Prolog For BRIELLE

1.1K 135 12
                                    

Attention please!!!
Please kalo ada typo atau ada yang salah penulisan komen yah.
Jangan lupa absen dari mana kalian tau cerita ini, okeyy?

Happy reading
--------

Sunyi. Sunyi adalah kata yang cocok dan pas untuk menggambarkan sebuah mansion mewah berdesain klasik modern berlantai 2 yang sunyi seperti tak berpenghuni, gucci mahal dan banyak barang antik peninggalan bangsawan Yunani terdapat di berbagai lemari kaca berlapiskan berlian mahal.

Saat melangkah masuk melewati pintu utama mansion yang berdesain klasik mawar dengan naga yang melingkari, pandangan pertama yang di suguhkan adalah isi mansion yang berdominan berwarna coklat muda dan cream. Ukiran dinding, piano antik yang diatasnya terdapat beberapa lilin putih, sofa berwarna cream dengan jahitan merah serupa tetesan darah, meja yang terdapat bunga mawar hitam dengan vas kaca yang mengkilat, telpon rumah antik, dan lampu hias berbentuk bunga mawar yang tergantung apik di tengah mansion merupakan kesempurnaan yang indah.

Tangga marmer kaca yang berbentuk huruf 'Y' yang bordes sebagai pusat tangga, semakin menambahkan kesan mewah dan megah yang menyambungkan lantai 1 dan lantai 2, dengan lantai 2 yang berisikan banyak nya ruangan pribadi dan kamar pribadi yang mewah. Lantai satu sama halnya, hanya saja lantai satu memiliki ruang bawah tanah yang berisikan ruang tahanan dan ruang yang berisikan banyaknya senjata-senjata mahal dan antik yang tersimpan.

Berbelok kiri dari pintu utama, siapapun bisa melihat ada sebuah bar mini yang terdapat banyak botol kaca yang berisikan minuman mahal berhargakan fantastis. Dari bar mini ini, bisa terlihat sebuah pintu yang langsung mengarah ke samping dimana terdapat kolam renang dengan vibes yang dark dan kelopak mawar hitam yang berserak di atas air kolam.

Ada satu objek yang sangat menarik perhatian mata siapapun, yaitu sebuah pedang antik yang terletak khusus di pojok kanan mansion yang searah dengan jalan menuju ke pintu samping.

Pedang antik tersebut ialah, Xiphos. Xiphos adalah pedang satu tangan dengan mata pedang ganda. Xiphos dulunya menjadi senjata utama bagi militer Yunani bersama dory (tombak) atau lembing. Panjang pedang itu sendiri sekitar 60 cm. Xiphos biasanya digunakan untuk menusuk ataupun menebas karena bentuknya yang seperti daun dan biasanya digunakan apabila tombak yang dipakai sudah terlepas.

Percayalah, sebenernya ada banyak objek yang menarik perhatian mata siapapun yang memasuki mansion berdesain klasik modern ini, semua isinya mempunyai kisah dalam masing-masing.

Seorang gadis cantik dengan pakaian santainya sedang duduk terdiam di balkon kamar menatap sepi pemandangan yang tersaji di depannya saat ini, kesunyian selalu menemaninya di manapun. Mata biru lautnya sedikit menatap senang kupu-kupu hitam yang singgah di pembatas balkonnya saat ini, indah, semua bentuk kupu-kupu sangat indah.

Tak lama hinggap, kupu-kupu hitam indah tersebut kembali terbang dengan bebas di langit yang cerah saat ini, tanpa kupu-kupu hitam itu ketahui, gadis cantik yang saat ini menatapnya terbang kembali merasa sepi akan sendirinya.

"Rose kangen Daddy dan Mommy" Kesibukan kedua orangtuanya, membuat gadis cantik tersebut merasa semuanya berlalu dengan sendirinya.

"Kapan ya, Bang Rey sama bang Al bisa sayang sama Rose?" Pertanyaan yang sama dengan gadis cantik yang sama kembali terdengar di hari yang berbeda.

"Rose kesepian di sini, bang Rey sama bang Al gak pernah ajak Rose kemana-mana kalo mereka mau pergi, Rose pasti selalu di rumah sendirian." Setelah melanjutkan ucapannya, gadis yang menyebut dirinya sendiri dengan nama Rose tersebut menghela nafasnya dengan pelan. Agar lebih mudah, sekarang kita panggil gadis cantik ini dengan nama, Rose.

PRANGGGGGG

Suara itu mengangetkan Rose yang dengan segera berdiri membalikkan tubuhnya menatap ke sumber suara, jantungnya berdetak dengan kuat.

DEG

Foto keluarganya. foto keluarganya yang terpasang apik di dinding kamarnya selama bertahun-tahun tiba-tiba terjatuh begitu saja dengan kuat dalam hitungan detik, sehingga menyebabkan serpihan kaca bening berserakan di mana-mana.

Kaki jenjang teralaskan sandal berbulu berwarna hitam milik Rose dengan cepat berlari mendekat ke lantai yang terdapat foto keluarga dan pecahan kaca. Berjongkok, tangannya terulur untuk menggambil bingkai besar dan foto persegi panjang tanpa kaca tersebut, mata biru lautnya menatap khawatir foto yang berada di hadapannya saat ini, sama halnya dengan pikiran, Rose juga khawatir akan hal yang terjadi kedepannya.

Apapun yang terjadi kedepannya, dirinya mengharapkan hal baik lah yang terjadi kepada dirinya dan keluarganya. Walaupun feeling-nya mengisi kekhawatiran, berbeda dengan hatinya yang mengisi ketenangan.

Menghela nafas untuk yang kesekian kalinya, Rose berdiri dan melewati serpihan kaca di lantai dengan perlahan untuk meletakkan bingkai dan foto keluarganya di atas meja belajar miliknya. Rose berencana untuk turun ke lantai satu guna untuk mengambil alat pembersih serpihan kaca, sebelum melangkah keluar kamar, Rose menyempatkan diri untuk mengusap foto keluarganya.

Setelah itu dirinya kembali melangkah keluar kamar untuk ke lantai satu, guna menggambil barang yang di butuhkan nya.

Rose berjalan dengan cepat dari kamarnya menuju tangga, kenapa juga mansion ini harus di bangun sebesar ini? Padahal penghuninya hanya beberapa orang saja.

Sesaat akan segera sampai di tangga untuk turun, terdengar suara langkah kaki Rose yang saling bersahutan dan suara Rose yang memanggil maid pribadinya dengan cepat.

"Bi Jen!? Bi Jen dimana?" Kaki Rose menapak di anak tangga pertama dari atas dengan cepat, sambil mata biru lautnya celingukan mencari Bi Jen, maid pribadinya.

"Bi Jen? Rose bu-"

"Rose-"

Sebelum Rose menyelesaikan ucapannya, terdengar suara berat dari arah belakang lebih dulu memotong ucapannya. Suara itu, suara itu membuat Rose terkejut dengan tak sengaja kaki kirinya yang akan menapak di anak tangga berikutnya malah terbentur dengan kaki kanannya.

Rose kehilangan keseimbangan tubuhnya. Akibat itu, membuat tubuh Rose limbung dengan kepala yang terbentuk pegangan tangga dan tubuhnya yang berguling-guling sampai ke pertengahan antara pertemuan tangga.

Sedangkan pemuda yang memanggil Rose tadi mematung memandang kejadian yang baru saja terjadi di depan matanya, kejadian itu terus berulang seperti sebuah kaset rusak yang terpasang di kepalanya.

Bola mata berwarna biru langitnya memandang tubuh lemah Rose yang sudah terbaring di tangga dengan pandangan kosong, dirinya bisa melihat darah dari kepala Rose yang terus mengalir dengan derasnya hingga membuat genangan besar di sebelah kepala rose.

Tubuh Rose berhenti berguling tepat menghadap ke arah atas, dimana terdapat pemuda yang tadi memanggil namanya sehingga membuat dirinya terkejut. Tubuhnya terasa sakit semua, terutama di bagian kepalanya. Pandangannya pun mulai memburam, sebelum kesadarannya hilang, Rose menatap pemuda yang menatap kearahnya dengan kosong tersebut dengan pandangan senduh.

Air matanya menetes dan bersatu dengan kentalnya genangan berwarna merah yang mulai membentuk sebuah pulau kecil.

'Whatever my thoughts are, that is what I hope for, God'.

-----

See you in the next chapter 。⁠◕⁠‿⁠◕⁠。
Jangan lupa untuk vote dan komen ya!

Tertanda
Minggu, 21 Juli 2024
wp_kuromi

BriElle or BriAlla [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang