26. End

633 31 13
                                    

haii everyone!

jangan lupa untuk absen dari mana kalian tau cerita ini, okeyy?

PLAYLIST " Jisso - Flower "
Happy reading!!!
-----

Hujan deras bercampur kilat yang saling bersahutan di langit tak dapat memberhentikan lautan manusia yang saling berlawanan di bibir pantai berhenti, tetesan darah mengalir bercampuran dengan pasir dan di bawa arus oleh ombak yang besar.

Revan, pemuda gila itu tidak hanya mendatangkan 50 anak buahnya tapi lebih, walaupun begitu, mereka masih imbang dalam perlawanan, bahkan ada beberapa yang telah habis tumbang.

"JAY, BEHIND YOU!"

DUGH

Jay mengusap sudut bibirnya yang terasa kebas menggunakan punggung tangannya, pemuda tampan itu menatap setitik darah yang ada punggung tangannya, sedangkan Vero kembali melanjutkan aksinya.

"Shibal Sekiya!" Umpatan kasar berbahasa Korea Selatan itu terdengar keluar dari bibir seksi Jay.

BRUGH
BRUGH

Theo dan Alan melawan 11 orang secara bergantian, Raskar dan Bintang sibuk menembak dengan sesekali melayangkan tinjuan kuat mereka, Kenan, Vero, dan Jay saling membantu untuk menghabiskan 25 orang lebih di sekitar mereka, berbeda dengan mereka semua, Aslan selalu berdiri di belakang Bria dan menghabisi siapapun yang mendekat ke arah mereka dengan membabi buta.

Semua telah basah kuyup akibat dari deras hujan, dalam penglihatan siapapun, Aslan, Theo dkk terlihat sangat seksi dengan keadaan tubuh yang basah mereka terus menerus menghabisi musuh, beberapa luka yang mereka dapatkan juga membuat mereka terlihat semakin menggoda, kemeja putih senada para pemuda itu menyetak dengan jelas sixpack yang mereka miliki, sedangkan Bria, gadis cantik itu tak kenal lelah terus melayangkan peluru yang tersisa di hadapan para musuh.

Setelah berhasil menumbangkan lawannya, Aslan dengan segera memutar tubuh Bria menghadap ke arahnya.

SRET

Tangan kekar Aslan terulur untuk mengusap wajah mulus tak tercela Bria yang basah akibat derasnya hujan, netra hijau zamrud pemuda bertato kupu-kupu itu menajam saat menemukan segaris luka yang berada di tulang selangka Bria.

Bria merasa merinding akan perbuatan Aslan yang mengusap tulang selangka nya, di tengah dinginnya udara saat ini, netra biru laut Bria menatap wajah tampan Aslan dengan mata yang sesekali berkedip.

Jika tadi dan sekarang Aslan yang mengusap wajah dan tulang selangka Bria, maka bergantian sekarang Bria pula yang mengusap wajah basah Aslan, pemuda tampan itu tersentak dan beralih netra nya balas menatap Bria.

Di tengah derasnya hujan, mereka kembali melakukan skin ship untuk yang ke sekian kalinya. Theo dan yang lainnya di sela-sela menyerang, mereka menatap ke arah sepasang anak adam dan hawa yang tengah berpandangan-pandangan di depan sana dengan raut datar mereka, 1 nya bulol yang satunya lagi baru akan menjadi bulol.

Tapi seketika mata mereka semua melotot melihat sesuatu.

"BRIA! ASLAN!"

SRET
TES
TES

Tetesan darah Aslan berjatuhan ke pasir pantai yang basah, tetesan darah itu mengalir dengan derasnya melalui sela-sela kepalan tangan Aslan yang di dalamnya terdapat sebuah belati tajam, beruntung jika pemuda tampan ini memiliki kepekaan yang tinggi, sehingga benda bermata tajam itu tidak tertancap di punggung sempit Bria, yah walaupun melukai telapak tangannya.

BriElle or BriAlla [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang