Siapa ya yang cemburu???
Selamat baca ya, guys ^.^
Sebuah ruang tamu yang cukup nyaman dengan sentuhan ornamen bambu pada bangku-bangku yang tersedia di sana, jadi saksi pengintrogasian Kala oleh sang calon istri. Kala sempat mengedarkan pandangannya menjauhi wajah Sea ketika ditanya soal keberadaannya di tempat ini. Tempat yang bisa kebetulan sama dengan Sea berada. Kala memilih diam sejenak. Sejujurnya dirinya bingung harus menjawab apa.
Sementara mata di depannya itu seperti mulai berani menyuarakan protesnya karena keberadaan dirinya di sini yang tanpa sepengetahuannya. Entah kenapa Kala merasa Sea selalu punya cara untuk membuatnya mati gaya?
"Kok ditanya malah diam?" ucap Sea mendadak makin lantang. Apalagi ketika Kala malah lebih memilih membuang muka seperti menghindari tatapannya.
Kala kembali fokus pada mata yang haus akan penjelasan itu. Kala menghela napas panjang, mencoba menguasai diri agar tidak salah dalam memberi penjabaran. Karena di depannya adalah calon istri yang sedang datang bulan dan sepertinya sedang menyimpan rindu yang teramat sangat terhadapnya. Cuma gengsi. Bisa-bisa kalau Kala salah bicara sedikit, tamat riwayatnya.
Ditambah kini bukan hanya Sadam yang ada di belakangnya, melainkan juga Rio. Seorang pejantan yang jelas-jelas sempat menyampaikan rasa ketertarikannya terhadap Sea melalui ungkapan kata-kata yang manis. Kala tidak ingin Rio mengambil kesempatan ini untuk lama-lama memandangi wajah calon istrinya.
"Nanti saya ceritakan kenapa saya bisa ada di sini. Sekarang kita beresin urusan kamu dulu. Kamu itu sekarang lebih mirip kue red velvet yang menggiurkan dibanding orang ketumpahan cat. Mengerti?" Delikan mata Kala fokus membungkam dua pasang mata laki-laki di belakangnya itu yang terus menatap Sea dalam kondisi seperti itu.
Kedua orang di belakangnya hanya ganti menatap bingung dengan omongan Kala.
Rupanya Kala tengah dilanda cemburu.
Tak lama terlihat sikap Kala semakin protektif terhadap Sea. Tanpa dikomando, Kala melepaskan jaket yang tengah melekat di tubuhnya dan langsung menutup tubuh bagian depan dari Sea.
"Maaf, ya, kalau bau. Saya cuma nggak pengin ada orang yang melihatmu dalam keadaan seperti ini. Kamu bawa baju ganti, nggak?"
Dalam keterkejutannya, Sea mengangguk dengan degup jantung yang makin tidak keruan.
"Kamu ganti baju dulu. Hati-hati di kamar mandinya, ya. Kalau butuh bantuan bilang, jangan dipaksa kalau nggak kuat. Nanti biar saya minta tolong Ibu pemilik rumah untuk bantu kamu."
Sea lagi-lagi terlihat mengangguk patuh pada perintah Kala.
"Itu tas kamu, bukan?" tanya Kala sambil menunjuk ke arah tas yang berada persis di sebelah Sea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Frasa Rindu
RomanceSegala sesuatu yang diseriuskan pasti akan ada ujiannya. Untuk menguji mereka yang berujar saling peduli dan menyayangi. Seberapa peka perasaan mereka? Seberapa kuat hati mereka? Seberapa ingin mereka bertahan? Seberapa sudi mereka berkorban? Apakah...