin mereka bertahan? Seberapa sudi mereka berkorban?
Apakah...
Haloooo semua... Hanbun kembali lagi dengan cerita lanjutan Kala Sea ini...
Semoga berkenan dan semakin suka ya dengan tulisanku.
Jangan lupa baca dulu "KALA SEA" serta "Kita dan Takdir" agar bisa mengikuti jalan cerita Frasa Rindu ini.
Salam kenal untuk yang baru membaca karya-karya Hanbun ^.^
Terima kasih semuaaaaa... Selamat membaca...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"I Love you 3000, Bu Dosen..."
Kata-kata itu bagai aksi pamungkas dari deretan harapan yang Kala pendam selama ini pada sosok Sea.
Dan kata-kata itu adalah jawaban dari rentetan doa yang Sea panjatkan atas sosok Kala.
***
Acara lamaran hari ini ditutup dengan senyum merekah. Para calon besan izin pamit untuk pulang. Diawali dari Roy dan keluarganya yang lebih dulu meninggalkan kediaman Mona sekitar satu jam yang lalu.
Sementara, Sea terpaksa kembali mengurungkan niatnya untuk pulang cepat. Susah payah Sea berpamitan kepada semua orang. Namun, langkahnya terhenti karena Kala merajuk setiap kali Sea mengutarakan maksudnya untuk pulang.
"Ayo dong, Kal. Saya boleh pamit pulang, ya? Soalnya saya mau ikut menginap ke hotel sama keluarga saya. Saya mau main sama Air dan Banyu."
"Ikut, ya?" rajuk Kala.
"Kok ikut? Kan, ada Bapak kamu di sini. Nanti Om Bram sendirian. Kamu jarang lho punya waktu berdua sama beliau?" Sea mencoba menasehati Kala yang masih terus memohon.
"Saya maunya ikut kamu aja, ya. Please..."
"Kala kayak bocah, ih." Sea bahkan sampai menghela napas, kebingungan.
"Biarin. Biar bocah gini, saya calon suamimu."
Sea tetap bersikukuh, terus menggeleng.
Tak mendapatkan lampu hijau dari Sea, Kala langsung potong kompas menyuarakan keinginannya pada calon kakak iparnya.
"Mas Samudera, saya boleh ikut ke hotel juga, ya? Nggak nginep, cuma pengin main aja."
"Waduh! Mas sih nggak masalah. Senang banget malah bisa ngobrol banyak sama kamu, tapi itu lho, muka calon istrimu... ngeri banget. Hahaha..."
"Mau ngapain ikut-ikut? Nanti kamu macam-macam," tolak Sea yang takut keikutsertaan Kala hanyalah akal-akalan agar bisa modus pada dirinya.
"Astagfirullah, Se. Pikiran kamu tuh yang macam-macam. Saya mau ikut ke sana, biar tambah akrab sama calon mertua saya, calon ipar saya, dan calon keponakan saya." Kala langsung menampik tuduhan Sea.
