Part 15 - Sendu

17 1 0
                                    


Langsung dibaca ajaa ya guys...

Jangan ikutan sendu... Ini malam minggu lho... ^.^


Pukul 08

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pukul 08.00 malam, Sea akhirnya tiba di depan kosannya. Sea membuka pintu gerbang yang memang belum terkunci dan langsung naik tangga menuju lorong kamarnya. Rasanya badan Sea benar-benar lelah. Untung saja kram perutnya sudah semakin mereda.

Sea terus berjalan sambil mencari kunci kamarnya di dalam tas. Saking tidak fokusnya, Sea tiba-tiba menabrak seseorang. "Eh, maaf," ujar Sea penuh sesal.

"Mbak Sea, baru pulang? Ya Allah, Mbak ke mana aja, sih? Kok nggak ngabarin." Suara Mona menggema menjawab ungkapan maaf yang tadi Sea sampaikan.

Sea menoleh ke atas, wajah Mona sudah terpampang penuh raut cemas.

"Eh, Mona." Sea lalu terdiam seperti berusaha mengingat apakah benar Sea tidak memberikan kabar soal kepergiaannya pada Mona?

"Mbak, kok malah diam, sih."

"Emangnya gue nggak kasih kabar ke elo, ya?" Sea malah balik tanya dengan wajah yang tak kalah bingung.

"Astagaaaaa... Nggak, Mbak!"

"Berarti gue lupa, Mon. Maaf, ya. Kemarin itu buru-buru banget karena ada agenda kegiatan kampus yang mendadak maju. Gue kayaknya lupa ngabarin siapa-siapa."

"Jangan bilang lo juga nggak kasih kabar ke Mas Kala?!"

"Mas Kala?" Sea terlihat berpikir lagi. Sejujurnya masih bete membahas nama itu. Cuma berhubung yang bertanya adalah sahabat sekaligus calon adik sepupu ipar jadi nampaknya harus dijawab, "Kabarin kok. Tadi pagi gue kabarin dia."

"Kirain. Eh, kok baru kabarin tadi pagi? Emangnya lo nggak komunikasi kemarin-kemarin." Mona mendadak mencium aroma kerenggangan.

Sea lagi-lagi terdiam memikirkan jawaban apa yang pantas untuk Mona. Namun, rasanya Mona tidak perlu tahu dulu apa yang terjadi kemarin. "Kan, mendadak, Mon. Jadi, pagi tadi baru sempat."

"Emang lo ke mana, sih?"

"Ke Banten. Ada agenda Pengabdian Masyarakat. Awalnya bukan hari ini. Cuma jadi maju nggak tahu kenapa? Terpaksa persiapannya dikebut. Gue jadi lupa cerita-cerita sama elo."

"Hmm... gue kira lo sama Mas Kala lagi ada masalah," ujar Mona sembari diam-diam memantau air muka Sea. Apakah ada perubahan di sana?

Deg! Tatapan mata Sea sekilas berubah sendu.

Mona melihat perubahan itu. "Lho kok lo malah sedih?"

"Hah?" jawab Sea pelan, buru-buru menormalkan diri. "Nggak, kok."

"Lo sama Mas Kala baik-baik aja, kan?"

Sea memaksa menyunggingkan senyum, "b-baik kok."

Mona hanya menatapnya tanpa berniat membalas percakapan itu lebih lanjut.

Frasa RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang