BAB SERATUS DUA PULUH TIGA

1.6K 317 9
                                    

Satu hari sebelum pertandingan kedua NCAA Bowl — Harvard Crimson High melawan Princeton Tigers.

Richard Watson berjalan ke tengah stadium Harvard, sehari sebelum seluruh anggota tim Crimson High harus berangkat ke New Jersey untuk bertanding di Power Fields melawan Princeton Tigers. "Ares Escara!" teriak pelatih utamanya kepada kapten tim mereka.

"Noah Kim!" teriak Richard kepada koordinator tim defense dan pria itu seketika berjalan mendekati sang pelatih utama.

Ares dan Noah sekarang berhadapan dengan Richard yang bertanya, "What is this fucking strategy you guys are playing? Lebih dari setengah dari tim offense tidak datang untuk latihan terakhir—kita hanya punya George, Adan, Cole, dan Amir. We can't play tomorrow with half of the team! Aku sudah memberikan kalian waktu untuk mencari pengganti, tapi hasilnya sangat mengecewakan!"

Noah Kim lalu menjelaskan kepada Richard, "Coach, tim defense telah setuju untuk mengisi posisi tim offense yang kosong."

Selama dua minggu terakhir Ares telah berusaha untuk merekrut kembali tim offense-nya dengan hati terbuka. Namun ia hanya berhasil untuk merekrut kembali, George Lim, Adan Daniels, Cole Mont Pier dan Amir Mendosa. Ares tidak menyalahkan para pemain yang tetap meninggalkannya pada akhirnya dan tidak percaya akan visinya. Hanya saja Ares masih memerlukan lebih dari setengah total pemain untuk mengisi tim offense-nya. Ares berbicara kepada Noah dan tim defense-nya yang sekarang siap untuk membantu. Beberapa pemain defense akan memainkan dua posisi untuk mengisi kekurangan tim offense-nya.

"Hal ini dapat dilakukan dan tidak menyalahgunakan aturan NCAA, Coach—" jelas Noah Kim kepada Richard Watson. Pria itu menyipitkan matanya dan bertanya kepada Noah, "You need to ask me first before you decide on this, Noah. I'm still the lead coach of this team. Kenapa kalian tidak memberi tahuku sebelumnya?"

"Coach, tidak ada waktu—"

"Aku memberikanmu dua minggu, Escara."

"And we're giving you a solution. Noah dan aku—"

Richard Watson tertawa, "Wah, kamu tidak lagi tergagap? Sejak kapan Ares Escara mendapatkan kepercayaan dirinya? Do you think because you have a little bit of confident you can tell me what to do?"

"Coach—"

"Dengarkan dirimu sendiri. Kamu terlalu sombong untuk menjadi quarterback. Your solution is total shit. Kamu tidak bisa seenaknya mengalokasikan tim defense untuk bermain dua posisi hanya karena kamu tidak bisa merekrut kembali semua timmu."

"Why not?" tanya Ares yang sama sekali tidak mengerti apa yang dipermasalahkan Richard. "Menurut peraturan NCAA, Crimson High dapat mengalokasikan pemainnya untuk memainkan dua posisi. We can now focus on strategizing how to win tomorrow."

"Kita tidak akan bermain besok."

"Apa?"

"Kamu mendengarku sekarang. Kita tidak akan bermain, besok."

"Coach—" Ares dan Noah memanggil Richard secara bersamaan.

"Diam! Aku akan menarik Crimson High dari pertandingan besok. We're walking away from this game. Crimson High tidak akan mengalokasikan tim defense untuk memainkan dua posisi. It looks bad and we're not a second tier school. We're Harvard the number one school in the whole world. Kita tidak akan terlihat lemah. We'll walk away and let Princeton Tigers have this one."

"Coach, tapi kita semua siap...."

"Apa kamu tidak mendengarku? Kamu terlalu sombong untuk berpikir kamu dapat memutuskan hal ini. I will decide what we're going to do. Kamu hanya pemain di lapangan itu dan aku yang memutuskan selebihnya. Hanya aku yang mempunyai kuasa sepenuhnya. I am not letting this university and my name got tarnished because of you. Remaja sepertimu tidak tahu apa-apa mengenai football. Your naiveté is getting on my nerves. Setidaknya Rex tidak senaif dirimu dan ia tidak terlihat bodoh. Wrap up herewe're not playing tomorrow. Kamu menghabiskan waktu semua orang."

Richard Watson berjalan meninggalkan Ares dan Noah yang menatap sang pelatih utama dengan tatapan tertegun. "Apa yang telah kita lakukan, Ares?" tanya Noah tidak percaya.

"It's not about what we did. He just wanted us to fail."

Shall We Dance? | CAMPUS #03Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang