haii everyone!
jangan lupa untuk absen dari mana kalian tau cerita ini, okeyy?HAPPY READING
-------Wajah cantik Flora terbentur pecahan piring dan lantai dengan kuat, darah mengalir dari jidat, pipi dan bibir Flora yang terbentur, tapi Bria tidak peduli. Bria bahkan dengan kasar memegang rahang Flora dan memaksa gadis itu untuk memakan Spanakopita miliknya tadi.
Flora terbatuk dengan kuat, wajahnya bahkan sudah di penuhi oleh cairan kental berwarna merah. Lihat saja, dirinya akan mengadukan segala perbuatan memalukan ini ke papa dan mamanya. Uh tamengnya papa dan mama nih, takut deh.
"Open your mouth properly bitch!" Bria terus memaksa Flora untuk memakan makanan yang telah kotor tersebut, bahkan Flora melakukan gerakan abstrak untuk menghindarinya tetapi Bria dengan kejamnya semakin mencengkram rahang miliknya.
Ada beberapa murid yang merasa kasian dan iba melihat keadaan Flora, tetapi mengingat apa yang di lakukan Flora selama ini yaitu membully siapa saja semaunya dan berbuat sesuka hatinya, membuat para murid jadi mendukung Bria yang sekarang mereka anggap sebagai Dewi pembalasan yang datang untuk membalaskan segala perbuatan Flora.
Mengingat sesuatu, Bria berjongkok. Tangan lentiknya mengambil garpu yang terletak tidak jauh dari tempat jatuhnya piring tadi, semua mata memandang segala gerakan yang di lakukan Bria. Dan
HAP
SREK
AKHHH
Bria dengan kejamnya menusuk benda bermata tajam itu ke telapak tangan Flora yang tergeletak di lantai, jeritan kesakitan Flora terdengar semakin memekakan telinga siapapun, jika di liat tampilan Flora sekarang sudah sangat berantakan dengan darah yang mengalir di mana-mana termasuk di tangan lentik Bria. Beberapa murid ada yang memejamkan mata mereka agar tidak melihat perbuatan menyeramkan Bria.
"Αυτό το χέρι, το χέρι που σχεδόν έπιασε το σαγόνι μου"
[Tangan ini, tangan yang hampir mencengkram rahang ku] Bria memutar secara acak garpu yang tertancap di telapak tangan Flora, beberapa murid ada yang menangis dan menutup mata mereka melihat bagaimana dengan kejamnya Bria memutar garpu tersebut, bahkan ada beberapa murid yang muntah melihat telapak tangan Flora yang hampir tembus akan benda bermata tajam itu.Netral biru laut Bria memandang dingin tangan yang hampir hancur itu, 'Sial' hasrat liarnya terasa mulai bangkit sekarang. Mencabut garpu yang tertancap itu dengan kuat, 1, 2, 3 dan
HUSHH
Semua orang membulatkan matanya, bagaimana bisa?! Mereka melihat bagaimana Bria dengan sadisnya melempar garpu berdarah itu hingga pas mengenai Cctv yang terpasang jauh di pojok kantin hingga pecah tak terbentuk.
'What the fuck?!'
'Daebak anjir!'
'Gilak! Sekali lempar'
'Tangan si mak lampir hampir bolong anjay'Bria tidak peduli dengan semua tatapan yang ditujukan kepada dirinya, berdiri tegak, Bria untuk yang kedua kalinya menyugar rambut blonde miliknya tanpa memperdulikan adanya darah di jari lentiknya.
Batin Bria berdecih melihat Flora yang hampir pingsan dengan keadaan yang sangat mengenaskan, padahal dirinya belum puas dan sekarang jiwa liarnya benar-benar telah bangkit.
Netra biru laut Bria menatap kearah Jingga, Asa dan Leran sejenak, berbalik, sesaat akan melewati pintu kantin Bria menghentikan langkahnya sebentar.
"Apapun itu, aku tidak menyukai orang yang menghina makanan. Fuck you if you're anyone's child, enjoy my first warning!"
-----
Matahari bergulir di gantikan oleh bulan, dan sekarang bulan juga telah bergulir dan kembali di gantikan oleh matahari. Walaupun hari telah berganti, kejadian kemarin masih saja terngiang di pikiran siapapun, bagaimana dengan sadisnya Bria menghajar Flora.
Nama BriElle semakin trending di kalangan sekolah menengah akhir, bahkan tagar dengan nama BriElle tersebar di seluruh media sosial. Dengan kedatangan Bria di sebagai murid baru di SMAL saja sudah mampu membuatnya trending, di tambah dengan kejadian di kantin kemarin semakin membuat nama Bria trending. Bahkan nama SMAL pun ikut terseret akan semuanya.
SMA ALOVMORA atau lebih di kenal dengan SMAL adalah sekolah menengah akhir berbasis internasional dengan basis sekolah yang modern mengikuti pergerakan zaman. SMAL juga termasuk kedalam jajaran sekolah elit yang terletak di Indonesia, memiliki fasilitas yang lengkap membuat SMAL diminati banyak khalayak. Tidak mudah untuk menjadi murid SMAL, karna akan ada beberapa tes tulis menulis dan tes psikotes yang tidak akan terlewatkan, bahkan setiap tahunnya hanya akan ada 3 murid beruntung yang mendapatkan beasiswa penuh.
Di dunia luar, masyarakat hanya mengetahui bahwa SMAL sekolah elit yang penuh akan tanggungjawab dan kesempurnaan yang terlihat, tapi percayalah. SMAL penuh akan guru bahkan kepala sekolah yang haus akan posisi dan jabatan, hanya anak donatur dan anak orang penting lah yang akan di dahulukan, semuanya berisikan para penjilat yang handal.
"Briaa!"
"Iya Asa?" Bria menolehkan kepalanya ke samping untuk melihat Asa yang masih fokus akan layar persegi di tangannya dan tidak melihat jalan yang di laluinya, bahkan sesekali Bria perlu menarik tubuh Asa agar tidak menabrak banyaknya siswa siswi yang berlalu lalang.
"Foto Bria udah di pasang di mading sekolah, liat nih!" Asa menunjukkan layar hp nya yang menyala dan menampilkan sesuatu. Bria yang melihatnya hanya mengangguk dan tidak peduli akan semua itu, sedangkan Asa menatap Bria memuja.
"Bria cantik banget, pantes jadi sampul SMAL generasi ke-3, aku jadi insecure." Bria yang mendengar ucapan bernada sedih Asa menjadi tersenyum kecil, menurut Bria semua perempuan yang ada di dunia itu cantik.
"Not for the insecure, all girls are beautiful with their own characteristics." Bria, ucapan Bria mampu membuat Asa semakin mengidolakan sosok Bria.
"Bria! Asa!" Panggil itu membuat keduanya berbalik.
"Udah selesai?" Tanya Asa sesaat Leran sudah berdiri di depan mereka berdua.
Leran menganggukkan kepalanya pertanda menyetujui pertanyaan Asa, "Seperti biasa di suruh mewakili sekolah untuk balet besok." Pernyataan Leran membuat Asa dan Bria menganggukkan kepalanya mereka mengerti, lalu mereka bertiga kembali melanjutkan langkah mereka ke arah kantin.
Leran, gadis cantik berdarah negeri ginseng itu adalah seorang atlet balerina yang telah di akui oleh banyak orang akan kemampuan baletnya. Beberapa kali Leran telah mengikuti Olimpiade tingkat nasional maupun internasional, dan satu yang di bawa oleh Leran. Yaitu, kemenangan.
"Jingga?" Pertanyaan singkat dari Bria membuat Leran dan Asa terkekeh geli, menurut mereka, Jingga dan Bria sama-sama kaku, cuek dan mengerikan. Mengingat kejadian kemarin membuat mereka merinding ngeri, teman mereka yang satu ini sangat-sangat ganas.
"Jingga tadi katanya mau ke toilet sebentar, nanti nyusul."
'Jay jadi pacar aku please!'
'Revan lo ganteng banget!'
'Ga bisa ga bisa, Vero lo terlalu hot!'
'Cowok bandana hitam punya gue, titik!'
'ASLAN FIX LO MILIK GUE!'Saat melewati lapangan basket, mereka bertiga mendengar pekikan heboh dari para siswi yang duduk di tribun. Leran dan Asa memberhentikan langkah mereka sesaat melihat Bria berhenti, netra biru laut Bria mengedar menatap satu-satu pemuda yang sedang bermain basket itu.
"Mereka itu, Griffin."
-------
see you in the next chapter!
jangan lupa untuk vote dan komen sebanyak-banyaknya ya!Tertanda
Sabtu, 27 Juli 2024
wp_kuromi
KAMU SEDANG MEMBACA
BriElle or BriAlla [Terbit]
Fiksi RemajaBUAT YANG PLAGIAT, AWAS LOH TANGANNYA, HATI-HATI AJA YA! Terbit di "Teori Kata Publishing" 1000% hasil pemikiran sendiri! Tolong budayakan untuk vote sama komen, okeyy? Eh jangan lupa jga untuk follow yaa! Brialla Rosela adalah gadis cantik bernetra...