haii everyone!!!
jangan lupa untuk absen dari mana kalian tau cerita ini, okeyy?PLAYLIST "DHRUV- Double Take"
Happy reading!!
-------Tania dan Ajeng menatap terkejut ke arah Bria, 'kenapa gadis ini sungguh berani?' Pikir mereka 'apakah ada sokongan dari marganya?' Seolah tuli, Tania berdehem segenap untuk menghilangkan sedikit rasa malunya, sedangkan netral biru laut Bria menatap tenang akan deheman Tania.
"Apa benar kamu yang sudah membully Flora?" Bria tidak menjawab dirinya hanya diam menatap tenang ke depan dengan tangan yang terlipat di depan dada.
Tania menyerngit dan untuk yang kedua kalinya kembali bertanya akan hal yang sama. "Apa benar kamu yang sudah membully Flora?" Bria menganggukkan kepalanya dengan pelan beberapa kali, bukan untuk menjawab pertanyaan yang di lontarkan Tania, tapi untuk membenarkan prediksinya.
"Kamu ini masih murid baru! Sudah berani membuat masalah, apalagi dengan beraninya kamu membully Flora anak emasnya SMAL!" Bria memasang wajah bingungnya, anak emas? Pfutt.
"Kamu bisu ya?!"
Tidak mendapatkan jawaban lagi atas pertanyaannya membuat Tania mulai merasa geram, sama halnya dengan Tania, Ajeng juga mulai merasa kesal akan keterdiaman nya Bria.
Tidak tahan lagi akan keterdiaman Bria, Ajeng dengan berani melangkah maju dan berdiri tepat di hadapan Bria. Jari telunjuk kiri Ajeng dengan berani menunjuk tepat di depan wajah Bria, raut wajah Bria mulai berubah.
"Kamu! Kenapa kamu membully anak saya hah? Apa salah anak saya?!"
"Jawab omongan saya!! Kamu beneran bisu ya!?"
"Oh apa jangan-jangan kamu tidak pernah di ajarin sopan santun oleh keluarga kamu ya? Iya?!" Cukup! Bria mulai merasa muak, sungguh membuang-buang waktunya saja, dan apa tadi? Beraninya hama satu ini membawa-bawa keluarganya.
"Atau keluarga mu sama seperti kamu yang berandal ini?!"
KREK
AKHSesaat terdengar teriakan kesakitan yang bersumber dari Ajeng, dirinya kaget akan rasa sakit yang teramat di jari telunjuk kiri nya. Bria berdiri dari duduknya hingga membuat Ajeng mundur beberapa langkah dari posisi awalnya.
Tania? Dia dengan cepat melangkah menggunakan heels tingginya itu menuju ke Ajeng, "Anda tidak papa, Bu?" Ajeng yang sedang meringis menatap jari telunjuk nya pun mendongak menatap Tania dengan tajam.
"Saya mau, gadis itu di hukum dengan hukuman yang setimpal!" Tidak kapok akan hal yang baru saja di rasakan nya, Ajeng kembali mengulang hal yang sama, yaitu menunjuk Bria menggunakan jari telunjuk tangan kanannya. Mendengar perintah dari Ajeng, Tania dengan segera berbalik menatap Bria yang juga sama menatap nya dengan pandangan tajam. 'Kenapa ruangan ini terasa menyesakan?'
Menekan rasa gugupnya, Tania dengan berani balas menatap tajam Bria walaupun dalam hati gemetar tak karuan. "K-amu," Tania menelan ludahnya dengan gugup sesaat Bria berjalan maju mendekat ke arahnya, entah kenapa aura dominan Bria sangat menyesakan.
"Hm?" Tania mulai merasakan susahnya bernafas hanya dengan kata 'hm?' dari Bria, Ajeng yang melihat keterdiaman Tania mulai merasa kesal. 'Perempuan bodoh!' Umpatnya.
Tania memajukan sedikit kepalanya mendekat ke arah Ajeng, kemudian bibir berwarna merah menyala itu berbisik dengan pelan. "Cek seratus juta!" Mata Tania langsung berubah menjadi bersinar, sedangkan Bria menatap kedua orang itu dengan pandangan bodohnya.
Sungguh bodoh, apakah Ajeng kira Bria tidak mendengar bisikan itu? Ucapan di dalam hati saja Bria tau, apalagi itu bisikan. Tidak sulit bagi Bria untuk mengetahui isi pikiran orang dan mendengar bisikan yang bernada kecil, percayalah telinga Bria lebih tajam dari seekor kelelawar dan ngengat.
Berdehem sejenak, Tania kembali menatap Bria tanpa rasa takut akibat dari sogokan cek 100 juta yang di janjikan Ajeng tadi.
"Kamu! Kamu saya skorsing selama satu minggu atas apa yang kamu lakukan kepada Flora dan Ibunya." Bria tidak menjawab melainkan menganggukkan kepalanya, 'besok waktu yang pas untuk memulai semuanya.' Tania dengan segera memutar tubuhnya menghadap belakang dan menatap ke arah Ajeng menggunakan mata berbinar akan uang, sedangkan Ajeng menatap Bria dengan pandangan sinis nya, tidak peduli dengan jarinya yang sepertinya sudah patah karna dirinya tidak merasakan apapun dari jari telunjuk kiri miliknya.
Sesaat Tania ingin meminta cek yang di janjikan oleh Ajeng, tapi mengingat masih adanya Bria di ruangan ini membuatnya mengurungkan niatnya, masih punya malu ternyata. Kembali berbalik menghadap ke Bria, bibir berwarna merah menyala Tania terbuka untuk ngusir Bria dari ruangannya.
"Sekarang kamu-" Tania memberhentikan ucapannya dan memelototkan matanya sesaat melihat Bria yang dengan sengaja mendudukkan bokong indahnya di atas meja kaca miliknya, dengan tangan lentik Bria yang terulur mengambil vas kaca yang terlihat indah nan mahal, bahkan tangan lentik Bria dengan santainya memutar-mutar vas kaca yang berisi bunga mawar putih itu.
"Apa yang kamu lakukan!? Berdiri! Dan, h-eii! letakan kembali vas itu!" Bria tidak peduli akan ocehan Tania, di dalam hati Bria menghitung mundur akan satu hal.
3
"Letakan vas itu dan berdiri! Apa kamu tau harga meja dan vas itu bahkan lebih mahal dari harga diri kam-"
2
PYARTernyata lebih cepat dari perhitungan Bria. Tania dan Ajeng entah untuk ke berapa kalinya kembali memelototkan mata mereka. Tania syok, vas bunga berharga fantastis nya pecah dengan begitu saja? Tubuh Tania bahkan terasa lemas, vas ini bahkan baru beberapa hari berada di ruangannya. Dan sekarang apa?
Bria berdiri dan memasang wajah seolah prihatin nya sambil menatap mawar putih dan pecahan kaca yang tergeletak di dekat kakinya.
"KAMU BENAR-BENAR ANAK BERANDALAN!"
"APA KAMU SANGGUP MENGGANTI HARGA VAS BUNGA MAHAL SAYA, HAH?!"
PLAK
Mata Tania mendadak terkesiap akan benda yang di lemparkan Bria di atas meja, bahkan Ajeng juga memasang wajah kagetnya.
Tania dan Ajeng sama-sama melangkah mendekat ke meja dan dengan tangan yang gemetar, mereka memegang masing-masing satu kartu hitam yang berdesain elegan dan berkelas lemparan Bria tadi. Keduanya saling tatap, 'ini sungguhan?'
Netra biru laut Bria menatap mereka berdua dengan tatapan jijik, sungguh.
"Bukankah vas bunga itu anda beli menggunakan uang hasil sogokan dari salah satu wali murid kan?" Tania tersentak saat mendengar ucapan Bria, 'darimana gadis itu tau?' Pikirnya.
"Sungguh memalukan! Thank you damn for the 1 week punishment, I'm going to really enjoy it."
------jangan lupa untuk vote dan komen sebanyak-banyaknya yaa!
kasih aku masukan yah setiap paragraf nya klo ada yg salah 😭Tertanda
Rabu, 31 Juli 2024
wp_kuromi
KAMU SEDANG MEMBACA
BriElle or BriAlla [Terbit]
Novela JuvenilBUAT YANG PLAGIAT, AWAS LOH TANGANNYA, HATI-HATI AJA YA! Terbit di "Teori Kata Publishing" 1000% hasil pemikiran sendiri! Tolong budayakan untuk vote sama komen, okeyy? Eh jangan lupa jga untuk follow yaa! Brialla Rosela adalah gadis cantik bernetra...