haii everyone!
jangan lupa untuk absen dari mana kalian tau cerita ini, okey?PLAYLIST " Chase Atlantic - Heaven And Black"
Happy reading!!
------Di sebuah kamar mewah berdesain klasik modern dan di atas ranjang mahal bewarna vintage, 4 orang gadis cantik duduk melingkar di bibir ranjang dengan tatapan terara kepada gadis cantik berwajah pucat yang masih belum terjaga dari pingsannya.
2 pemuda berdiri di samping ranjang sambil bersedekap dada menatap khawatir, dan pemuda lainnya duduk di sofa sambil memejamkan mata mereka untuk menenangkan pikiran masing-masing, begitu juga dengan 2 pemuda kembar yang sudah babak belur akibat menjadi samsak pukulan maut dari Aslan, Theo dan Alan.
Masih berpakaian sekolah lengkap, semuanya menatap khawatir menunggu kesadarannya, mereka semua bahkan memilih untuk bolos hari ini, tenang saja tidak akan ada yang memarahi mereka, karna apa?
Gadis cantik itu, Bria. Kenapa tidak di bawa ke rumah sakit dan malah di bawa kembali ke mansion? Karna ini adalah permintaan Bria saat tersadar sebentar sebelum kembali kehilangan kesadarannya.
Aslan yang duduk tepat di samping tubuh lemas Bria selalu senantiasa menggenggam tangan lentik itu tanpa pernah melepaskan pandangannya sedikit pun dari Bria.
Ugh
Bunyi langkah kaki terdengar saling bersahutan mendekat sesaat mendengar lenguhan dari bibir pucat Bria, perlahan Bria berusaha mengatur cahaya yang masuk ke dalam retina matanya.
Netra biru laut Bria menatap satu persatu orang yang berdiri di sekitar bed nya, hingga tatapan Bria jatuh pada genggaman antara tangannya dan Aslan.
"What do you feel? Dizzy? Or wh-," pertanyaan Leran terpotong oleh suara pintu terbuka yang di susul masuk nya 2 orang yang tidak mereka kenali dan 1 orang dokter.
"Can you guys go out first?"
-------Setelah beberapa saat berlalu, di sini sekarang Aslan berada, di ruangan pribadi Venza. Tidak hanya ada Aslan dan Venza, tapi juga terdapat Zerena yang duduk anggun di sofa ruangan tersebut dengan tangan yang terlipat di depan dada.
Aura terasa sedikit mencekam, Aslan hanya memasang raut datarnya, dengan netra hijau zamrud khas Aslan yang menatap setiap pergerakan Venza dengan tenang.
Suara ketukan antara pena yang di yakini memiliki racun dan meja kaca itu terdengar memecah keheningan yang terjadi, Venza menelisik tampilan dan pembawaan Aslan yang tenang.
"Τι πρέπει να τολμήσεις για να έρθεις κοντά στην κόρη μου?"
[Apa yang kamu miliki hingga berani berdekatan dengan putri ku?]Aslan menggerakkan lidahnya yang ada di rongga mulut sesaat sebelum menjawab pertanyaan dari Venza yang terkesan menjebaknya.
"έχω τα πάντα-"
[Saya mempunyai segalanya-]"Συμπεριλαμβανομένου του θανάτου!"
[Termasuk kematian!]Venza dan Zerena yang mendengar jawaban tegas dari Aslan tersenyum seram, satu lagi.
"Give us one guarantee that you won't hurt our daughter."
SREK
"Saya Aslan Agraish Baskara tidak hanya berjanji, tapi juga bersumpah atas nama jiwa saya, untuk selalu menjaga, melindungi, mempercayai dan mematuhi apapun keinginan Ratu saya!"
Tidak perlu janji, tapi sumpah. Keturunan Baskara sangat memegang sumpah yang akan mereka bawa hingga mati tak bertulang di tanah.
Tetesan cairan kental berwarna merah menetes di atas lantai sehingga membentuk sebuah genangan kecil seperti danau, cuaca di luar berubah, angin berhembus kencang dan guntur saling bersahutan di langit seolah menjadi saksi dari sumpah seorang Aslan Agraish Baskara.
Venza dan Zerena saling tatap dan mengangguk tenang akan semuanya, percayalah, hanya beberapa halaman lagi semuanya akan tuntas.
-------"Kenapa tiba-tiba hujan deras?" Jay bertanya dengan polosnya saat melihat bagaimana derasnya hujan melalui jendela kaca besar yang terbuka.
"Hujan itu terjadi akibat dari perbedaan panas di lapisan tanah dan udara, selain itu-"
"Ini lagi gak di sekolah, gak usah jadi guru dadakan ya lo Bintang!" pemuda berambut abu-abu yang paham akan sifat Bintang tanpa jeda langsung memasukkan beberapa kue kering kecil yang ada di toples untuk menutup mulut Bintang.
Asa, Leran dan Jay menggelengkan kepala mereka melihat ke-2 kunyut itu.
Tuk
TukSemua yang ada di ruang tamu mengalihkan pandangan mereka ke arah tangga yang mana terdapat 2 pemuda kembar tak seiras yang sepertinya habis dari kegiatan bersih-bersih.
Ke-2 pemuda itu ialah sepupu dekat Bria, atau anak dari kakak laki-laki Venza. Yang pertama Arkharega Veneen Lendrick dan yang kedua Arkharegi Veneen Lendrick, kedua pemuda tampan yang memiliki visual tampan dan kepintaran yang hakiki tapi tidak untuk sifat mereka yang sangat minim, terutama kepada Brie dulu.
Sebenarnya tidak ada alasan kuat mereka dulu bersifat seperti itu kepada Bria, hanya mereka sangat membenci perempuan lemah dan sok naif seperti sifat Brie dulu. Itu juga dikarenakan Relin, mama mereka, perempuan licik nan gila harta dan dendam yang memasang topeng selayaknya perempuan baik-baik, lemah lembut dan polos yang menghalalkan segala cara untuk membalaskan dendam tak beralasan nya kepada keluarga Lendrick.
Tau apa yang terjadi kepada perempuan licik itu? Mati terpanggang di api besar yang khusus dibuat hanya untuk dirinya sorang, tentunya tidak langsung kematian, tapi ada hal ekstrim lain yang terjadi.
Tak ada rasa belas kasihan dari Rangga saat melihat tubuh istrinya terpanggang di api besar nan merah saat itu. Itu pantas, pantas untuk perempuan yang tak memiliki perasaan seperti Relin, ibu mana yang berniat menggugurkan kandungannya saat usia kandungannya memasuki usia 2 bulan? Ada, Relin orangnya.
Apa yang membedakan Rega dan Regi? warna rambut. Jika Rega rambutnya berwarna hitam legam maka berbeda dengan Regi yang berwarna coklat berkilau.
"Kalian di minta untuk menginap malam ini oleh, Mommy." Suara Regi terdengar sesaat dirinya memberhentikan langkah nya di anak tangga terakhir.
"Mari Non, mari Den, bibi antar ke kamar masing-masing." Semua mengikuti arahan Bi Jen yang membawa mereka menaiki tangga dan yang tersisa hanya Theo, Alan, Regi dan Rega.
"Kalian, siapanya Bria?" Pertanyaan dari Regi membuat Theo dan Alan menaiki alis mereka sebelah secara bersamaan.
"What is certain is that we are brothers who love Bria more than anything, including death, unlike you two who are bastards."
[Yang pasti kami adalah saudara yang mencintai Bria lebih dari apapun, termasuk kematian, berbeda dengan kalian berdua yang bajingan.]
-------
sampai jumpa di chapter selanjutnya ya
jangan lupa untuk vote dan komen sebanyak-banyaknya ya!Tertanda
Rabu, 7 Agustus 2024
wp_kuromi
KAMU SEDANG MEMBACA
BriElle or BriAlla [Terbit]
Fiksi RemajaBUAT YANG PLAGIAT, AWAS LOH TANGANNYA, HATI-HATI AJA YA! Terbit di "Teori Kata Publishing" 1000% hasil pemikiran sendiri! Tolong budayakan untuk vote sama komen, okeyy? Eh jangan lupa jga untuk follow yaa! Brialla Rosela adalah gadis cantik bernetra...