Part 16 - Teguran Keras

20 1 0
                                    


Sehabis shalat subuh, Kala berniat melanjutkan istirahatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sehabis shalat subuh, Kala berniat melanjutkan istirahatnya. Matanya masih sungguh mengantuk. Badannya apa lagi, sungguh sulit diajak kerja sama. Kala merasa dirinya seperti menggigil kedinginan. Ditariknya selimut hingga menutupi bahu. Kala mencoba melihat ke arah pendingin ruangan. Suhunya seperti yang biasa digunakan. Namun, kenapa pagi ini tubuhnya merasa seperti ditusuk-tusuk hawa dingin? Terpaksa Kala menaikkan suhu ruangan agar kamarnya lebih hangat.

Baru saja, Kala hendak memejamkan mata. Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarnya.

Tok tok!

Kala sangat terganggu akan hal itu. Siapa yang sepagi ini datang mengetuk kamarnya? Selain dirinya, hanya ada dua orang yang memiliki kunci klinik sehingga bisa masuk hingga ke atas. Hanya Bapaknya dan Roy. Namun, sepertinya pelakunya adalah Roy. Mengingat Bapak sedang ada dinas di luar kota.

"Bos, gue tahu lo udah pulang. Bukain dong," teriak Roy dari balik pintu.

Benar dugaan Kala. Kala merengut. Ngapain sih datang sepagi ini? Kayak kurang kerjaan aja. Biarin aja, besok gue tambahin shift kerjanya, gumam Kala menahan kekesalannya.

Meski malas dan mengantuk, Kala tetap bangun dan membukakan pintu kamarnya untuk Roy. Ceklek! Wajah Roy langsung terhidang di hadapan Kala begitu pintu terbuka.

Awalnya, Roy ingin langsung mencak-mencak pada Kala. Kesal karena Kala tidak ada kabar sama sekali, tapi begitu melihat kondisi Kala dengan wajah sayu. Tensi Roy mendadak turun.

"Kenapa lo? Sakit?" Roy mendadak jadi khawatir.

Tak menjawab, Kala hanya berjalan kembali menuju ke tempat tidurnya. Lanjut menarik selimut, memastikan tubuhnya hangat lagi.

"Menggigil gue," pungkas Kala.

Roy langsung ikut masuk dan berdiri mendekati Kala. "Lo abis ngapain? Cuti nggak bilang-bilang. Ke mana, sih?"

"Gue habis tolongin teman kuliah gue dulu yang butuh Dokter untuk acara outing kantornya."

"Outing-nya di mana emang? Sampai pakai cuti segala. Nggak bilang-bilang pula."

"Gunung Pulosari."

"KE MANA??? Roy memekik, kaget. "Ke mana ulangi coba?"

"Gunung Pulosari di daerah Banten."

"Lo naik gunung? Na-ik gu-nung?" timpal Roy setengah tak percaya.

Kala sontak menutup telinganya. Benar-benar ini tamu!

"Iya, gue naik gunung."

"Ya ampun, Kal. Bisa-bisanya lo naik gunung mendadak dan tanpa persiapan. Masih bagus nggak tepar lo." Roy melotot. Tak habis pikir dengan kelakuan Kala.

"Gue boleh tidur setengah jam dulu nggak, Calon Ipar? Setelah bangun nanti, baru lo boleh ceramah lagi, deh. Asli gue ngantuk dan masih capek banget."

Roy menatap jengkel, tapi mau bagaimana lagi? Kala sedang tidak dalam kondisi fit.

Frasa RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang