35: Nurutin Ngidamnya Bumil

10.2K 700 208
                                    

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pesan Mommy jangan jadi silent readers dong!!! Vote dan komen juga.

Banyak yang baca tapi gak meninggalkan jejak vote ataupun komen sama sekali!!!!

**•̩̩͙✩•̩̩͙*˚ TAKDIR TERBAIK ˚*•̩̩͙✩•̩̩͙*˚*

Mayor Adam masih terjaga, dia mengamati sang istri yang tengah terlelap tapi terlihat gelisah. Keringat sebesar biji jagung padahal AC menyala, membuat Mayor Adam membangunkan Najla secara perlahan. Dalam pikirannya pasti sang istri tengah mimpi buruk.

"Sayang, bangun Dek." Mayor Adam mengelus pipi Najla, berharap bangun dari tidurnya yang gelisah.

"Dek Najla, bangun sayang." Kini Mayor Adam menepuk pelan pipi Najla, karena metode yang pertama tidak bisa membangunkan Najla.

Nafas Najla dalam tidurnya semakin memburu.

Sedangkan disisi Najla, gadis itu ingin bangun dari tidurnya tapi merasa sulit. Tanpa sadar air matanya keluar.

"Dek Najla, bangun sayang." Ia merasakan tepukan halus pada pipinya.

Perlahan tapi pasti, mimpi semula yang menghantui Najla kini mulai memburam, dan Mata yang semula tertutup kini mulai terbuka cepat.

Najla terbangun dari tidurnya.

Matanya meneliti ruangan sekitar, mengingat apa yang baru saja terjadi olehnya. Mimpi buruk itu sangat menakutkan. Dimana ia bertemu dengan masa lalunya, dan berakhir bertengkar dengan sang suami.

Najla menangis mengingatnya. Mayor Adam dengan sigap terbang dari acara rebahannya. "Sayang, kenapa hm?."

"M-mas?." Najla tercekat. Lelaki ini. Lelaki yang baru saja mengatakan akan merelakannya.

"Iya ini Mas, Dek." Ucapnya lembut.

Najla semakin menangis, Mayor Adam menarik Najla kedalam pelukannya. Khawatir? Tentu saja.

"Adek mimpi buruk?." Tanya Mayor Adam yang dijawab anggukan.

"Mimpi apa? Sini cerita sama Mas." Najla menggeleng, ia tak sanggup harus bercerita dengan suaminya.

"Ya sudah, nanti kalau mau tidur baca do'a dulu nggih... Supaya tidak mimpi buruk. Cup.. Cup... Cup..." Mayor Adam terlihat seperti seorang ayah yang tengah menenangkan anaknya dari mimpi buruk.

Tangisan Najla mulai mereda. Gadis itu malah terdiam memikirkan mimpi tadi.

Pertemuan dengan Alan di mimpi itu membuatnya semakin yakin kalau perasaannya dengan Alan sudah tidak sebesar dulu, atau malah terhapus karena kebersamaannya dengan Mayor Adam. Sosok lelaki yang mampu membuatnya tersenyum, sosok suami yang siaga, dan juga penyayang.

Perasaannya pada Alan terkikis semenjak ia menikah dengan Mayor Adam. Ia berjanji pada dirinya sendiri untuk mencintai suaminya. Dan sekarang, ia tidak ingin kehilangan suaminya itu.

"Mas." Panggil Najla lirih, disertai isak yang masih ada.

"Dalem, sayang?."

"Mas gak akan ninggalin aku kan?." Tanya Najla sambil menatap mata suaminya yang menyiratkan kekhawatiran.

Mayor Adam terdiam. "Mas tidak bisa berjanji, maaf bila sewaktu-waktu Mas dapat tugas, Mas harus meninggalkan kamu untuk sementara."

Mendengar jawaban suaminya, Najla kembali menangis.

TAKDIR TERBAIK (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang