17. Berbeda

529 51 26
                                    

haii everyone!
aku double up nih, jangan lupa untuk absen dari mana kalian tau cerita ini, okey?

PLAYLIST "Mahen - Seamin Tak Seiman"
Happy reading!!
-------

BRAK

Setelah mendudukkan tubuh Bria di atas sofa berbahan dasar lembut yang ada di ruangan pribadi inti Griffin, Aslan tak lupa untuk menutup pintu dengan kasar dan menguncinya.

Sebelum berbalik badan, Aslan memejamkan matanya dan meremas rambut hitam legam nya dengan kuat, untuk menekan jiwa lain yang ada di dalam dirinya agar tidak keluar.

Bria menatap Aslan dengan pandangan bingungnya, ada apa dengan pemuda itu? Batin Bria, sambil memperbaiki tataan rambut blonde nya yang berantakan akibat gendongan ala karung beras Aslan tadi.

Bria tersentak saat merasakan pelukan dadakan yang di lakukan Aslan kepadanya, sungguh sesak. Aslan bahkan dengan mudahnya merubah posisi mereka yang mana sekarang Bria berada di pangkuan Aslan, masih dengan tangan Aslan yang memeluk pinggang ramping Bria dan leher Aslan yang berada di leher putih mulus Bria guna menghirup aroma khas seorang Bria.

"Babe, why are you close to other men?" Bria menggeser lehernya saat merasakan bahwa Aslan mulai menghisap leher jenjangnya, terasa sedikit aneh? Aslan yang paham bahwa Bria merasa tak nyaman pun langsung mengeratkan pelukannya untuk sedikit meredam rasa cemburunya akibat pemuda berambut abu-abu tadi.

"Lo kenapa?" Bria bertanya sambil menarik kepala Aslan yang berada di lehernya, agar menjauh. Aslan merasa candu akan suara Bria yang terdengar, tidak ada satupun dari bagian Bria yang tidak Aslan sukai.

"Bukan lo, tapi kamu baby, hm?"

Lingkaran tangan berurat Aslan pada pinggang Bria terlepas di gantikan dengan genggaman pada kedua tangan lentik Bria, manik hijau zamrud Aslan menelisik setiap detail wajah putih mulus Bria tanpa terlewatkan sedikitpun.

Semuanya sempurna! Tanpa cela sedikitpun. Mungkin menurut dunia tidak ada yang sempurna di dunia ini, tapi menurut Aslan, Ada! Bria! Dia sempurna akan segalanya.

"Shit!"

Beberapa saat terdiam dengan posisi yang terbilang sedikit intim, dengan Aslan yang mengangumi setiap inci dari wajah Bria, dan berakhir Aslan mengumpat dan kembali menenggelamkan wajahnya di leher jenjang Bria karna tatapan nya yang di balas oleh Bria dengan lekat. Entah apa yang terjadi kepada Aslan, Bria juga bingung, ada apa dengan pemuda ini?

Aslan meremas dengan pelan tangan Bria yang berada di genggaman tangan kekarnya, perut Aslan terasa seperti ada banyaknya kupu-kupu yang berterbangan, perasaan ini semakin hari semakin terasa membunuh, Aslan merasa terbakar akan Bria. Tanpa sadar Aslan memejamkan matanya sesaat, sesuatu yang besar terjadi di saat Aslan membuka kelopak matanya dan menampilkan manik berbeda dari hijau zamrud khas Aslan yang biasanya, yaitu manik hitam legam yang sayu dan manipulatif.

"Damn! You are mine, only mine!"

Bria tersenyum seram sesaat melihat manik mata Aslan yang berbeda, dia jiwa lain dari diri Aslan!
---------

Leran menatap takut pada pemuda di sampingnya, tangan lentiknya memegang seatbelt dengan kencang.

Mobil Ferarri yang di tumpangi nya saat ini tengah meleset dengan kecepatan penuh, bahkan melewati rambu-rambu lalu lintas yang sedang berwarna merah.

"Vero awas!" Jerit Leran melihat ada mobil truk bermuatan tiang-tiang listrik besar di depan dari arah berlawanan, jantung Leran seperti akan melompat kencang, setetes air mata sudah tidak bisa di bendung lagi.

Vero menatap datar, tangannya dengan mudah memutar kemudi melakukan beberapa pengukuran dalam matanya yang tajam, memutar setir kembali dengan cepat hingga mobilnya terangkat miring center of gravity, mobil truk yang bermuatan tiang-tiang listrik besar itu terkejut berubah memutar arah ke samping, tidak tahu jika ada tiang listrik besar di sana.

DRUK

Mobil kembali jatuh dan melintas seperti biasanya, tapi mobil truk di belakang mengalami kecelakaan sehingga menabrak tiang listrik.

"Kamu gila?! Kita hampir mati sia-sia hanya karna kamu, Vero!" Leran berbicara sambil memiringkan duduknya menatap tajam Vero dengan air matanya yang mengalir di pipi putihnya.

Vero menatap dalam Leran, mantan yang masih sangat sangat si cintanya. demi apapun, rasa cinta itu tidak berkurang hanya karna Vero mengetahui kebeda keyakinan antara dirinya dan Leran.

CKIT
CUP

Ada yang lebih mengejutkan dari Vero yang memberhentikan mobil yang di kendarai nya dengan tiba-tiba, yaitu suatu hal yang baru saja terjadi.

Leran memelotokan matanya saat merasakan sebuah benda lunak tak bertulang yang menyentuh bibir lembut nya, tak sadar Leran memejamkan matanya, Vero yang melihat itu menatap kelopak mata indah Leran yang tertutup dengan sayu, memejamkan matanya dengan menghisap kecil bibir mungil Leran dan merasakan begitu manis dan lembut nya bibir Leran.

Demi apa?! Ini first kiss antara Vero dan Leran.

Selang beberapa menit, Vero baru melepaskan lumatan bibirnya pada bibir Leran sesaat Leran memukul pundak nya pertanda mulai kehabisan nafas.

Hosh
Hosh

Vero menempel jidatnya dan Leran hingga saling bersentuhan, Leran mengatur nafasnya yang memburu dengan wajahnya yang terasa memerah karna malu akan hal yang baru saja terjadi. Vero tersenyum kecil sambil menjauhkan wajahnya menatap lucu ke arah Leran yang merasa salting, tatapan Vero turun ke bawah dan jatuh pada bibir Leran yang sedikit membengkak dan memerah mengkilat akibat saliva mereka.

'Berhenti bajingan!' Vero menekan perasaan nya yang ingin kembali mengecup bibir mungil seksi itu.

Netra Leran berusaha beralih natap ke arah lain, tanpa mau menatap ke arah Vero. Vero yang paham langsung memegang kedua pipi Leran agar menghadap ke arahnya, jari-jari Vero mengusap kecil pipi mulus Leran dengan pandangan yang menatap penuh cinta Leran.

"Can we go back to how it was before?" Pertanyaan dari Vero membuat Leran berdiam bingung akan menjawab apa.

"Kita itu, beda. Ada tembok tinggi dan luas yang membatasi kita," helaan nafas terdengar dari bibir pink Leran.

"Kamu dan Tuhan mu, aku dan Tuhan ku mempunyai norma yang berbeda,tangan yang kamu tampung dan Azan yang berkumandang dengan merdu di Masjid berbeda dengan tangan terlipat di dada dan bunyi lonceng yang berguman di Vihara."

"Dan aku tidak sejahat itu untuk merebut kamu dari Tuhan mu."
-----

Sampai jumpa di chapter selanjutnya ya
jangan lupa untuk vote dan komen sebanyak-banyaknya ya!

Tertanda
Senin, 5 Agustus 2024
wp_kuromi






BriElle or BriAlla [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang