Part 12 - Terka

26 1 0
                                    

Sebuah mobil Elf berwarna biru yang menampilkan logo fakultas salah satu universitas swasta, meluncur meninggalkan kota Jakarta dengan kecepatan sedang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah mobil Elf berwarna biru yang menampilkan logo fakultas salah satu universitas swasta, meluncur meninggalkan kota Jakarta dengan kecepatan sedang. Mobil tersebut membawa rombongan yang akan berkegiatan ke salah satu wilayah yang ada di Banten.

Sea yang berada dalam rombongan itu terdiam sepanjang perjalanan. Tidak terlalu banyak bersuara dan melakukan pergerakan. Hanya sanggup menyandarkan tubuhnya yang sejak tadi pagi tak keruan karena kedatangan tamu bulanannya. Perutnya kini sedang mengalami kram menstruasi yang luar biasa intens. Tangannya pun tak luput meraba perutnya sendiri seraya menenangkan apa yang terasa menyakitkan.

Sea yang sedari tadi berusaha memejamkan mata mendadak terusik dengan pertanyaan Nura yang duduk di sebelah kanannya.

"Se, Kepala Desanya barusan kirim pesan, nih. Nanyain kita usah sampai mana?" tanya Nura bisik-bisik.

Sea membuka matanya perlahan, "Bentar, gue cek google map dulu." Suara Sea terdengar seperti menahan sakit.

Baru saja Sea hendak mengambil ponselnya dari dalam tas, tiba-tiba satu suara berat dari sebelah kiri membantu memberikan jawaban.

Suara Sadam terdengar lugas menjawab, "Baru masuk Jalan Raya Pandeglang, Bu."

Sea menoleh ke sebelah kirinya. Nyaris saja lupa bahwa di sebelahnya ada satu mahasiswanya itu. Kesunyian antara Sea dan Sadam selama perjalanan sepertinya akan mulai mencair. Meski Sea tak yakin kata 'ibu' yang disematkan dalam jawabannya tadi diperuntukkan untuknya.

Sea mengangguk pelan. "Makasih, Dam." Sekilas senyum terbit dari bibir Sea yang cukup pucat ke arah Sadam.

Bu Sea sakit? Kok pucat banget, ucap Sadam dalam hati, menerka-nerka apa yang baru saja dilihatnya. Sadam mencoba mengamati lebih seksama.

Sea beralih lagi kepada Nura, "Langsung kirim balasannya ke beliau apa yang tadi Sadam bilang."

Nura mengangguk dan fokus pada ponselnya lagi.

Sea sebenarnya masih ingin membuka keran pembicaraan pada Sadam, tapi perutnya yang sedang tidak bisa diajak bekerja sama membuatnya mengurungkan niatnya. Mungkin nanti Sea akan mencuri waktu di sana untuk bisa sedikit bicara dengan Sadam. Dirinya mau Sadam nanti mengerti dengan masalah yang pernah terjadi antara dirinya dan kakaknya, Bara.

Sea kembali merebahkan diri, menyandar pada kursi mobil dan memejamkan matanya dengan sedikit suara yang melirih karena menahan rasa sakit di perutnya.

Sadam yang menyadari gelagat Sea yang nampak tak nyaman, meyakini bahwa Sea memang sedang tidak baik-baik saja. Sepertinya dosennya itu sedang mengalami sakit pada bagian perutnya.

***

Angin pagi berembus lembut menyapa para peserta outing yang baru saja selesai membongkar tenda. Semuanya sedang sibuk membenahi tas carrier masing-masing. Pagi ini sekitar jam 7, semua rombongan akan bersiap turun gunung menuju basecamp dan pulang.

Frasa RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang