15. Hal Yang Sama

551 54 27
                                    

haii everyone!
jangan lupa untuk absen dari mana kalian tau cerita ini, okey?

PLAYLIST" Enhypen- Bite me"
Happy reading!!
-----

SREK

Cairan kental berwarna merah mengalir dari sobekan perut Azam yang di sobek oleh Bria menggunakan pisau lipat kesayangannya yang terdapat ukiran mawar hitam di ujungnya, Bria dengan santainya memasukkan tangannya ke dalam sobekan itu dan mengaduk-aduk isi perut Azam dengan raut santainya. Bria bahkan tak tanggung-tanggung langsung menyobek bagian leher Azam hingga ke bagian pusarnya.

Tubuh Azan sudah sangat hancur, ada banyak sayatan yang masih basah di mana-mana, telinga nya yang hanya tinggal satu, bibirnya hancur, hidungnya sudah penyet, lidah yang tinggal setengah, matanya yang sudah hancur, untuk tangan dan kaki, Bria sengaja tidak melakukan apapun, dirinya sengaja menyisakan nya untuk bagian saudaranya yang lain.

Tanpa peduli dengan kondisi tubuhnya yang sudah terpenuhi oleh cairan kental berwarna merah termasuk rambut blondenya yang sudah basah, Bria terus mengaduk-aduk isi perut Azam, tangan Bria berhenti di bagian rongga dada di antara paru-paru, dan hap.

Bria mendapatkan apa yang dirinya cari, tanpa kata Bria mengangkat salah satu organ vital bagi manusia berbentuk menyerupai kerucut itu ke atas dengan santainya, sehingga organ vital itu terlepas dari tempat asalnya, yang mana membuat saluran superior vena cava, aorta, pulmonary arteri, dan saluran lainnya terputus hubungan dengan jantung sehingga sekarang bisa di katakan bahwa Azam telah pergi ke nereka, maybe?

Mata Bria menatap santai apa yang tergantung di tangannya, netra biru laut Bria ke depan di mana ke dua kakaknya yang menatap santai akan apa yang di pegang Bria.

"Ini jantung, you know? Ini atrium kanan, ini atrium kiri dan ini ventrikel kanan dan ini ventrikel kiri." Jari Bria menunjuk bagian-bagian yang di sebutkan nya tadi.

"Dan ini, sangat indah apabila di jadikan?"

PRUK

"Jantung geprek!"
-------

PRUK

Aslan menatap datar atas apa yang baru saja di pukulnya, apa itu? Jantung.

TRING

Manik hijau zamrud Aslan menatap datar beberapa potongan tubuh manusia yang berserakan di sekitarnya, satu objek yang sangat di perhatikan Aslan yaitu, sepenggal kepala manusia berambut berwarna abu-abu yang tergeletak di dekat benda favoritnya yaitu, samurai.

Aslan menekan rasa rindunya yang mulai membeludak kepada Bria, sial!

Aslan berjalan ke sudut ruangan yang terdapat sofa mahal berwarna hitam, dirinya mendudukkan tubuhnya dengan kepala menyender, tanpa peduli dengan tangannya yang terdapat percikan darah, Aslan menyugar rambut hitam legam nya dengan frustasi.

Tanpa kata Aslan mulai mengeluarkan sebatang rokok untuk di hisapnya, tangan kiri kekar Aslan mengeluarkan benda persegi miliknya dan menghidupkan nya hingga menampilkan wallpaper seorang gadis yang sedang berdiri di depan pintu kelasnya.

"Heii bro! What-" Jay, pemuda itu langsung memberhentikan sapaannya dan menutup hidungnya sesaat memasuki ruangan yang di tempati Aslan.

"Wow, wow." Sedangkan Vero? Menatap berminat akan yang terdapat di depan mereka.

Kenan? Kulkas 1000 pintu itu tersenyum seram menatap ke arah Aslan dan potong-potong tubuh manusia yang berserakan di depan nya secara bergantian.

Aslan menatap tajam teman-temannya yang masuk secara tiba-tiba ke ruangan pribadinya, Vero dan Kenan menyenderkan tubuh mereka ke dinding belakang mereka dengan tangan yang bersedekap dada, Jay? Pemuda tampan satu itu memejamkan matanya dan menutup mulutnya untuk menahan gejolak yang ingin keluar. Mereka memang berteman dengan darah dan kematian, tapi untuk Jay dirinya masih sering merasa mual melihat secara langsung apa yang di lakukan seorang psikopat 😭.

"Terlalu sulit kah hidup lo di tinggal Bria selama beberapa hari ini? Lo sama aja kayak Jay yang sempat gila karna Leora." Vero terkekeh mengetawai ke bucinan Aslan kepada Bria dan ke bucinan jay kepada Leora, pacarnya Jay. Yang mana sama-sama mulai mengikis kesadaran mereka berdua.

Aslan menatap Vero dengan pandangan datarnya, yang di balas Vero dengan tatapan jahil dan siulan jahilnya, Aslan menghembuskan asap rokok nya dengan santai lalu tanpa kata melempar sekotak rokok mahal hingga tepat mengenai dada bidang terbalut kemeja mahal Vero.

"Lo mah banyak bacot, mending urusin aja hubungan antara lo sama si Leran." Jay dengan raut datarnya nya membalas perkataan Vero, sungguh tidak sadar diri.

"Dulu siapa ya, yang di putusin langsung dugem 2 hari 2 malam? Mana nangis-nangis mau balikan sama Leran," ucapan Jay membuat Vero merasa sedikit kesal akan ucapan Jay yang terlalu di lebay-labay kan, memang sih dirinya waktu di putusin sama Leran dugem 2 hari 2 malam, tapi tidak untuk nangis, matanya hanya kelilipan saat itu, mana ada seorang Vero si badboy dan di buaya darat menangis.

Kenan si manusia kulkas 1000 pintu terkekeh seram, sungguh suaranya sangat candu dan serak. "You're both crazy just because of a girl!"

Perkataan Kenan, mampu membuat ketiga temannya menatap dirinya tajam. Kenan yang melihat tatapan tajam dari ketiga temannya langsung mengangkat kedua tangannya ke atas pertanda 'damai', jika Singa, harimau dan burung elang di gabung maka apa yang akan terjadi?

Vero melempar sekotak rokok mahal tadi ke arah Kenan yang di terima baik oleh Kenan, lalu tanpa kata Vero berjalan dan duduk di sofa yang sama dengan Aslan.

"Revan?" Satu kata dari Aslan membuat Jay yang sedang melihat ke arah jantung geprek itu tersentak.

"Anjing, lo ngagetin gue ege! Gue kira nih jantung geprek yang bicara." Penjelasan dari Jay, membuat Vero tertawa, sedangkan Kenan dan Aslan hanya menggelengkan kepala mereka.

"Si bolot, mana ada jantung bisa bicara," sahutan dari Vero membuat Jay mendelik, saking kesalnya akan kebacotan Vero, tak di sangka Jay mengambil jantung geprek yang terletak di bawah kakinya dan

PLAK

"BACOT! RASAIN TUH JANTUNG GEPREK, KABORRR!"

"What the fuck? JAYY! ASHOLE!"
[Bajingan!]
-------

"Baby stop, hm?" Bria memberhentikan pekerjaan nya yang sedang meremas bola mata dari Azam sesaat mendengar panggilan dari kakaknya.

Netra biru laut Bria menatap ke arah Theo lalu beralih menatap ke arah potong-potong yang ada di depannya, kepala Bria mengangguk sesaat merasa dirinya sudah lumayan puas atas semuanya.

Theo membantu Bria berdiri, lalu tanpa jeda Theo langsung menggendong depan tubuh Bria seperti koala. Netra tajam Theo beralih menatap Alan saudaranya yang sedang berjalan ke arah dirinya dan Bria.

"Taking a break, hm?" Alan menyempatkan mencium rambut blonde Bria yang sudah tercampur dengan darah dan keringat nya, aroma mawar hitam itu pun masih tercium dengan wanginya.

"Let me do the rest!"
--------

sampai jumpa di chapter selanjutnya ya
jangan lupa untuk vote dan komen sebanyak-banyaknya ya?

Tertanda
Minggu, 4 Agustus 2024
wp_kuromi

BriElle or BriAlla [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang