01

33.4K 1.2K 3
                                    

Kini hanya penyesalan yang dia rasakan, bahkan rasa sakit yang menerpa tubuhnya tidak sebesar penyesalan yang menyiksa batinnya.

Andai saja dia bisa menyadari perasaan tulus suaminya, andai dia menyadari lebih awal tentang rencana adik tirinya, andai dia tidak terlalu percaya pada pria yang tidak seharusnya, andai andai dan andai...

Dia hanya bisa berandai-andai karena kenyataannya semuanya telah hancur, seluruh miliknya telah di renggut darinya, perusahaannya, rumahnya, bahkan orang-orang yang menyayanginya telah pergi meninggalkannya, kini dia hanya sendirian.

Namun dia bisa bernapas lega, setidaknya dia akan segera menemui mereka, dia yakin kecelakaan yang di alaminya kini akan membuatnya bertemu dengan orang-orang yang tulus menyayanginya.

Dia bisa merasakan darah yang terus mengalir keluar dari tubuhnya, namun bibirnya tetap tersenyum, berpikir inilah hukuman yang memang pantas di berikan Tuhan untuknya.

Pada detik-detik terakhirnya, dia melihat sebuah cahaya sebelum kesadarannya terenggut sepenuhnya.

'Tuhan, bolehkan aku egois dan meminta kesempatan kedua? Aku ingin memperbaiki semuanya'

********

Matanya mulai terbuka, sedikit mengerjap untuk menyesuaikan cahaya disekitarnya.

"Anda sudah sadar Nona?! " Itu bukan pertanyaan, melainkan pekikan terkejut karena mata yang telah terpejam sedari pagi, kini mulai menampakkan kilaunya.

Wanita itu menatap sekitarnya dengan kening berkerut, banyak pertanyaan yang kini memenuhi pikirannya, bukankah dia sudah mati? bukankah ini kamarnya sebelum dia diusir? bagaimana dia bisa berada di sini setelah mengalami kecelakaan maut itu? apa-apaan ini?!

"Nona? " Wanita dengan pakaian pelayan yang berlutut di samping ranjang merasa heran dengan keterdiaman majikannya.

Mendengar panggilan itu membuatnya tersadar dari lamunannya, dia baru sadar jika di samping ranjang tempatnya berbaring ada seorang pelayan yang dulunya adalah pelayan pribadinya, namun itu sebelum semua tragedi itu terjadi.

"Mira? Apa yang terjadi? " Tanya nya bingung.

"Maafkan kelalaian saya Nona, karena saya, Nona tidak sengaja meminum obat tidur " Ucap sang pelayan dengan raut bersalah.

Lagi-lagi keningnya berkerut, meminum obat tidur? Bukankah dia kecelakaan? kenapa jadi meminum obat tidur?

Tiba-tiba matanya membelalak saat mengingat ada kejadian serupa di masa lalu, tepatnya dua tahun yang lalu.

Melihat ekpresi Nona-nya, pelayan itu beranggapan jika majikannya marah dengan apa yang terjadi, jadi dia buru-buru menambahkan.

"Pria itu sudah di hukum Nona " Ujarnya cepat.

Mendengar kalimat itu membuat wanita yang baru sadar semakin membelalakkan matanya.

Kenapa kalimatnya sama persis?!

Apa jangan-jangan.... DIA MENGULANG WAKTU?!

Kini hanya itu yang bisa dia pikirkan, karena tidak mungkin dia bisa selamat dari kecelakaan maut yang dialaminya, lebih tidak mungkin lagi orang-orang itu membiarkan dirinya memasuki kamar ini hanya untuk mendapat perawatan.

Apakah Tuhan benar-benar mengabulkan keinginannya untuk mendapat kesempatan kedua? Namun dia tidak mungkin seberuntung itu, jika dia benar-benar mengulang kehidupannya, pasti Tuhan ingin dia memperbaiki semua kesalahan yang telah dia perbuat.

Tunggu! Jika dia memang kembali ke dua tahun yang lalu, saat dirinya tidak sengaja meminum obat tidur, berarti pria yang dimaksud Mira tadi adalah..... Suaminya!!

Memanjakanmu di kehidupan kedua (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang