8. Periodic Table Of Element

778 87 15
                                    

haii everyone!!
jangan lupa absen dari mana kalian tau cerita ini, okeyy?

HAPPY READING
-----

Mata mereka saling melirik antara satu sama lain setelah membaca kata perkata di gulungan kertas yang di pegang oleh Bria, angin berhembus kencang, sekeliling tiba-tiba saja terasa sunyi akan kebisingan, derap langkah kaki Bria mengalun indah seperti melodi yang memenuhi pendengaran mereka semua.

Tap
Tap

Mereka semua melangkah mengikuti langkah Bria yang berjalan ke arah samping sekolah yang terdapat pohon-pohon nan rimbun, yang menarik perhatian adalah, tingkat kedua curut pengidola Bria, siapa lagi jika bukan Jay dan Revan.

"Syutt!" Jay dengan suara berbisik menyenggol lengan Revan yang juga sama melangkah tapi tatapan mengidolakannya tak lepas dari Bria.

"Cakep banget gila, mana peka terhadap sekitar lagi calon pacar gue!" Mendengar khayalan dari Revan, membuat Jay menggeplak bahu Revan dengan pelan agar tidak mengganggu yang lainnya.

"Calon pacar gue, calon pacar gue! Bria itu calon pacar gue! Enak aja lo, ngaku-ngaku calon pacar Bria." Perebutan tentang Bria antara Jay dan Revan terus terdengar, beruntung mereka berdua melangkah di bagian akhir.

Vero sedari tadi hanya tenang mengikuti langkah Bria, tapi percayalah matanya sesekali menatap ke arah Leran dengan pandangan tak biasa.

"Bodoh amat, intinya Bria itu calon pacar gue! Bria secantik dan sebadas itu emang mau sama lo yang kek titisan setan?!" Mendengar perkataan Revan yang mengejeknya seperti titisan setan, Jay jadi naik pitam, wajahnya mulai memerah karna rasa kesalnya yang membubun tinggi.

"Diem lo bangsat, kalo gue titisan setan lo titisan dajjal! Enak aja lo bilangin gue titisan setan!"

"Dan satu lagi, dari awal Bria itu calon pacar -" Sebelum Jay menyelesaikan ucapannya, dirinya lebih dulu merasakan sakitnya tinjuan tak berbunyi di perut kotak-kotak miliknya. Sedangkan Revan, dia langsung kicep dan pindah berjalan ke samping Kenan dengan cepat, tidak ada yang lebih menakutkan daripada amukan seorang Aslan yang sepertinya sedang merasa panas sekarang.

Jay rasanya ingin mengumpat, tapi sesaat menoleh ke samping kirinya, 'eh hehehe si bos ternyata, kalo gini gimana cara marahnya.'

Netra hijau zamrud Aslan menatap seram wajah Jay yang sekarang cengengesan sambil sesekali meringis akan rasa sakit akibat pukulan tak berbunyi darinya barusan. Sedari Bria mendorong Kenan dan terjatuh di samping Kenan tadi, itu sudah mampu membuat dirinya merasa panas yang kentara.

Entah kenapa rasa panas itu terasa, padahal dirinya dan Bria belum pernah melakukan interaksi secara individu, mereka hanya pernah bersitatapan netra saat di parkiran. Menghela nafas, Aslan berusaha mengatur rasa panas yang dirasakannya.

Semua berhenti melangkah setelah berdiri di depan satu pohon rimbun, netra biru laut Bria menatap satu objek yang sedang mereka semua cari.

"Itu kotaknya?" Asa bertanya entah kenapa siapa, sambil mata kelincinya menatap kotak persegi yang terletak di samping salah satu pohon rimbun.

BriElle or BriAlla [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang