BAB LIMA PULUH SATU

2K 416 14
                                    

Norah Imogen sangat membenci orang kaya. Namun lebih spesifik, ia membenci orang kaya yang tinggal di dalam kampus Harvard. Mereka adalah orang-orang kaya yang sama sekali tidak memikirkan uang atau memedulikannya.

Namun ia tidak memiliki pilihan untuk menjadi parasit.

Parasit adalah orang miskin sepertinya yang mengambil pakaian bekas orang-orang kaya walaupun ia sangat membenci mereka.

Ketika musim kota Boston berganti dan cuaca mulai terasa sedikit hangat, para mahasiswa Harvard akan melakukan spring cleaning—yang berarti membuang pakaian musim dingin mereka dengan sembarangan ke tempat sampah. Para staf di Gedung Annex akan menggunakan kesempatan itu untuk mengambil pakaian yang masih sangat layak dipakai untuk mereka kenakan. Masalahnya, Armie Rem, supervisor ibunya 'lupa' untuk mengatakan kepada ibunya kalau spring cleaning telah dimulai semenjak dua minggu lalu. Hal ini membuat Sarah Kim terlambat dan tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan pakaian yang mereka inginkan. Kalaupun mereka mendapatkan pakaian, mereka hanya akan mendapatkan pakaian yang tidak diinginkan oleh staf lain dan biasanya sudah sangat kotor karena tertumpuk dengan sampah lainnya.

Norah memiliki banyak waktu semenjak Ares memutuskan untuk menjalankan misi merekrut anggota Crimson High dengan Nara Teagan. Setelah ibunya dengan panik berkata ia telah mencari keseluruh tempat sampah untuk pakaian dingin, tapi tidak menemukannya sama sekali, Norah berkata, "Mama, aku akan membantumu."

Sarah Kim memijat pelipisnya dan berkata, "Seharusnya Armie memberitahuku. Kenapa ia bisa melupakanku?"

"I don't think she forgets about you, I think she just don't want to tell you, Eomma."

Sarah membalas anak perempuannya dengan berkata, "Armie adalah orang yang sangat baik, Norah."

"She's nice, but is she genuine?" tanya Norah. "Aku akan membantumu mencari, Eomma. You need a new coat for winter. Last year you gave your coat you found in the dumpster to Tricia Farah. Sekarang kita perlu jaket baru. Pakaianmu untuk musim dingin sudah tidak layak."

"Norah, kamu akan pergi sekarang? Hari sudah malam."

"It's actually the right time," kata Norah. "Aku tidak ingin melihatmu menjahit jaket usang itu lagi, Eomma."

"Kemana kamu akan mencarinya?" tanya Sarah.

"Escara House," kata Norah yang bersiap-siapa.

"Norah—" nada ibunya memperingati.

"Eomma, mereka memiliki anak-anak terkaya di Amerika Serikat. Sampah mereka adalah emas bagi kita."

"It's not about that. Kamu tahu kalau Escara House adalah milik Fred dan Tyra. Mereka tidak akan suka kalau aku mendekati teritori mereka," jelas Sarah. Fred dan Tyra adalah koleganya dan mereka tahun ini memenangkan undian untuk mencari pakaian bekas di Escara House, asrama eksklusif yang ditinggali oleh para mahasiswa dengan orang tua yang sangat kaya raya di seluruh negara ini.

"Come on, Fred and Tyra already got their clothes two weeks ago I bet. Kalau aku sekarang kesana, mereka tidak akan mungkin menginginkan apa pun yang tersisa."

"It doesn't work like that around here. We must respect—"

"Eomma, but we need to survive," kata Norah kepada ibunya. "Aku akan kembali dengan jaket barumu."

"You need to get something for your own self as well, Norah," teriak ibunya ketika Norah sudah berjalan keluar dari pintu kamar mereka.

Norah hanya mengangguk dan berjalan keluar dengan tongkat jalannya. Ia menjadi terbiasa berjalan dengan kaki cedera dan tongkat yang diberikan Benny. Ketika ia sampai di belakang Escara House, Norah melihat setidaknya lima tempat sampah besar berjajar di salah satu dinding gedung asrama eksklusif dan termahal di kampus itu.

Norah mengerutkan dahinya dan berbicara kepada dirinya sendiri, "Jadi yang mana terlebih dahulu, Norah?"

Kelima tempat sampah itu terlihat sangat besar dan lebih tinggi dari tubuhnya ketika ia mendekati. Norah harus berjinjit ke salah satu tempat sampah untuk melihat ke dalam isinya dan menutup hidungnya karena mencium bau yang tidak sedap dari dalamnya. "Filthy, so not this one," kata Norah kepada diri sendiri.

Ia berjalan ke tempat sampah lainnya yang berjajar dan melakukan hal yang sama—ia berjinjit dan melihat ke dalam isinya. Kali ini tidak ada bau tidak sedap seperti makanan bekas yang ia hirup. Norah memosisikan tubuhnya untuk berjinjit sekali lagi untuk melihat ke dalam, hanya untuk mendengar suara rintih kecil. Norah mengeluarkan handphone-nya untuk menyalakan senter dan mengarahkannya ke dalam tempat sampah besar itu.

Suara rintih kecil itu terdengar kembali dan ketika Norah mengarahkan senternya, ia dapat melihat sesuatu bergerak mencoba menghindarinya. Norah mengerutkan dahinya dan ketika ia melihat sosok kecil itu, hatinya terenyuh. Sosok kecil yang merintih itu adalah anjing kotor yang tengah hamil dan terlihat sangat ketakutan melihat Norah. "Hey Little Mama, I'm not going to hurt you."

Norah menaruh tongkat jalannya dan dengan segenap tenaga mencoba untuk meraih anjing kecil itu yang terlihat ketakutan. Anjing kecil itu semakin mengubur dirinya ke dalam dan Norah semakin memajukan tubuhnya kedepan. Hanya saja Norah tidak menyadari hal itu membuat tubuh bagian teratasnya hampir masuk ke dalam tempat sampah. Ketika ia hampir berhasil meraih anjing kecil itu seluruh tubuh Norah sudah masuk ke dalam tempat sampah. Norah berteriak ketika wajahnya menyentuh plastik sampah dan tubuhnya sekarang masuk sepenuhnya ke dalam kotak sampah. "Sialan!" Norah dengan panik mencoba mendengar suara rintih kecil itu dan mencari sosoknya.

"Little Mama?" tanya Norah yang mencari di tumpukan sampah dan berharap ia tidak menyakitinya. "There you are," kata Norah ketika sosok itu terlihat bersembunyi di balik kain usang yang telah dibuang dan tidak diinginkan.

"Don't be scared," bisik Norah. "Aku akan menolongmu."

Norah meraih anjing kecil itu yang terlihat takut dan memeluknya dengan kain usang yang menutupi tubuhnya. "Aku akan membawamu pulang."

Norah mendongak dan terkekeh kecil kepada dirinya sendiri, "Aku akan membawamu pulang tapi pertama aku harus mencari cara keluar dari tempat sampah ini Little Mama."

Norah mencoba untuk berdiri, tapi semakin ia mencoba menegakkan tubuhnya, tumpukan sampah semakin membautnya sulit untuk berdiri. "Hold on, I'll figure out a way."

Ia meraih salah satu sisi tempat sampah dan mencoba menggunakannya sebagai pegangannya berdiri, sementara tangannya yang lain memegang anjing kecil itu yang bergemetar ketakutan. "I'll get you out, I promise—"

Ketika Norah berhasil untuk menegakkan tubuhnya, ia terkejut ketika sepasang mata biru yang begitu indah itu menatapnya. "Apa yang kamu lakukan di dalam tempat sampah, Norah?" tanya pria itu dengan bingung dan penasaran.

"Sup, Escara," balas Norah mencoba untuk terlihat santai dan menghindari tatapan pemilik mata biru itu. "I'm actually very busy right now, can't really talk. Kalau kamu perlu membuang sampah ada empat tempat sampah lainnya yang bisa kamu gunakan. This one is pretty... full with me in it."

Ares Escara menyipitkan matanya dan membalas wanita itu, kali ini mengejutkan Norah karena ia terdengar sangat marah ketika mengucapkan kata-kata berikutnya, "I'm going to ask you once and you're going to explain it to me, Norah. What's so important in that dumpster that you have to be inside of it?"

Wanita berambut merah itu mengangkat kain usang yang menampakkan sosok anjing kecil yang bergemetar di dalamnya dan Ares Escara tertegun dengan apa yang ia lihat. "She's pregnant and scared, Ares."

Shall We Dance? | CAMPUS #03Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang