BAB SERATUS DUA PULUH DUA

1.8K 338 10
                                    

"Err, awkward. Aku seharusnya bertemu dengan Norah, why the fuck are you here?" tanya George Lim yang memasuki stadium dan hanya melihat Ares Escara.

Sang quarterback yang memegang bola di tangannya dengan spontan melemparkan bola kepada George yang belum siap. Namun George Lim dulu adalah pemain rugby dan Ares tahu refleks pria itu akan menangkapnya.

"What the fuck, Ares?" tanya George Lim pria dengan paras Asia yang secara spontan menangkap bola yang dilemparkan.

Ares lalu tersenyum dengan bangga, "Main satu permainan denganku, George."

"Denganmu? Tidak terima kasih," kata George yang melempar bola kembali kepada Ares.

Namun Ares tidak menyerah dan melemparkan kembali football kepada George. Sekali lagi George Lim menangkapnya. "Apa kamu sangat bodoh sampai tidak mengerti kata-kataku? NoN and O—tidak, aku tidak mau bermain denganmu."

George mengembalikan bola kepada Ares dan sekarang sang quarterback berkata dengan percaya diri, "Aku akan mengatakan satu cadence sederhana kepadamu, kalau kamu bisa mendengarkanku dengan baik, berikan aku kesempatan untuk menjadi kaptenmu."

"..."

"..."

"You know it doesn't work this way and I will never be convinced," kata George yang masih tidak percaya Ares Escara memintanya untuk bermain football dengan pria itu.

"What's there to lose though? Aku hanya ingin dua menit waktumu. That's it. How about we start playing and less talking?" tanya Ares kepada George.

Pria itu mengembalikan bola kepada Ares dan ia mengira George Lim akan meninggalkannya ketika pria itu berjalan ke sisi lapangan. Namun George mengejutkannya ketika pria itu menurunkan tasnya dan berlari kembali ke arah Ares. "Ayo, Philipo menungguku."

Ares tahu siapa Philipo karena ia dan Norah tadi pagi melihat akun sosial media George. Philipo Mendez adalah pasangan George Lim dan pria itu sama sekali tidak menutupi kenyataan kalau mereka saling mencintai melalui akun sosial medianya. Banyak foto mesra terpajang di akun George Hubungannya dengan Philipo adalah alasan kenapa George Lim kehilangan kontrak atlet rugby profesionalnya. Tidak semua bidang olahraga profesional menerima atlet gay dan George Lim kehilangan kesempatan untuk bermain dengan New England Free Jacks karena hubungan pribadinya. Ares hanya mengangguk dan berkata, "Kamu harus membawanya untuk menonton pertandingan kita dua minggu lagi melawan Princeton Tigers."

George Lim yang baru saja mengikat sepatunya sekarang menatap Ares dengan tatapan terkejut, "Apa?"

"Bring him to our game, Norah will love having company."

Untuk sesaat George terlihat salah tingkah, tapi pria itu mengubah ekspresinya kembali menjadi datar dan dingin, "I'm not playing for this team yet, Escara. Aku kesini hanya untuk mengembalikan seragamku."

"Atau kamu bisa menyimpannya dan bermain football," Ares sekarang berada di posisinya untuk melempar bola. George menunggu aba-aba Ares dan berada di posisinya sebagai tight end. "One game, that's it."

"Blue forty two, blue forty two, right, white eighty, set hut," teriak Ares dan George mengerutkan dahinya. Ia terlihat bingung karena untuk kali pertama ia mendengar Ares tidak tergagap dan karena pria itu memintanya berpindah ke kiri lapangan. George berlari dan mengikuti perintah Ares ke arah berlawanan dan pada saat itu sang quarterback melemparkan bola.

Karena tidak ada yang menghadangnya, ia berlari ke arah end zone—garis akhir di lapangan—dan membawa bola. Ares tidak bergerak dari posisinya, tapi pria itu berbalik ke arah George untuk melihat pria itu mengangkat kedua tangannya dengan penuh kemenangan membawa bola ke garis akhir.

George berlari ke arah Ares dan bertanya, "Why make me go to the left?"

"Aku mempelajari pertandingan kita melawan Brown Bears kemarin. Aku memiliki lebih banyak ruang di kiri untuk melempar bola kepadamu dan tidak banyak yang akan menghadang kita berdua di sisi ini. Tentu saja strategi ini tidak bisa terus digunakan, tapi kalau kita menemukan lawan seperti Brown Bears, aku ingin kamu berpindah posisi sesaat setelah bola dilemparkan Ben kepadaku."

"Nice move," kata George yang mengakui. "Efisien dan aku mengerti."

Ares mengarahkan tangan kepada George dan menunggu pria itu menjabatnya. "Nice game, George. Thank you for playing with me."

George yang terlihat terkesan menunggu hingga Ares mengatakan kapan jadwal latihan mereka berikutnya. Namun Ares hanya terlihat tersenyum dan mengambil bola kembali darinya. "Hei," kata George kepada Ares.

"Ya?"

"Do you want me to say the question or you're just going to tell me."

Ares mengerutkan dahinya, "Maaf?"

"Kapan latihan berikutnya, QB?"

Ares tersenyum lebar dan memberi tahu George jadwal latihan mereka.

———

"Coach Watson, apa maksudmu?" tanya ibu Nara Teagan, Elsa Teagan kepada Richard Watson. Elsa Teagan, profesor matematika ternama dan juga pemenang penghargaan prestis, The Fields Medal terlihat bingung dengan apa yang baru saja diucapkan pelatih utama Crimson High mengenai anak perempuannya.

"Nara membayar semua orang untuk masuk ke dalam tim Crimson High dan sekarang ia menghilang begitu saja. Aku kehilangan semua timku karena Nara. Where is she?" tanya Richard kepada Elsa.

Elsa Teagan melihat ke arah suaminya, Raymond Teagan dan menunggunya untuk membantu. Raymond terlihat sama terkejutnya dengan istrinya dan tidak bisa mengucapkan sepatah katapun. "Coach, ini pasti adalah kesalahan. Nara beberapa hari yang lalu mengatakan kepadaku kalau ia akan sibuk dan akan menginap di kamar asramanya. Kamu pasti bisa mencarinya di asrama. She's not there? Ia tidak mungkin menghilang begitu saja."

Richard mengedikkan bahunya, "Aku tidak tahu, Mr. and Mrs. Teagan, you tell me, mana anakmu—Nara Teagan?"

Shall We Dance? | CAMPUS #03Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang